Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah mencapai kesepakatan dengan Belanda dan Jepang untuk membatasi akses China ke mesin pembuat chip.
Menurut laporan Bloomberg, dikutip dari Engadget, Minggu (29/1/2023), pejabat dari kedua negara sepakat mengadopsi beberapa kontrol ekspor seperti AS untuk mencegah perusahaan seperti NVIDIA menjual teknologi terbaru mereka ke China.
Baca Juga
Perjanjian itu dilaporkan akan mengontrol ekspor pada perusahaan yang memproduksi sistem litografi, termasuk ASML dan Nikon.
Advertisement
Namun demikian, AS, Belanda, dan Jepang tidak berencana untuk mengumumkan perjanjian tersebut secara publik.
Selain itu, penerapannya dapat memakan waktu “berbulan-bulan”, semberi ketiga negara itu menuntaskan perincian hukum terkait aturan baru ini.
“Pembicaraan sedang berlangsung, sudah lama, tapi kami tidak berkomunikasi tentang hal ini," kata Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, menanggapi pertanyaan tentang negosiasi.
Menurut Bloomberg, perjanjian tersebut akan mencakup setidaknya beberapa mesin litografi perendaman ASML.
Batasi China ke Akses Mesin Litografi
Pada tahun lalu, ASML adalah satu-satunya perusahaan di dunia yang memproduksi mesin extreme ultraviolet lithography (EUV) yang dibutuhkan pembuat chip untuk membuat semikonduktor 5nm dan 3nm untuk smartphone dan komputer terbaru.
Menjegal China dari produk ASML adalah upaya pemerintahan Joe Biden untuk membekukan industri chip dalam negeri negara tersebut.
Sebelumnya, media pemerintah Tiongkok melaporkan bahwa SMIC, produsen semikonduktor terkemuka di negara itu, telah memulai produksi volume chip 14nm dan berhasil mulai membuat silikon 7nm tanpa akses ke peralatan pembuat chip asing.
China mengatakan SMIC sedang mengerjakan pembuatan semikonduktor 5nm, tetapi tidak jelas bagaimana perusahaan akan melakukannya tanpa akses ke mesin EUV.
Advertisement
Selundupkan Ratusan Chip Intel dan iPhone, Wanita di Tiongkok Pura-Pura Hamil
Di luar dari isu di atas, petugas bea cukai di Tiongkok menangkap seorang wanita yang berpura-pura hamil, sebagai modus operandi untuk menyelundupkan ratusan prosesor Intel dan beberapa iPhone.
Dengan menggunakan sebuah prostetik yang diikatkan ke perut, pelaku menyembunyikan produk-produk selundupan itu, walau pada akhirnya digagalkan juga oleh petugas di Pelabuhan Gongpei.
Enam+01:05VIDEO: Apple Bakal Rilis Airpods Versi Murah di PasaranWanita itu dilaporkan memasuki Tiongkok daratan dari Makau pada 25 November 2022. Seorang petugas bea cukai yang melihat tentang postur tubuhnya yang tidak normal pun bertanya padanya.
Dilansir The Register, dikutip Selasa (13/12/2022), wanita itu mengklaim dirinya sedang hamil lima atau enam bulan. Namun, petugas itu curiga karena perutnya terlihat cukup besar untuk berada di trimester ketiga.
Petugas bea cukai pun menggunakan mesin pemeriksaan untuk memeriksa kejanggalan itu. Ditemukanlah bahwa wanita tersebut tidak hamil.
Selain itu, ketahuan juga bahwa dia menggunakan prostetik untuk menyembunyikan 202 chip Intel serta sembilan buah iPhone. Menurut petugas bea cukai, wanita itu pun akhirnya ditahan.
Ini bukan kejadian pertama seseorang mencoba menyelundupkan prosesor melewati pos pemeriksaan bea cukai Tiongkok.
Dalam beberapa pekan pada musim panas 2021 misalnya, petugas menangkap tiga pengemudi truk yang mencoba menyelundupkan chip.
Tahun lalu, petugas bea cukai di Tiongkok menemukan seorang pengemudi truk yang mencoba menyelundupkan 256 CPU Intel senilai sekitar 800 ribu yuan (sekitar Rp 1 miliar), dengan cara menempelkannya di betis dan tubuhnya.
Infografis Cara China hingga Vietnam Tangani Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement