Sukses

YouTube Uji Coba Opsi 1080p Premium, Kualitas Video Jadi Lebih Tinggi

YouTube mengungkapkan bahwa fitur kualitas video 1080p Premium adalah versi 1080p dengan bitrate yang ditingkatkan

Liputan6.com, Jakarta - Platform streaming milik Google, YouTube, dilaporkan sedang melakukan uji coba untuk tier atau tingkatan baru dari kualitas video resolusi 1080p mereka, yang disebut dengan nama "1080p Premium."

Kabar ini bermula dari segelintir pengguna YouTube Premium, yang melaporkan di forum Reddit, mereka melihat opsi baru bernama "1080p Premium" di menu pengaturan kualitas video.

Mengutip The Verge, Sabtu (25/2/2023), Juru Bicara YouTube Paul Pennington mengonfirmasi bahwa mereka memang menguji coba kualitas 1080p yang lebih baik pada beberapa sekelompok kecil pengguna Premium.

Meski begitu, bukan berarti pengguna harus berlangganan YouTube Premium jika ingin menikmati video dengan kualitas 1080p.

"1080p Premium adalah versi bitrate 1080p yang ditingkatkan yang memberikan lebih banyak informasi per piksel yang menghasilkan pengalaman menonton berkualitas lebih tinggi," kata Pennington.

Pennington juga menyebut, hingga saat ini, "tidak ada perubahan pada penawaran kualitas yang ada untuk resolusi 1080p (HD) di YouTube."

Sebagai penjelasan, 1080p menjelaskan resolusi video, atau jumlah piksel yang membentuk gambar. Namun, ada lebih banyak faktor yang menentukan kualitas video secara menyeluruh.

Bitrate dan kedalaman warna, juga menjadi faktor penting. Bahkan, ini bisa membuat video 1080p yang baik, terlihat lebih bagus ketimbang video 4K yang buruk.

Bitrate sendiri sering digunakan untuk menggambarkan berapa banyak data yang dipakai untuk mentransfer setiap detik video.

2 dari 4 halaman

Beda 1080p Premium dan 1080p Biasa

Contoh, Blu-ray 1080p dapat memberikan penonton maksimum 40 Mbps, dan memberikan gambar cukup jernih. Sementara, bitrate 1080p standar YouTube berkisar antara 8 dan 10 Mbps.

Itu juga tergantung pada codec apa video dikompresi. Beberapa lebih efisien daripada yang lain dan dapat memberikan hasil yang lebih baik dengan lebih sedikit data, seringkali dengan biaya di tempat lain — ini bisa sangat rumit.

Namun, perlu dicatat YouTube biasanya menggunakan variable bitrate encoding, artinya jumlah data yang digunakannya akan sedikit berfluktuasi bergantung pada apa yang ditampilkan di layar.

Seorang pengguna Reddit mengunggah tangkapan layar alat "Stats for Nerds" YouTube, yang menunjukkan bahwa opsi 1080p Premium, berjalan di sekitar 13 Mbps, dibandingkan 8 Mbps dalam mode standar untuk video yang sama.

3 dari 4 halaman

Alasan Video Tak Ditampilkan dengan Bitrate Asli

Adapun, YouTube tidak menampilkan file video asli di bitrate maksimumnya, karena ini akan mahal baik bagi mereka atau pengguna, tergantung kecepatan dan batas data.

Semakin rendah bitrate video, semakin rendah kualitasnya, maka semakin sedikit bandwidth yang dibutuhkan dalam perjalanan dari server YouTube, ke layar pengguna.

Uji coba 1080p Premium pun menunjukkan, YouTube siap membuka akses ke kualitas yang lebih tinggi, asalkan pengguna bersedia membayar untuk layanan tersebut.

Sempat ada kekhawatiran bahwa YouTube bakal mengubah mode 1080p standar agar versi Premium jadi lebih menarik, namun pernyataan Pennington sebelumnya menyiratkan, perusahaan belum melakukan perubahan apapun.

4 dari 4 halaman

YouTube Tunjuk CEO Baru

Sebelumnya, Susan Wojcicki telah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai jabatan CEO YouTube. Ia menjabat sebagai bos platform berbagi video milik Alphabet itu sejak sembilan tahun lalu.

Sebagai gantinya, YouTube menunjuk Neal Mohan sebagai CEO baru perusahaan. Neal sendiri sebelumnya menjabat sebagai Chief Product Officer di YouTube.

Neal dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab dalam pertumbuhan YouTube sejak beberapa tahun terakhir, terutama untuk pemasukan dari iklan dan sejumlah produk baru.

Mengutip informasi dari Business Insider, Sabtu (18/2/2023), salah seorang mantan karyawan menuturkan, Neal sebelumnya memimpin proyek untuk peluncuran YouTube Premium dan YouTube TV, termasuk mengembangkan YouTube Music.

Tidak hanya itu, ia juga mengawasi pengembangan YouTube Shorts sebagai strategi perusahaan tersebut untuk tetap relevan dalam persaingan video pendek yang tengah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak kehadiran TikTok.

Sebelum berada di posisi teratas YouTube, Neal sudah bergabung di perusahaan sejak 2015. Sebelumnya, ia pernah bekerja di Google sebagai SVP of Display and Video Ads.

"Dengan semua yang kami lakukan di Shorts, streaming, dan langganan, bersama dengan janji AI, peluang YouTube yang paling menarik ada di depan, dan Neal adalah orang yang tepat untuk memimpin kami," kata Susan terkait penunjukkan Neal.

Untuk jangka pendek, Susan menyatakan akan mendukung Neal Mohan dan membantunya dalam proses transisi. Ia juga akan bekerja bersama beberapa tim YouTube, melatih anggota tim, dan bertemu para kreator konten.

(Dio/Isk)