Liputan6.com, Jakarta YouTube Music mengumumkan bahwa mereka akan kehadiran fitur khusus bagi pengguna, untuk dapat lebih mudah mendengarkan podcast atau siniar di aplikasi tersebut.
Seperti diketahui, sebelumnya konten-konten podcast bisa dinikmati di aplikasi utama YouTube. Namun pengguna tetap harus memutar video jika ingin menikmatinya, meski cuma ingin mendengarnya saja.
Baca Juga
Baru-baru ini, Kai Chuk, Head of Podcasting, YouTube, mengungkapkan di acara Hot Pod Summit, aplikasi streaming musik mereka berencana menambahkan fitur siniar "tidak jauh di masa depan."
Advertisement
Tentu saja, penambahan fitur podcast ini bisa jadi cara YouTube Music untuk secara langsung menantang Spotify, yang selama ini sudah sukses dengan konten-konten podcast.
"Jika seseorang ingin menonton podcast, kami punya solusinya," kata Chuk seperti dikutip dari The Verge, Minggu (26/2/2023). "Jika seseorang ingin mendengarkan podcast saja, kita juga harus memiliki pengalaman hebat untuk itu," dia menambahkan.
Chuk juga menambahkan, YouTube Music akan memungkinkan pengguna mendengar podcast di latar belakang dengan iklan secara gratis, serta menawarkan "alat pustaka yang disempurnakan."
Nantinya bakal ada juga badge podcast, untuk menunjukkan konten yang mengutamakan audio.
Lebih lanjut, Chuk dan Steve McLendon, Produc Lead for Podcasting, Google, mengatakan tujuan fitur podcast YouTube Music adalah untuk membuat alat yang hebat bagi para kreator membuat acara mereka sendiri.
"Fokus kami adalah pada kreator, jadi selama mereka merasa sukses dan bermanfaat, itulah kesuksesan bagi kami," kata Chuk. "Kami hanya fokus pada pengguna dan ekosistem YouTube dan membawa podcast ke dalamnya."
Â
Mau Dirilis Dulu di Amerika Serikat
Mengutip Engadget, juru bicara YouTube juga telah mengonfirmasi bahwa mereka bakal membawa fitur khusus podcast ke aplikasi YouTube Music.
Untuk permulaan, podcast pertama audio dan video, akan dihadirkan ke pengguna YouTube Music di Amerika Serikat, dan bakal dirilis ke lebih banyak wilayah.
"Ini akan membantu membuat podcast yang sudah disukai pengguna di YouTube, tersedia di semua tempat yang ingin mereka dengarkan," kata pihak YouTube.
Selain itu, alat pembuatan podcast juga akan hadir di YouTube Studio dan akhir tahun ini, pembuat konten bisa menambahkan pocast audio ke YouTube, melalui RSS feeds.
"Daftar putar podcast akan memenuhi syarat untuk fitur podcast saat ini dan yang akan datang di YouTube, seperti kelayakan untuk youtube.com/podcasts, badging podcast, dan penyertaan dalam aplikasi YouTube Music," kata YouTube.
Advertisement
Konsumsi Podcast di Indonesia Meningkat 5 Kali Lipat Sejak 2019
Beberapa waktu lalu, Spotify mengungkapkan peningkatan jumlah konsumsi podcast atau siniar di Indonesia melalui platformnya. Hal ini diungkap dalam konferensi podcast pertama mereka di Asia tepatnya di Jakarta, pada Rabu pekan ini.
"Kami telah melihat pertumbuhan yang luar biasa di dunia podcast di Indonesia," kata Gautam Talwar, General Manager Spotify, Asia Pacific, seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (19/11/2022).
"Sejak peluncuran podcast dalam Spotify di Indonesia pada tahun 2019, kami melihat adanya 5 kali lipat peningkatan dalam jumlah konsumsi podcast di Spotify," kata Gautam.
Ia menambahkan, sejak 1 November 2022, Indonesia menempati 10 besar negara dengan pendengar siniar di Spotify terbanyak secara global.
Perusahaan menyebut, pencapaian ini diperoleh karena upaya yang memungkinkan kreator lokal untuk terus berkarya, melalui inovasi dan kemudahan akses terhadap keahlian Spotify di industri tersebut.
Â
Spotify Mau Dukung Industri Podcast Indonesia
Spotify juga mengungkapkan, 95 persen podcast di Indonesia dibuat melalui Anchor. Ini membuat Indonesia jadi negara teratas di seluruh dunia, yang mengadopsi penggunaan Anchor untuk membuat konten siniar.
"Kami percaya Indonesia siap untuk pertumbuhan yang lebih besar tahun depan. Bahkan, satu dari empat pengguna Spotify di Indonesia mendengarkan podcast setiap harinya," kata Carl Zuzarte, Head of Studios Spotify Southeast Asia.
Carl pun mengatakan bakal terus memperluas dan mendukung pertumbuhan industri podcast di Indonesia.
(Dio/Isk)
Advertisement