Liputan6.com, Jakarta - Hype mata yang kripto memang sudah tidak seperti dulu. Meskipun begitu, masih banyak orang yang memilikinya, dengan harapan nilai dari aset ini tetap akan bertumbuh secara stabil di kemudian hari.
Mengingat aset kripto sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi dan digital, pengguna pun harus waspada terhadap risiko kejahatan siber yang mengintai mereka.
Baca Juga
Hal ini karena ada banyak cara bagi penjahat siber untuk mencuri aset kripto pengguna internet, atau memanfaatkan kripto sebagai cara untuk menguras uang korbannya.
Advertisement
Mengutip siaran pers, Selasa (31/1/2023), perusahaan keamanan siber Kaspersky memberikan beberapa tips bagi pemilik aset kripto, agar terhindari dari serangan siber dan tetap aman.
Berikut ini tips menjaga aset kripto
- Gunakan kata sandi yang kuat dan unik. Menerapkan ini pada akun kripto Anda dapat membantu mencegah peretasan kata sandi dan serangan brute force.
- Hindari serangan phishing. Serangan phishing adalah upaya manipulasi agar mengungkapkan kredensial login atau informasi pribadi. Hati-hati terhadap email atau tautan yang mencurigakan, dan selalu periksa ulang URL sebelum memasukkan informasi login Anda.
- Jangan membagikan akses pribadi. Mendapatkan akses pribadi berarti membuka kunci dompet aset kripto Anda. Jaga kerahasiaannya dan jangan pernah membaginya dengan siapa pun.
- Edukasi diri sendiri. Tetaplah terinformasi tentang ancaman dunia maya terbaru dan praktik terbaik untuk menjaga keamanan aset kripto. Semakin banyak yang diketahui tentang perlindungan diri sendiri, semakin baik persiapan untuk mencegah serangan siber.
- Gunakan solusi keamanan. Solusi keamanan yang andal akan melindungi perangkat Anda dari berbagai jenis ancaman siber.
Banyak Pemilik Aset Kripto Tak Sadar Jadi Target Hacker
Dalam survei terbaru yang dilaporkan Kaspersky juga ditemukan, sebagian besar individu tidak menyadari potensi ancaman yang dihadapi oleh pemilik aset kripto.
Mengutip siaran pers, Minggu (29/1/2023), di survei ini, perusahaan keamanan siber itu menunjuk Arlington Research untuk melakukan penelitian online global kuantitatif dengan 12 ribu orang dari 16 negara.
16 negara ini adalah Austria, Brasil, Kolombia, Prancis, Jerman, India, Malaysia, Meksiko, Arab Saudi, Afrika Selatan, Spanyol, Swiss, Turki, UEA, Inggris Raya, dan Amerika Serikat.
Meski popularitasnya meningkat, hanya 25 persen responden yang merasa mengetahui atau sangat mengetahui tentang potensi risiko penggunaannya. Sementara, 23 persen malah tidak memiliki informasi sama sekali.
Di laporannnya, Kaspersky juga mengungkapkan, kesadaran akan ancaman ini menurun seiring bertambahnya usia, dengan konsumen yang lebih muda di bawah 35 tahun, terpapar lebih banyak informasi.
Advertisement
Pencurian dan Penipuan Virtual Jadi Sorotan
Dalam laporan tersebut dijelaskan juga, ancaman siber seperti pencurian dan penipuan virtual, adalah salah satu aspek negatif yang paling sering dikutip dari penggunaan aset kripto.
Pencurian disoroti sebanyak 27 persen responden sebagai perhatian utama mereka, sementara sorotan terhadap penipuan virtual mencapai 26 persen responden.
Sementara 38 persen responden tidak menyadari bahwa mereka bisa menjadi target ancaman kripto, bahkan jika mereka tidak memiliki aset kripto.
Kaspersky menegaskan, siapa pun bisa jadi target penambang kripto, program yang secara diam-diam menghasilkan aset kripto untuk pemiliknya menggunakan sumber daya komputer lain, baik mereka memiliki aset kripto atau tidak.
Di negara-negara Afrika Selatan dan Asia Pasifik, penipuan investasi kripto (masing-masing 23 persen dan 15 persen) dan aplikasi palsu (masing-masing 16 persen dan 15 persen) merupakan perhatian utama.
Â
Scammer Bakal Mengancam Korban
Laporan Kaspersky juga mencatat, di Eropa, masalah yang paling terlihat adalah serangan pemerasan.
Dalam kasus semacam itu, scammer mengancam bakal mengungkapkan riwayat penjelajahan korban di situs dewasa, kecuali mereka memberikan akses pribadiatau mengirim aset kripto (13 persen).
Lebih lanjut, 49 persen dari seluruh responden, tercatat sudah terpengaruh oleh kejahatan aset kripto dalam beberapa cara, mengungkapkan berbagai aktivitas kriminal di lapangan.
49 persen individu di survei juga tidak percaya sistem perlindungan saat ini untuk aset kripto efektif, dengan 40 persen pemilik aset kripto saat ini tidak percaya sistem perlindungan yang ada sudah cukup memadai.
(Dio/Isk)
Advertisement