Sukses

WhatsApp Bakal Sontek Fitur Terbaik Milik Telegram, Apa Itu?

WhatsApp disebut-sebut tengah mempersiapkan kehadiran fitur baru WhatsApp yang disonteknya dari Telegram. Fitur baru WhatsApp tersebut adalah pin pesan. Bagaimana cara kerjanya?

Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp sudah jadi aplikasi pesan paling populer di dunia. Hampir semua smartphone, misalnya di Indonesia, kini terpasang aplikasi WhatsApp. Alih-alih menelepon dengan pulsa, kini orang banyak memanfaatkan WhatsApp untuk bertelepon atau lakukan panggilan video.

Pengguna aktif WhatsApp tercatat lebih dari 2 miliar akun tiap harinya. Agar kian lekat dalam penggunaan sehari-hari, WhatsApp tidak berhenti rilis fitur baru.

Terbaru, sebagaimana dikutip dari Gizchina, Senin (13/2/2023), WhatsApp disebut-sebut hendak menghadirkan fitur baru WhatsApp yakni pin pesan atau obrolan.

Fitur pin pesan atau obrolan sebelumnya sudah ada di Telegram. Tampaknya, rencana WhatsApp menghadirkan fitur pin pesan ini terinspirasi dan tidak mau ketinggalan dari aplikasi pesan yang dikembangkan Pavel Durov tersebut.

WABetaInfo menyebut, WhatsApp segera menambahkan fitur pin pesan, yang kini jadi salah satu fitur terbaik di Telegram.

Hal ini berdasarkan dari versi WhatsApp Beta terbaru WhatsApp untuk Android, yakni versi 2.23.3.17 yang sudah tersedia di Play Store dan menguji fitur pin pesan WhatsApp tersebut.

Dengan fitur pin pesan ini, ketika pengguna mem-pin atau menyematkan pesan dan penerima memiliki versi lawas aplikasi, WhatsApp akan otomatis meminta pengguna untuk memperbarui aplikasi ke versi terbaru untuk menyematkan pesan.

2 dari 4 halaman

Pesan di-pin akan tetap di atas obrolan grup WhatsApp

Penyematan atau pin pesan memungkinkan pengguna untuk menyematkan pesan ke bagian paling atas obrolan. Hal ini memudahkan pengguna untuk mengakses chat tertentu yang dianggap penting.

Fitur ini sangat berguna dalam obrolan group, di mana penting untuk menginformasikan sesuatu ke semua anggota. Meski fitur WhatsApp ini masih dalam pengembangan, kemungkinan bakal segera dirilis ke semua pengguna WhatsApp.

Bagi kamu yang ingin menjajal fitur baru ini sebelum dirilis ke masyarakat umum, kamu disarankan untuk mengikuti program WhatsApp Beta.

3 dari 4 halaman

Berbagai Fitur Baru WhatsApp

WhatsApp terus menghadirkan fitur-fitur baru yang bermanfaat bagi penggunanya. Misalnya baru-baru ini, WhatsApp memperbarui fungsi Status-nya dan meningkatkan jumlah maksimum foto yang bisa dikirim dari 50 menjadi 100 foto.

Selain itu, kemampuan untuk mengubah catatan suara menjadi teks juga fitur yang banyak diantisipasi oleh pengguna.

Alih-alih bergantung pada aplikasi yang terenkripsi, tim WhatsApp menciptakan solusinya, salah satunya aplikasi tersebut sedang menguji fungsionalitasnya pada smartphone iOS sejak November 2021.

4 dari 4 halaman

Bahayanya Pakai Socialspy di WhatsApp

Saat ini pengguna WhatsApp sedang diramaikan dengan beredarnya SocialSpy WhatsApp, dimana aplikasi tersebut dianggap telah menyebarkan informasi hoaks ke pengguna.

Disebutkan, aplikasi ini memiliki fungsi untuk menyadap percakapan pesan teks, foto dan video, hingga memantau nomor kontak pengguna WhatsApp.

Saat peluncurannya, SocialSpy mengklaim dirinya sebagai aplikasi solusi bagi orang tua yang ingin memantau kegiatan anak-anak mereka saat memakai HP Android.

Karena itu, puluhan domain Indonesia termasuk .id, .co.id dan .or.id secara bersamaan menyebarkan informasi palsu tentang Social Spy itu.

Namun pada kenyataannya pembuat aplikasi tersebut ternyata menyebarkan informasi palsu bagi pengguna, dimana aplikasi ini meminta akses yang tidak seharusnya.

Perlu diingat, aplikasi ini dibuat oleh pengembang pihak ketiga. Karena kurang dikenal, maka potensi data pengguna Social Spy WhatsApp ini dapat digunakan tanpa sepengetahuan kita.

Obrolan tentang SocialSpy WhatsApp pun menjadi perhatian pakar keamanan siber Alfons Tanujaya. Lewat keterangannya kepada tim Liputan6.com, pembuat SocialSpy menyebarkan disinformasi tentang aplikasi mereka.

Alphonse mengatakan, “Penyebaran disinformasi yang masif dan terkoordinasi terbukti efektif menyebarkan disinformasi dan dipercaya secara luas oleh masyarakat.”

Alfons menambahkan, disinformasi tersebut tampaknya dilakukan secara sengaja dan sistematis di banyak wilayah Indonesia.

Padahal, domain seperti .id, .co.id, dan .or.id sebenarnya memiliki reputasi sebagai domain yang lebih terpercaya dibandingkan domain .com.

Bicara penyadapan aplikasi buatan Meta itu, Alfons menyebut, aplikasi messenger milik Meta ini memiliki fitur enkripsi yang patut diapresiasi.

(Tin/Ysl)