Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri yang saat ini menjabat sebagai CEO Nvidia, Jensen Huang, baru-baru ini memuji kehadiran ChatGPT buatan OpenAI. Ia bahkan menyebutnya sebagai "momen iPhone" untuk kecerdasan buatan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Huang saat menjadi pembicara di Berkeley Haas University's Dean's Speaker, usai dirinya mendapatkan pertanyaan dari seorang mahasiswa, mengenai ChatGPT OpenAI.
Baca Juga
Huang pun menyoroti banyaknya orang yang sudah mulai menggunakan chatbot kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) itu dalam waktu yang terbilang singkat, yaitu 100 juta pengguna hanya dalam beberapa bulan.
Advertisement
Namun, ChatGPT OpenAI sendiri menyebut dirinya sebagai sebuah alat, ketimbang aplikasi.
"Kapan terakhir kali kita melihat sebuah teknologi yang sangat serbaguna sehingga bisa memecahkan masalah dan begitu sering mengejutkan orang?" kata Huang, seperti dikutip dari Techspot, Jumat (17/2/2023).
Huang mengatakan, teknologi tersebut dapat melakukan berbagai hal mulai dari menulis puisi, mengisi spreadsheet, menulis kueri SQL, menulis python code, hingga menulis Verilog.
"Jadi Anda tahu, jika tidak dapat melakukannya hari ini, tentu saja, ia akan dapat melakukannya suatu hari nanti," kata Huang. "Ini adalah momen iPhone, jika Anda mau, untuk kecerdasan buatan."
Huang juga melanjutkan dengan mengatakan, bagaimana API ChatGPT bisa dihubungkan dengan spreadsheet, PowerPoint, program editing foto, dan lain-lain, untuk meningkatkan programnya.
Huang juga menambahkan, bagaimana kemampuan penulisan program ChatGPT, dapat mengubah lanskap, dimana ia mengatakan, secara harfiah, setiap orang bisa memprogram komputer.
"Kita telah mendemokratisasi komputasi dengan cara yang sangat, sangat besar," kata bos Nvidia itu.
Elon Musk: AI Bisa Jadi Ancaman Bagi Umat Manusia
Sementara itu baru-baru ini, Elon Musk memberikan peringatan tentang perkembangan AI atau kecerdasan buatan lewat akun Twitter-nya.
Berkaca dari perkembangan ChatGPT yang semakin naik daun, bos Twitter tersebut khawatir pengembangan AI yang tak terkendali berpotensi mengancam umat manusia.
Karena hal tersebut, miliarder itu meminta agar pemerintah dapat segera mengembangkan safety net atau pagar pengaman sehubungan dengan populeritas ChatGPT dan lainnya.
Pernyataan ini diungkap oleh bos Twitter, Tesla, dan SpaceX saat menghadiri World Goverment Summit di Dubai secara virtual.
"Salah satu risiko terbesar bagi masa depan peradaban adalah AI. Tapi AI itu ada dampak positif dan negatif--teknologi ini memiliki potensi besar, kemampuan besar, tetapi juga memiliki bahaya besar," kata Elon Musk.
Ucapan Elon Musk ini terbilang cukup menarik, mengingat dirinya ikut andil mendirikan perusahaan OpenAI di balik pengembangan ChatGPT.
"Sebagai contoh, penemuan fisika nuklir berujung pada pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir tetapi juga bom nuklir," katanya.
Pernyataan Musk ini muncul ketika para kritikus mulai mengajukan pertanyaan tentang kekurangan ChatGPT, seperti berpotensi menampilkan informasi meragukan atau hoaks.
Advertisement
Bill Gates: ChatGPT Akan Mengubah Dunia
Sementara, salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, menggambarkan ChatGPT sebagai chatbot yang dapat menanggapi berbagai pertanyaan pengguna.
Dia mengatakan hal tersebut dalam sebuah wawancara yang diterbitkan belum lama ini di surat kabar bisnis Jerman, Handelsblatt.
Bill Gates lebih jauh menilai jawaban yang diberikan ChatGPT atas sebuah pertanyaan, seperti berasal dari manusia. Ia bahkan mengibaratkan perkembangan kecerdasan buatan (artificial intellegence/AI) sama pentingnya dengan penemuan internet.
"Selama ini AI bisa membaca dan menulis, tapi tidak bisa memahami isinya. Program baru seperti ChatGPT akan meningkatkan efisiensi banyak tugas kantor dengan membantu menulis faktur atau email," katanya dikutip dari Gizchina, Sabtu (11/2/2023).
"Ini akan mengubah dunia kita," ujar Bill Gates
Perusahaan AI asal AS, OpenAI, yang mengembangkan ChatGPT, dinobatkan sebagai aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah. Microsoft juga banyak berinvestasi dalam proyek ini.
Perusahaan Teknologi Tiongkok Ikut Tantang ChatGPT
Perusahaan teknologi Tiongkok pun kabarnya tengah berlomba untuk menciptakan penantang ChatGPT.
Mengutip Nikkei Asia, Senin (13/2/2023), Alibaba Group, Tencent, Baidu, NetEase, hingga JD.com, baru saja mengungkapkan rencana mereka untuk menguji dan meluncurkan layanan mirip ChatGPT sendiri dalam waktu dekat.
Saham Baidu melonjak ke level tertinggi dalam 11 bulan, usai mereka mengumumkan rencana peluncuran Ernie Bot yang mirip ChatGPT, yang dibangun di atas teknologi, yang menurut perusahaan sudah digarap sejak 2019.
Baidu pun berencana menyelesaikan uji coba internal mereka pada Maret, sebelum meluncurkan chatbot AI itu untuk umum.
Sementara, Alibaba juga mengatakan sedang menguji alat yang mirip ChatGPT secara internal, meski mereka tidak mengungkapkan detailnya lebih lanjut.
Tencent juga mengonfirmasi rencana mereka untuk penantang ChatGPT dan konten yang dihasilkan AI, dengan mengatakan penelitian yang relevan sedang dilakukan "secara tertib."
JD.com, juga menyebut mereka berencana mengintegrasikan beberapa teknologi yang mendukung aplikasi seperti ChatGPT, seperti pemrosesan bahasa alami, dalam layanannya sendiri.
ByteDance juga kabarnya meluncurkan inisiatif di laboratorium AI-nya, sebuah penelitian tertentu untuk mendukung realitas virtual Pico. Namun, narasumber yang mengetahui masalah itu mengatakan laporan tersebut salah.
(Dio/Dam)
Advertisement