Liputan6.com, Jakarta - OpenAI baru saja mengumumkan sebuah tools yang dibuat untuk mengenali apakah teks tersebut dibuat oleh manusia atau AI mirip dengan teknologi ChatGPT.
Tools ini hadir dua bulan setelah startup penelitian kecerdasaran buatan OpenAI ini memperkenalkan chatbot bernama ChatGPT.
Baca Juga
Diketahui, ChatGPT adalah tool chatbot yang mampu menghasilkan teks layaknya ditulis oleh manusia sebagai tanggapan pemintaan dari pengguna.
Advertisement
Kehadiran ChatGPT ini bukannya tanpa ada masalah. Beberapa diantaranya masalah plagiarisme dan konten curian juga menjadi perhatian dan ditakutkan oleh banyak pihak terkait teknologi ChatGPT ini.
"GPT-Classifier dirancang untuk mendeteksi dan mengenali apakah teks yang dibaca adalah karya ChatGPT atau buatan teknologi AI GPT lainnya," tulis OpenAI di blog perusahaan, Rabu (2/1/2023).
Perusahaan menjelaskan, tool GPT-Classifier saat ini baru bisa mengidentifikasi dengan benar 26 persen teks tulisan AI. "Sementara itu melabeli 9 persen teks manusia sebagai tulisan AI," katanya.
OpenAI juga mencatat, akurasi tool ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah teks yang ditulis. Sayangnya, tool GPT-Classifier ini baru bisa mendeteksi teks yang ditulis menggunakan bahasa Inggris.
"Pekerjaan kami dalam mendeteksi teks yang ditulis AI akan terus berlanjut, dan berharap dapat memberikan hasil lebih di masa mendatang," tulis Hendrik Kirchner, Ahmad, Aaronson, dan Leike.
Walau fungsi dan fitur GPT-Classifier ini masih terbatas, permintaan untuk tool pendeteksi ChatGPT atau lainnya ini sangat dinanti oleh banyak pihak.
Kreator ChatGPT ini juga berkomitmen untuk membuat dan merilis tool deteksi GPT ini secara gratis untuk dipakai pelajar, penulis, programer, dan lainnya.
Microsoft Lanjutkan Investasi ke Pembuat ChatGPT OpenAI
Microsoft menyebutkan, seperti dikutip dari laman resminya, Rabu (25/1/2023), perjanjian ini menyusul investasi sebelumnya pada tahun 2019 dan 2021.
Perusahaan mengatakan, perjanjian ini memperluas kolaborasi berkelanjutan di seluruh superkomputer dan penelitian AI, memungkinkan mereka untuk secara mandiri mengkomersialkan teknologi AI canggih yang dihasilkan.
"Kami membentuk kemitraan dengan OpenAI berdasarkan ambisi bersama untuk secara bertanggung jawab memajukan penelitian AI mutakhir dan mendemokratisasi AI sebagai platform teknologi baru," kata CEO Microsoft Satya Nadella
"Dalam fase kemitraan kami berikutnya, pengembang dan organisasi lintas industri akan memiliki akses ke infrastruktur, model, dan toolchain AI terbaik dengan Azure untuk membangun dan menjalankan aplikasi mereka," Nadella menambahkan.
Sam Altman, CEO OpenAI, mengklaim bahwa kemitraan mereka selama tiga tahun terakhir adalah sesuatu yang sangat luar biasa.
"Microsoft membagikan nilai-nilai kami dan kami bersemangat untuk melanjutkan penelitian independen kami dan berupaya menciptakan AI canggih yang bermanfaat bagi semua orang," kata Altman.
Dalam kerja sama ini, Microsoft akan meningkatkan investasi dalam pengembangan dan penerapan sistem superkomputasi khusus untuk mempercepat terobosan riset AI independen OpenAI.
Advertisement
Menerapkan Model OpenAI
"Kami juga akan terus membangun infrastruktur AI terkemuka Azure untuk membantu pelanggan membangun dan menerapkan aplikasi AI mereka dalam skala global," kata Microsoft.
Microsoft juga akan menerapkan model OpenAI di seluruh produk konsumen dan perusahaan, serta memperkenalkan kategori baru dalam pengalaman digital yang dibangun di atas teknologi OpenAI.
Selain itu, sebagai penyedia cloud eksklusif OpenAI, Microsoft Azure akan mendukung semua workload OpenAI di seluruh penelitian, produk dan layanan API.
Mengutip The Verge, investasi lanjutan Microsoft di OpenAI ini dilaporkan beberapa pekan setelah sebelumnya, perusahaan besutan Bill Gates dan Paul Allen itu, akan menginvestasikan USD 10 miliar ke OpenAI, yang terkenal berkat ChatGPT dan DALL-E 2.
Microsoft Matikan Platform AltspaceVR
Microsoft di satu sisi sepertinya mulai kendor dalam membangun ekosistem metaverse. Dalam posting blog perusahaan yang dilansir The Verge, Microsoft mengumumkan akan menutup AltspaceVR pada 10 Maret 2023.
Sesuai namanya, AltspaceVR merupakan platform VR (virtual reality) berbasis sosial. AltspaceVR diakuisisi Microsoft pada 2017.
Keputusan ini dilakukan karena perusahaan ingin fokus pada Mesh, mixed reality platform yang diumumkan perusahaan pada 2021 dan kemudian disebut akan hadir di Teams.
“Kami menantikan apa yang akan datang, termasuk peluncuran Microsoft Mesh, platform baru untuk koneksi dan kolaborasi, dimulai dengan memungkinkan tempat kerja di seluruh dunia,” kata Microsoft sebagaimana dikutip dari Engadget, Senin (23/1/2023).
“Dalam waktu dekat, kami memfokuskan upaya VR pada pengalaman di tempat kerja, belajar dari dan bersama pelanggan dan mitra awal kami, serta memastikan kami memberikan landasan yang memungkinkan keamanan, kepercayaan, dan kepatuhan.
Seiring waktu, kami berharap dapat memperluas pengalaman konsumen dengan baik," Microsoft memaparkan.
(Ysl/Isk)
Advertisement