Sukses

Eropa Ingin Terapkan Aturan Baru Soal Penggunaan AI dan ChatGPT

ChatGPT kini jadi chatbox AI paling populer, namun ada pula kekhawatiran tentang penggunaannya. Uni Eropa pun pertimbangkan adanya aturan baru mengenai penggunaan ChatGPT.

Liputan6.com, Jakarta - Komisioner Uni Eropa Bidang Pasar Internal Breton Thierry menyebut, sangat penting bagi Uni Eropa untuk memperkenalkan aturan baru bagi penggunaan teknologi kecerdasan buatan alias AI, terutama ChatGPT.

Menurutnya, Uni Eropa ingin agar orang berpikir, penggunaan ChatGPT dan perangkat AI lainnya adalah hal yang aman.

Mengutip laporan Gizchina, Selasa (7/2/2023), menurut Breton, ChatGPT meningkatkan kekhawatiran bagi sejumlah pihak, karena bisa dipakai untuk kecurangan termasuk dalam pendidikan, dan lain-lain.

Breton pun beranggapan, sistem artificial intelligence alias AI butuh aturan yang dibuat dengan segera dan standar global bagi industri. Kini, komisi Uni Eropa pun tengah mendiskusikan masalah ini di Brussels, Belgia.

Menurut Breton, komisi Uni Eropa kini tengah bekerja sama dengan Dewan dan Parlemen Uni Eropa untuk menentukan lebih lanjut aturan dan kebijakan mengenai AI.

"Orang-orang butuh mendapatkan informasi bahwa mereka berkomunikasi dengan chatbot, bukan dengan manusia. Diperlukan transparansi serta pengetahuan tentang risiko bias dan informasi yang salah (yang ditimbulkan oleh AI), kata Breton.

Mungkinkah Uni Eropa Larang Penggunaan ChatGPT?

Uni Eropa tengah mengerjakan aturan dan regulasi baru mengenai AI sejak beberapa waktu lalu. Tujuan utamanya adalah untuk menyeimbangkan manfaat dan risiko yang mungkin ditimbulkan, dalam hal ini terkait privasi dan diskriminasi.

2 dari 4 halaman

Identifikasi Biometrik Juga Diatur

Selain mengatur tentang chatbot, aturan yang tengah dipertimbangkan di Uni Eropa seputar AI adalah penggunaan sistem identifikasi biometrik. Aturan-aturan ini pun diyakini akan berdampak besar pada penggunaan dan kemajuan AI di negara-negara anggota Uni Eropa.

Kendati demikian, sebenarnya Uni Eropa tidak memiliki kekuatan untuk melarang model chatbot AI seperti ChatGPT, yang kini dianggap jadi chatbot paling maju.

Lebih lagi, dalam berbagai kasus, ChatGPT dianggap sebagai peranti yang cukup baik, yang memberikan respons berdasarkan pola yang dipelajarinya dari berbagai data teks.

Regulasi Uni Eropa ini disebut-sebut akan mengatur mengenai penggunaan data pribadi dan privasi, namun tidak akan mengarah pada pemblokiran langsung tool AI. Sebelumnya di Kolombia, seorang hakim memakai jaringan neural ChatGPT untuk mengambil keputusan pengadilan.

 

3 dari 4 halaman

Google Umumkan Perang Lawan ChatGPT dengan Bard

Terlepas aturan tentang AI, Google mengumumkan siap merilis chatbot berbasis kecerdasan buatan besutannya sendiri. Diberi nama Bard, chatbot ini disebut-sebut bakal menjadi pesaing ChatGPT yang mendapat dukungan dari Microsoft.

Adalah CEO Alphabet Sundar Pichai yang mengumumkan kehadiran Bard melalui blog perusahaan. Dikutip dari The Guardian, Selasa (7/2/2023), Bard menggunakan language model yang dikembangkan Google sendiri, yakni LaMDA.

"Bard berupaya menggabungkan luasnya pengetahuan di dunia dengan kekuatan, kecerdasan, hingga kreativitas language model kami. Kemampuan itu mengacu pada informasi dari web untuk memberikan respons baru dan berkualitas tinggi," tulis Sundar menjelaskan soal kemampuan Bard.

Dengan kemampuan tersebut, Sundar menjelaskan, chatbot AI Bard dapat memberikan beragam tanggapan berdasarkan informasi terkini.

Google mengklaim, Bard dapat membantu menjelaskan soal penemuan baru yang dibuat oleh teleskop James Webb pada anak sembilan tahun, hingga menjawab pertanyaan tentang siapa pesepak bola terbaik saat ini, sekaligus memberikan informasi mengenai latihan yang dilakukannya.

4 dari 4 halaman

Belum Ada Informasi Tentang Penggunaan Bard

Kendati demikian, Sundar belum mengungkapkan secara detail cara untuk bisa menggunakan chatbot ini. Untuk saat ini, informasi menyebut Bard ini masih dalam tahap uji coba.

Selain mengumumkan Bard, Google juga memastikan teknologi AI terbaru mereka, seperti LaMDA, PaLM, Imagen, hingga MusicLM akan diintegrasikan pada Google Search.

Dengan teknologi terbaru, mesin pencari mereka bisa menyaring informasi kompleks dari berbagai perspektif, lalu dihadirkan dalam format yang lebih mudah dicerna.

Sebagai informasi, chatbot ChatGPT memang tengah sensasi sejak diperkenalkan tahun lalu. Chatbot ini menarik perhatian, karena mampu menghasilkan beragai jenis konten yang terbilang kredibel, mulai dari esai akademis hingga lamaran kerja.

(Tin/Isk)