Sukses

Snapchat Perkenalkan Chatbot AI dengan Teknologi ChatGPT di Aplikasi

Snapchat menyematkan AI yang didukung teknologi ChatGPT OpenAI, ke dalam aplikasi mereka untuk chabot buatannya yaitu My AI

Liputan6.com, Jakarta - Snapchat memperkenalkan chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang didukung oleh versi terbaru dari ChatGPT buatan OpenAI.

Diberi nama My AI, chatbot di Snapchat ini akan disematkan ke tab obrolan aplikasi, di atas percakapan dengan teman.

CEO Snap Evan Spiegel mengatakan, chatbot AI ini awalnya akan diluncurkan untuk pelanggan berbayar atau Snapchat Plus. Namun, ia ingin agar alat ini bisa tersedia untuk semua pengguna.

Mengutip The Verge, Rabu (1/2/2023), Menurut Spiegel, mereka bertaruh bahwa chatbot AI akan semakin menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bagi lebih banyak orang.

"Ide besarnya adalah selain berbicara dengan teman dan keluarga kita setiap hari, kita akan berbicara dengan AI setiap hari," katanya.

"Dan ini adalah sesuatu yang kami posisikan dengan baik untuk dilakukan sebagai layanan perpesanan," lanjut Evan Spiegel.

My AI pada dasarnya hanyalah versi ChatGPT yang lebih cepat dan ramah untuk seluler di dalam aplikasi Snapchat.

Perbedaan utamanya adalah di versi Snap, chatbot AI ini lebih terbatas pada apa yang bisa dia jawab. Hal ini karena Snap telah melatihnya untuk mematuhi pedoman kepercayaan dan keselamatan perusahaan.

Selain itu, AI juga tidak boleh menanggapi terkait caci maki, kekerasan, konten seksual eksplisit, atau opini tentang topik yang tidak pasti seperti politik.

2 dari 4 halaman

Beberapa Fungsi ala ChatGPT Dihilangkan

Beberapa fungsi lain dari ChatGPT asli juga telah dicabut dari My AI Snapchat, misalnya untuk membuat esai akademis dengan berbagai topik, di mana chatbot tersebut dapat menolaknya.

Mengutip laman resmi Snap, My AI dapat digunakan beberapa di antaranya untuk merekomendasikan ide hadiah ulang tahun untuk teman, merencanakan perjalanan hiking, atau menyarankan resep makan malam.

My AI juga bisa diberikan nama sesuai keinginan pengguna, dan menyesuaikan wallpaper untuk Chat. Lebih lanjut, Snap juga menegaskan, seperti semua chatbot AI, My AI masih bisa diakali untuk mengatakan apa saja.

"Mohon waspada untuk kekurangannya dan mohon maaf sebelumnya! Semua percakapan dengan My AI akan disimpan dan dapat ditinjau untuk meningkatkan pengalaman produk," tulis tim Snapchat.

 

3 dari 4 halaman

Akui Kesalahan Masih Bisa Terjadi

Selain itu, Snapchat juga meminta pengguna untuk tidak membagikan rahasia apa pun dengan AI, serta tidak mengandalkannya secara penuh untuk sebuah saran.

"Meskipun My AI dirancang untuk menghindari informasi yang bias, tidak benar, berbahaya, atau menyesatkan, kesalahan dapat terjadi," tulis Tim Snapchat.

Snap pun berencana akan terus mengatur My AI, karena semakin banyak orang yang menggunakannya, dan melaporkan jawaban yang tidak pantas.

Kolaborasi ini menjadikan Snap salah satu klien pertama dari tingkat perusahaan baru OpenAI bernama Foundry, yang memungkinkan perusahaan menjalankan model GPT 3.5 baru dengan komputasi khusus yang dirancang untuk beban kerja besar.

Menurut Spiegel, Snap mungkin akan menggabungkan Large Language Model (LLM) dari vendor lain selain OpenAI dari waktu ke waktu, dan akan menggunakan data yang dikumpulkan dari chatbot untuk menginformasikan upaya AI yang lebih luas.

4 dari 4 halaman

CEO OpenAI Pembuat ChatGPT Sebut AI Harus Diatur

Di sisi lain, Sam Altman, CEO dari perusahaan teknologi artificial intelligence (AI), OpenAI, mengatakan bahwa saat ini penting untuk meregulasi kecerdasan buatan.

Hal ini dinyatakan oleh CEO OpenAI itu dalam sebuah utas beberapa waktu lalu. Menurutnya, adaptasi ke dunia yang terintegrasi alat-alat AI mungkin akan terjadi dengan sangat cepat.

Mengutip dari akun resminya @sama, Sabtu (25/2/2023), menurut CEO dari perusahaan pengembang ChatGPT itu, alat-alat ini akan membantu orang-orang untuk lebih produktif, lebih sehat, lebih pintar, dan lebih menghibur.

Altman pun juga mengatakan transisi semacam ini sebagian besar baik dan bisa terjadi dengan cepat, seperti perubahan yang terjadi dari dunia pra-smartphone ke post-smartphone.

"Namun transisi akan terjadi dengan sangat cepat, di mana ini menakutkan--masyarakat membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan sesuatu yang begitu besar," kata Sam Altman.

Menurutnya, dibutuhkan waktu yang cukup bagi institusi-institusi untuk mencari tahu apa yang harus mereka lakukan.

"Regulasi akan sangat penting dan akan butuh waktu untuk mencari tahu; meskipun alat AI generasi sekarang tidak terlalu menakutkan, saya pikir kita mungkin tidak terlalu jauh dari yang berpotensi menakutkan," cuitnya.

(Dio/Isk)