Sukses

ChatGPT Naik Daun, Bos Twitter Elon Musk: AI Akan Jadi Ancaman Bagi Umat Manusia

Berkaca dari perkembangan ChatGPT yang semakin naik daun, bos Twitter Elon Musk khawatir pengembangan AI yang tak terkendali berpotensi mengancam umat manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, Elon Musk memberikan peringatan tentang perkembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan lewat akun Twitter-nya.

Berkaca dari perkembangan ChatGPT yang semakin naik daun, bos Twitter tersebut khawatir pengembangan AI yang tak terkendali berpotensi mengancam umat manusia.

Karena hal tersebut, miliarder itu meminta agar pemerintah dapat segera mengembangkan safety net atau pagar pengaman sehubungan dengan populeritas ChatGPT dan lainnya.

Pernyataan ini diungkap oleh bos Twitter, Tesla, dan SpaceX saat menghadiri World Goverment Summit di Dubai secara virtual.

"Salah satu risiko terbesar bagi masa depan peradaban adalah AI. Tapi AI itu ada dampak positif dan negatif--teknologi ini memiliki potensi besar, kemampuan besar, tetapi juga memiliki bahaya besar," kata Elon Musk.

Ucapan Elon Musk ini terbilang cukup menarik, mengingat dirinya ikut andil mendirikan perusahaan OpenAI di balik pengembangan ChatGPT.

"Sebagai contoh, penemuan fisika nuklir berujung pada pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir tetapi juga bom nuklir," katanya.

Pernyataan Musk ini muncul ketika para kritikus mulai mengajukan pertanyaan tentang kekurangan ChatGPT, seperti berpotensi menampilkan informasi meragukan atau hoaks.

Baru-baru ini, Elon Musk kembali mengungkapkan rencananya untuk mundur sebagai pimpinan di Twitter. Sebagai informasi, bos Tesla tersebut resmi menjadi pimpinan Twitter setelah membeli perusahaan tersebut di akhir tahun lalu.

 

 

2 dari 4 halaman

Elon Musk Ingin Mundur dari Twitter

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Rencana Elon Musk untuk mundur sebagai CEO Twitter diungkapkannya saat event World Government Summit yang digelar di Dubai. Terhubung lewat panggilan video, ia menyebut akhir 2023 akan menjadi waktu yang tepat untuk melakukannya.

Namun sebelum mundur, seperti dikutip dari Bloomberg via GSM Arena, Kamis (16/2/2023), saat ini ia masih perlu untuk menstabilkan kondisi perusahaan, sekaligus memastikan Twitter sehat secara finansial.

"Saya kira akhir tahun ini akan menjadi waktu yang tepat untuk menemukan orang lain menjalankan perusahaan," tuturnya. Ini sebenarnya bukan kali pertama Elon Musk mengungkapkan rencananya mundur sebagai pimpinan Twitter.

Untuk itu, miliarder tersebut kini tengah aktif mencari sosok yang akan menggantikan dirinya. Sambil melakukan hal tersebut, ia pun tengah berupaya keras untuk membuat perusahaan berada di kondisi yang stabil.

 

3 dari 4 halaman

Sempet Bikin Polling

<p>Elon Musk beli Twitter senilai Rp635 triliun. Dari mana saja sumber kekayaannya? (Instagram/elon.r.muskk).</p>

Sebelumnya, pada Desember 2022, Elon Musk memang sempat menyatakan akan mundur dari posisinya sebagai CEO Twitter. Hal itu ia ungkap setelah membuat polling mengenai nasib jabatannya di perusahaan.

Dalam polling yang dibuatnya, survei membuktikan banyak warganet yang menginginkan dirinya mundur dari pimpinan Twitter, dengan 57,5 persen pengguna menjawab Yes.

Sementara, 42,5 persen menjawab No. Sebanyak lebih dari 17,5 juta suara pun sudah mengisi polling Elon Musk.

Meski begitu, tampaknya Elon Musk, sebagai pemilik media sosial itu akan tetap memiliki kendali langsung untuk platform tersebut. Hal ini dinyatakan CEO Tesla ini dalam cuitan terbarunya, Selasa (21/12/2022).

4 dari 4 halaman

Elon Musk Konfirmasi Bakal Mundur dari CEO Twitter

Elon Musk (AP Photo/Susan Walsh, File)

"Saya akan mundur sebagai CEO segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan itu! Setelah itu, saya hanya akan menjalankan tim software & server," kata Musk.

Sejak mengambil alih kepemilikan Twitter, Elon Musk memang dikenal kerap mengeluarkan sejumlah keputusan kontroversial. Mulai dari memecat sebagian besar karyawan hingga menangguhkan akun sejumlah jurnalis.

Seakan mengerti dengan kondisi ini, dia pun membuat sebuah polling di Twitter yang meminta tanggapan para pengguna apakah dia seharusnya dia mundur dari pucuk kepemimpinan perusahaan.

"Haruskah saya mundur sebagai Head of Twitter? Saya akan mematuhi hasil polling ini," cuit Elon Musk.

Polling yang dibuka ini seakan menegaskan cuitan Elon Musk sebelumnya. Dalam kicauan tersebut, ia menuliskan Twitter akan mengadakan pemilihan suara untuk perubahan kebijakan besar di masa depan.

"Ke depan, akan ada pemungutan suara untuk perubahan kebijakan besar. Saya minta maaf. Ini tidak akan terjadi lagi," tulis Elon Musk.

(Ysl/Isk)