Liputan6.com, Jakarta - Setelah melewati putaran PHK karyawan Twitter selama akhir pekan terakhir, Elon Musk dilaporkan telah mengirimkan email kepada karyawan Twitter yang tersisa pada Senin (27/02/2023) pagi.
Email tersebut berisi tentang pemberian penghargaan saham kepada karyawan Twitter yang tersisa.
Baca Juga
Menurut memo internal yang dikutip dari The Verge, Selasa (28/02/2023), email tersebut mengabarkan bahwa para karyawan Twitter yang tersisa usai PHK akan menerima saham yang jumlahnya signifikan.
Advertisement
Jumlah saham Twitter yang dibagikan dinilai berdasarkan performa kinerja mereka pada 24 Maret mendatang.
“Pekan terakhir ini, kami menyelesaikan perombakan organisasi yang sulit dan berfokus pada peningkatan pelaksanaan di masa depan, menggunakan sebanyak-banyaknya feedback yang kami dapat kumpulkan dari seluruh perusahaan,” tulis Elon Musk dalam memo tersebut.
"Mereka yang tersisa sangatlah dihormati oleh orang-orang di sekitar mereka," demikian kata Elon Musk.
Memo singkat berjudul Performance Awards ini menjadi komunikasi pertama Elon Musk dengan karyawan Twitter, sejak memberhentikan sebagian besar karyawannya tanpa peringatan selama akhir pekan, termasuk beberapa senior yang loyal pada Product Team.
Memo internal ini pertama kali dikabarkan oleh Zoë Schiffer dari Platformer melalui akun Twitter-nya pada Senin, 27 Februari 2023.
Belum Ungkap Mekanisme Saham yang Diberikan
Setelah melakukan beberapa putaran pemutusan kerja dan mendesak karyawannya untuk bekerja lebih keras, Elon Musk belum membagikan detail tentang bagaimana ia akan menebus penghargaan saham yang sebelumnya hilang setelah ia mengambil alih Twitter menjadi bersifat privat.
Sebelumnya, Musk menyinggung sistem yang dia buat di SpaceX untuk memungkinkan karyawan menjual saham kepada investor yang tertarik.
SpaceX melaukan penawaran sekunder secara teratur bagi pemegang saham lama untuk menjual ekuitas.
Namun mengingat situasi keuangan Twitter yang tertekan dibandingkan SpaceX, selera sahamnya dalam jangka pendek menjadi tidak jelas.
Kepemimpinannya di Twitter sebelumnya dimulai dengan PHK besar-besaran, perombakan perusahaan, dan beberapa rencana perubahan tentang penargetan iklan yang dinilai mendesak pekerjanya.
Advertisement
Kekhawatiran Karyawan Imbas PHK Massal Twitter
Sementara itu, Elon Musk dianggap telah mempersulit karyawannya untuk mengetahui cakupan penuh pemotongan kerja yang akan dilakukan. Internal Directory di perusahaan itu pun tidak aktif (offline) setelah Musk mengambil alih.
Beberapa karyawan Twitter juga telah sejak lama mengkhawatirkan terjadinya pemutusan kerja besar-besaran yang akan dilakukan Musk.
Pekan lalu, Musk menutup akses karyawan untuk menggunakan Slack perusahaan dan menonaktifkan Google Chat untuk email kantor tanpa penjelasan. Menurut karyawan, hal ini dilakukan untuk memutus komunikasi internal setelah masa PHK.
The Verge menyatakan, mantan dan karyawan yang tengah bekerja saat ini memperkirakan total pekerja Twitter kini jauh di bawah 2.000 orang.
Angka ini terpaut jauh jika dibandingkan dengan jumlah pekerja ketika pertama kali Musk menjadi CEO, yakni sekitar 7.500 karyawan.
Desakan Elon Musk untuk Ubah Penargetan Iklan Twitter
Sebelumnya, Elon Musk memiliki rencana untuk mengubah fungsi iklan Twitter agar ditargetkan berdasarkan kata kunci yang dicari, bukan aktivitas pengguna dan data profil. Cara ini bekerja seperti penargetan iklan pada pencarian Google.
Cara tersebut merupakan pendekatan yang bekerja dengan baik untuk sebuah mesin pencarian, di mana orang-orang memberikan informasi tentang apa yang sedang mereka cari dan ingin ketahui.
Dengan fungsi iklan ini, Google berhasil menjadi salah satu bisnis paling menguntungkan sepanjang masa. Meskipun demikian, hingga saat ini Google belum berhasil memasuki bisnis media sosial.
Diketahui sebelumnya, Elon Musk telah mengungkapkan rencananya melalui kicauan yang ia unggah, Jumat (11/02/2023).
"Maaf telah menampilkan begitu banyak iklan yang tidak relevan dan mengganggu di Twitter! Kami mengambil tindakan korektif dengan mengikat iklan ke kata kunci dan topik di tweet, seperti yang dilakukan Google dengan pencarian. Ini akan meningkatkan relevansi kontekstual secara dramatis," tulis Musk.
Advertisement