Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) membawa berbagai perubahan terhadap aktivitas pengguna. Salah satunya kehadiran asisten virtual di smartphone dan berbagai perangkat teknologi.
Namun, perkembangan AI mulai berjalan ke arah baru. Kini, pengguna bisa lebih santai dan "menyuruh" AI untuk melakukan berbagai hal untuk mereka.
Baca Juga
Pada November 2022 misalnya, OpenAI merilis chatbot AI bernama ChatGPT. Setelah perilisannya, tool ini berangsur jadi populer di dunia teknologi.
Advertisement
Meski ChatGPT bisa menjadi bantuan bagi banyak orang, chatbot AI ini juga jadi "ancaman" bagi banyak brand dan perusahaan teknologi. Salah satu yang tidak begitu senang dengan ChatGPT adalah Amazon.
Mengutip Gizchina, Minggu (29/1/2023), Amazon kini sangat waspada dan dengan tegas memperingatkan seluruh staf dan karyawannya untuk tidak berinteraksi dengan ChatGPT.
Amazon belum lama ini memperingatkan para sfat untuk tidak menggunakan ChatGPT untuk menulis kode atau membagikan kode yang sudah ditulis dengan ChatGPT untuk penyelesaian.
Kanal internal Slack milik Amazon disebut-sebut banyak mendapat pertanyaan dari staf mengenai penggunaan ChatGPT. Sejumlah staf bertanya pada Amazon, apakah ada petunjuk resmi penggunaan ChatGPT pada perangkat kerja.
Sementara sejumlah staf lainnya bertanya-tanya apakah mereka diizinkan untuk bekerja menggunakan tool berbasis AI. Seorang karyawan bahkan meminta divisi cloud computing Amazon Web Service (AWS) untuk mengklarifikasi pendiriannya tentang penggunaan alat AI generatif (AIGC).
Larang Karyawan Berinteraksi dengan ChatGPT
Tidak butuh waktu lama, seorang pengacara Amazon pun bergabung dengan diskusi di Slack internal karyawan itu.
Hasil screenshot di saluran komunikasi internal tersebut memperlihatkan pengacara memberi peringatan kepada para staf, untuk tidak memberi info rahasia Amazon apa pun kepada ChatGPT, termasuk kode yang sedang tulis.
Pengacara ini juga menyarankan staf untuk mengikuti kebijakan rahasia perusahaan yang ada, karena beberapa tanggapan ChatGPT terlihat sangat mirip dengan situasi internal Amazon.
"Ini sangat penting, karena masukan kamu dapat digunakan sebagai data pelatihan berulang bagi ChatGPT. Kami tidak ingin hasilnya mengandung atau menyerupai informasi rahasia perusahaan," tulis pengacara tersebut.
Hal ini memperlihatkan bahwa kemunculan tiba-tiba dari chatbot AI tersebut telah menimbulkan banyak pertanyaan etis yang baru.
Advertisement
Apa Itu ChatGPT?
Bagi kamu yang masih bertanya-tanya apa itu ChatGPT, sebenarnya, ChatGPT adalah alat komunikasi berbasis AI yang merespons berbagai pertanyaan dengan lebih jelas dan kadang-kadang jawabannya juga sangat cerdas.
Penyebaran ChatGPT yang pesat juga berpotensi membuat berbagai industri jadi terdampak. Mulai dari industri media, akademi, dan layanan kesehatan. Apalagi, ChatGPT besutan OpenAI ini mendorong upaya untuk menemukan kasus penggunaan baru untuk chatbot dan kemungkinan dampaknya.
Bagaimana staf perusahaan berbagi informasi rahasia dengan ChatGPT serta apa yang tengah dilakukan pengembangnya bisa menjadi masalah yang pelik bagi dunia teknologi.
Hal ini pun dianggap begitu penting bagi Amazon, karena saingannya, Microsoft telah mengguyurkan banyak investasi pada OpenAI. Saat ini dilaporkan, jumlah investasi Microsoft di OpenAI tercatat sebesar USD 10 miliar.
(Tin/Isk)
Tidak Transparan Soal Penggunaan Data
Pengajar linguistik komputasional dari University of Washington mengatakan, "OpenAI jauh dari transparan tentang penggunaan datanya, tetapi jika data itu digunakan untuk pelatihan, saya harap perusahaan berpikir, setelah ChatGPT digunakan secara luas, mungkinkah memperoleh informasi rahasia perusahaan swasta?"
Amazon Lacak Karyawan yang Pakai ChatGPT
Masih menyoal Amazon, perusahaan memiliki level keamanan yang berlapis dalam hal pendeteksian staf yang memakai ChatGPT.
Misalnya, sejumlah screenshot yang beredar memperlihatkan, ketika staf menggunakan perangkat kerja untuk mengakses website ChatGPT, muncul pesan peringatan yang menyebut, mereka berupaya mengakses pihak ketiga yang tidak disetujui oleh Amazon Security.
Menurut seorang staf, mereka tidak bisa merangsek masuk meski dengan mengklik "Acknowledge." Staf tersebut beranggapan, pesan peringatan itu untuk melarang mereka membagikan berbagai info rahasia perusahaan ke ChatGPT.
Meski begitu, sejumlah karyawan menggunakan AI tools sebagai software "asisten coding" untuk membantu meningkatkan lini kode internal.
"Saya rasa akan sangat baik untuk memiliki fungsionalitas tersebut, saya rasa adanya panduan akan sangat baik," tutur seorang karyawan di Slack.
Advertisement