Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi pembantu penanganan Covid-19 di Indonesia, PeduliLindungi, direncanakan akan berubah menjadi aplikasi baru bernama SatuSehat.
Chief of Digital Transformation Office, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Setiaji mengungkapkan, PeduliLindungi saat ini sedang dalam masa transisi untuk menjadi SatuSehat.
Baca Juga
"Kita akan launching mudah-mudahan 28 Februari menjadi SatuSehat," kata Setiaji di Jakarta pada Kamis pekan ini, seperti dikutip dari Health Liputan6.com, Jumat (17/2/2023).
Advertisement
Menurut Kemenkes, perubahan ini punya tujuan untuk memperluas fungsi aplikasi, agar tidak hanya digunakan untuk Covid-19. Setiaji mengungkapkan, seluruh penyakit nantinya juga akan tercakup di sana.
Menyoal keamanan data, Setiaji juga mengatakan mereka telah melakukan persiapan seperti assesment Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), mulai dari tata kelola dan lain-lain.
Setiaji juga memastikan infrastruktur aplikasi dan hal lain terkait aplikasi, bakal aman digunakan.
Kemenkes pun mengimbau masyarakat untuk tidak menghapus atau melakukan uninstall aplikasi PeduliLindungi dari perangkatnya. Setiaji menyebut, Kemenkes bakal menghadirkan beberapa fitur di dalam SatuSehat.
"Salah satunya nanti kita akan persiapkan juga untuk mengumpulkan poin. Kalau jalan kaki 5.000 langkah nanti dapat poin, bisa ditukar dengan vitamin," kata Setiaji.
Fitur lain yang dipersiapkan oleh Kemenkes di aplikasi ini adalah untuk akses riwayat kesehatan atau medical record, maupun terkait vaksinasi atau imunisasi anak.
Platform SatuSehat
Platform SatuSehat sendiri sudah diperkenalkan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada Juli 2022 yang lalu. Di sini, akan dilakukan integrasi data rekam medis pasien ke fasilitas layanan kesehatan.
Mengutip situs resmi Kemenkes Sehat negeri, platform ini merupakan perwujudan dari pilar ke enam transformasi sistem kesehatan, yaitu pilar transformasi teknologi kesehatan.
"Program SatuData Kesehatan yang kita luncurkan hari ini akan mengintegrasikan data kesehatan dan menstandardisasi format dan protokol pertukaran data," kata Menkes saat itu.
Dalam pengembangan platform, Kemenkes mengadopsi model infrastruktur platform-as-a-service, yang menghubungkan seluruh ekosistem pelaku industri kesehatan, untuk menciptakan satu data kesehatan yang nasional yang bisa diandalkan.
Nantinya platform ini akan menjadi penghubung antar platform aplikasi yang beragam pada berbagai pelaku industri kesehatan.
Untuk itu, semua aplikasi maupun fasilitas pelayanan kesehatan seperti RS vertikal, RS pemerintah, RS swasta, Puskesmas, Posyandu, laboratorium, klinik hingga apotek harus mengikuti standar yang ditetapkan Kemenkes di platform SATUSEHAT.
Advertisement
Pengguna PeduliLindungi pada November 2022
Adapun, hingga per 12 November 2022, data Kemenkes mencatat terdapat 104 juta pengguna dan lebih dari 228.000 merchant yang terdaftar sebagai pengguna PeduliLindungi.
"Kita berhasil meluncurkan aplikasi Pedulilindungi. Aplikasi ini mendekati 100 juta lebih sekarang. Sudah lebih dari 104 juta download (pengguna yang mengunduh)," ungkap Budi Gunadi saat konferensi pers di Jakarta pada Kamis, 5 Januari 2023.
"Aplikasi ini digunakan masyarakat Indonesia dan merupakan salah satu aplikasi kesehatan terbesar di dunia."
Pada saat awal pandemi COVID-19 tahun 2020, PeduliLindungi mulai digunakan untuk pelacakan (tracing) dan surveilans masyarakat yang positif COVID-19.
Melalui aplikasi ini, kontak erat orang yang positif COVID-19 dapat dilacak dan ditemukan lebih dini untuk penanganan lanjutan.
Â
Penggunaan untuk Skrining
Penggunaan PeduliLindungi pun meluas dengan skrining status vaksinasi COVID-19 lewat scan QR Code untuk dapat memasuki fasilitas umum. Setiap fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan, mal, dan stasiun harus skrining PeduliLindungi dulu.
"Pada saat itu, sempat kita gunakan untuk mengontrol tracing dan juga surveilans dari masyarakat yang positif COVID-19. Kita pasang di semua lokasi-lokasi umum untuk bisa menggunakan PeduliLindungi," tutur Budi Gunadi.
"Waktu itu sempat ada lebih dari 340 juta check in pakai barcode per minggu yang digunakan oleh aplikasi PeduliLindungi."
(Dio/Ysl)
Advertisement