Liputan6.com, Jakarta - Twitter mengumumkan akan menghentikan sistem autentikasi dua faktor atau 2FA berbasis SMS bagi pengguna biasa. Dengan kata lain, fitur ini nantinya hanya bisa digunakan mereka yang berlangganan layanan premium atau pengguna Twitter Blue.
Mengutip informasi dari blog perusahaan, Minggu (19/2/2023), mereka yang sudah mengaktifkan fitur masih bisa mengaksesnya hingga 20 Maret 2023. Namun, bagi pengguna biasa yang baru ingin mengaktifkannya, Twitter sudah menutup akses tersebut.
Baca Juga
"Jadi mulai hari ini, kami tidak lagi mengizinkan akun mendaftar 2FA dengan metode pesan teks/SMS, kecuali pelanggan Twitter Blue," tulis perusahaan. Hanya proses tersebut mungkin akan berbeda tergantung negara dan operator.
Advertisement
Sambil menunggu hingga batas akhir, Twitter pun menyarankan pengguna non-Twitter Blue yang sudah mendaftar untuk segara menonaktifkan fitur ini atau mendaftar dengan metode 2FA lain.
Apabila hingga 20 Maret 2023, Twitter masih menemukan pengguna biasa masih menggunakan SMS sebagai metode 2FA, perusahaan akan otomatis menonaktifkannya.
Sebagai gantinya, pengguna bisa memilih metode 2FA lain seperti aplikasi autentikasi atau security key. Twitter juga memastikan menonaktifkan fitur ini bukan berarti pengguna memutus hubungan nomor telepon yang telah ditautkan pada akunnya.
Adapun alasan Twitter membatasi fitur ini karenaa perkara keamanan. "Meski dikenal sebagai bentuk 2FA yang populer, sayangnya kami melihat 2FA berbasis nomor telepon digunakan dan disalahgunakan oleh aktor jahat," tulis perusahaan.
Keputusan untuk membatas fitur ini pun mendapat kritikan dari sejumlah pengguna. Banyak dari mereka yang menyebut cara ini hanya upaya situs microblogging tersebut untuk meningkatkan jumlah pelanggan Twitter Blue.
Di sisi lain, SMS memang dikenal sebagai metode 2FA yang banyak dipakai pengguna Twitter. Berdasarkan data internal Twitter soal keamanan di 2021, SMS menduduki peringkat pertama sebagai metode 2FA paling besar, sebesar 74,4 persen.
Sementara pengguna yang memakai aplikasi autentikasi sekitar 28,9 persen, dan security key hanya 0,5 persen. Namun perlu diingat, pengguna yang mengaktifkan 2FA ketika itu hanya sekitar 2,6 persen, sehingga ada kemungkinan data terkini sudah berubah.
Kebijakan API Twitter Berbayar Ditunda Lagi, Akun 'Menfess' Bisa Sedikit Lega
Di sisi lain, Twitter kembali menunda kebijakan API (Application Programming Interface) berbayar, dengan alasan butuh waktu untuk menyelesaikan pekerjaan untuk desain ulang.
Penundaan itu disampaikan oleh akun resmi Twitter Dev @TwitterDev. Namun, mereka tidak mengungkapkan kapan kebijakan API Twitter berbayar akan diterapkan, dan sampai kapan akses gratis diberlakukan.
"Ada antusiasme yang sangat besar untuk perubahan yang akan datang dengan API Twitter," tulis akun Twitter Dev, seperti dikutip Selasa (14/2/2023).
"Sebagai bagian dari upaya kami untuk menciptakan pengalaman yang optimal bagi komunitas pengembang, kami akan menunda peluncuran platform API baru kami beberapa hari lagi," kata mereka.
Ini merupakan penundaan kedua dari perusahaan untuk pemutusan akses gratis API Twitter.
Advertisement
Penundaan Kedua
Sebelumnya, platform yang saat ini dimiliki Elon Musk itu, menyatakan akan menghentikan akses API secara gratis pada 9 Februari. Kemudian, mereka mengumumkan kebijakan ditunda sampai 13 Februari 2023.
Buat yang belum tahun, dikutip dari Gamerbraves, API dalam istilah yang sederhana adalah cara dua atau lebih program komputer untuk berkomunikasi satu sama lain.
Biasanya, akun-akun bot seperti "menfess" atau "base", layanan game, hingga beberapa aplikasi pihak ketiga, menggunakan API agar mereka bisa mengintegrasikan platformnya dengan Twitter.
Namun tak cuma untuk konten hiburan, beberapa akun seperti yang terkait informasi kebencanaan dan berguna untuk peneliti dan publik, juga memanfaatkan akses API Twitter untuk membagikan kabar di media sosial tersebut.
Twitter Izinkan Akses Gratis API Asal...
Twitter juga baru-baru ini mengungkapkan harga yang harus dibayar oleh pengembang untuk dapat mengakses API mereka, yaitu sebesar USD 100 (sekitar Rp 1,5 juta) per bulan, untuk paket dasar.
"Akses dasar berbayar yang menawarkan penggunaan API tingkat rendah, dan akses ke Ads API dengan biaya bulanan $100," tulis akun Twitter Dev di @TwitterDev, Sabtu (11/2/2023).
Meskipun begitu, Twitter tidak merinci lebih lanjut seperti apa yang dimaksud dengan API tingkat rendah tersebut.
Dalam pengumuman terbarunya, Twitter juga menyebutkan bakal menyediakan API secara gratis bagi para pembuat bot, tapi hanya untuk tulisan ringan dengan batas postingan 1.500 tweet per bulan (atau dua tweet per jam).
Twitter juga menambahkan bahwa mereka akan menurunkan harga API premiumnya, yang merupakan bagian dari v1.1, pada 13 Februari.
Sementara Twitter mengatakan pengembang dapat mengajukan permohonan untuk akses perusahaan, tidak jelas apakah orang yang berlangganan akses tinggi dengan API v2 akan terpengaruh.
(Dam/Ysl)
Advertisement