Liputan6.com, Jakarta - NetEase, penerbit dan pengembang game online terbesar di Tiongkok kabarnya bakal pakai ChatGPT ke dalam game baru buatan mereka yang berjudul Justice Online Mobile.
Bila memang benar, Justice Online Mobile akan menjadi gim mobile pertama yang mengimplementasikan teknologi kecerdasan buatan yang sedang trending saat ini.
Baca Juga
NetEase mengklaim, teknologi ChatGPTÂ ini bakal membuat pembicaraan dan interaksi karakter utama dengan NPC (Non-player Character) di dalam gim lebih unik.
Advertisement
Mengutip Dexerto, Jumat (17/2/2023), NPC di dalam gim bakal memiliki reaksi berbeda terhadap karakter utama dan kejadian di dalam gim dengan berjalannya waktu.
Daniel Ahmad, Direktur Penelitian dan Insight di Niko Partner, juga analis game dari Asia dan Timur Tengah ini menyebutkan, ChatGPT di dalam gim dapat membuat konflik antar dua NPC.
With Generative AI being all over the headlines these days, NetEase says it'll launch launch the first game version of ChatGPT in Justice Online Mobile, its upcoming MMO title. It'll allow players to chat with NPCs and have them react in unique ways that impact the game. pic.twitter.com/JBiFy3J5dV
— Daniel Ahmad (@ZhugeEX) February 16, 2023
Dia juga menyatakan, NetEase berencana mengandalkan teknologi AIÂ untuk membuat misi di dalam gim, kustomisasi karakter, dan pembuatan konten.
Namun, saat ini baru ada satu demo ChatGPT di dalam gim sehingga belum diketahui secara pasti bagaimana integrasi teknologi AI buatan OpenAI ini di masa mendatang.
Bos Twitter Elon Musk: AI Akan Jadi Ancaman Bagi Umat Manusia
Baru-baru ini, Elon Musk memberikan peringatan tentang perkembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan lewat akun Twitter-nya.
Berkaca dari perkembangan ChatGPT yang semakin naik daun, bos Twitter tersebut khawatir pengembangan AI yang tak terkendali berpotensi mengancam umat manusia.
Karena hal tersebut, miliarder itu meminta agar pemerintah dapat segera mengembangkan safety net atau pagar pengaman sehubungan dengan populeritas ChatGPT dan lainnya.
Pernyataan ini diungkap oleh bos Twitter, Tesla, dan SpaceX saat menghadiri World Goverment Summit di Dubai secara virtual.
"Salah satu risiko terbesar bagi masa depan peradaban adalah AI. Tapi AI itu ada dampak positif dan negatif--teknologi ini memiliki potensi besar, kemampuan besar, tetapi juga memiliki bahaya besar," kata Elon Musk.
Ucapan Elon Musk ini terbilang cukup menarik, mengingat dirinya ikut andil mendirikan perusahaan OpenAI di balik pengembangan ChatGPT.
"Sebagai contoh, penemuan fisika nuklir berujung pada pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir tetapi juga bom nuklir," katanya.
Pernyataan Musk ini muncul ketika para kritikus mulai mengajukan pertanyaan tentang kekurangan ChatGPT, seperti berpotensi menampilkan informasi meragukan atau hoaks.
Baru-baru ini, Elon Musk kembali mengungkapkan rencananya untuk mundur sebagai pimpinan di Twitter. Sebagai informasi, bos Tesla tersebut resmi menjadi pimpinan Twitter setelah membeli perusahaan tersebut di akhir tahun lalu.
Advertisement
Elon Musk Ingin Mundur dari Twitter
Rencana Elon Musk untuk mundur sebagai CEO Twitter diungkapkannya saat event World Government Summit yang digelar di Dubai. Terhubung lewat panggilan video, ia menyebut akhir 2023 akan menjadi waktu yang tepat untuk melakukannya.
Namun sebelum mundur, seperti dikutip dari Bloomberg via GSM Arena, Kamis (16/2/2023), saat ini ia masih perlu untuk menstabilkan kondisi perusahaan, sekaligus memastikan Twitter sehat secara finansial.
"Saya kira akhir tahun ini akan menjadi waktu yang tepat untuk menemukan orang lain menjalankan perusahaan," tuturnya. Ini sebenarnya bukan kali pertama Elon Musk mengungkapkan rencananya mundur sebagai pimpinan Twitter.
Untuk itu, miliarder tersebut kini tengah aktif mencari sosok yang akan menggantikan dirinya. Sambil melakukan hal tersebut, ia pun tengah berupaya keras untuk membuat perusahaan berada di kondisi yang stabil.
Sempet Bikin Polling
Sebelumnya, pada Desember 2022, Elon Musk memang sempat menyatakan akan mundur dari posisinya sebagai CEO Twitter. Hal itu ia ungkap setelah membuat polling mengenai nasib jabatannya di perusahaan.
Dalam polling yang dibuatnya, survei membuktikan banyak warganet yang menginginkan dirinya mundur dari pimpinan Twitter, dengan 57,5 persen pengguna menjawab Yes.
Sementara, 42,5 persen menjawab No. Sebanyak lebih dari 17,5 juta suara pun sudah mengisi polling Elon Musk.
Meski begitu, tampaknya Elon Musk, sebagai pemilik media sosial itu akan tetap memiliki kendali langsung untuk platform tersebut. Hal ini dinyatakan CEO Tesla ini dalam cuitan terbarunya, Selasa (21/12/2022).
(Ysl/Tin)
Advertisement