Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk dikenal sebagai orang yang selalu berinvestasi pada proyek-proyek yang mengubah dunia. Salah satunya lewat startup riset bernama Neuralink.
Sebelumnya, Neuralink sukses mengujicobakan proyek implan otak pada monyet. Sebagai kelanjutan atas kesuksesan uji coba implan pada otak monyet, pada akhir 2022, Neuralink mengumumkan, pihaknya akan memulai tes serupa, yakni uji coba implan pada otak manusia di tahun 2023.
Baca Juga
Mengutip Gizchina, Minggu (5/3/2023), badan federal Amerika Serikat mengurus obat-obatan dan pangan, FDA, tidak memberi izin pada Neuralink untuk memakai perangkat serupa yang membunuh banyak babi, kepada manusia.
Advertisement
"Masalah keamanan utama agensi terkait dengan baterai lithium perangkat, potensi kabel kecil implan yang bermigrasi ke area lain di otak, dan apakah serta bagaimana perangkat dapat dilepas tanpa merusak jaringan otak," tutur seorang mantan karyawan Neuralink kepada Reuters.
Sederhananya, FDA tidak menganggap sistem baterai di perangkat akan diucobakan, bakal berfungsi dengan baik. Untuk membuktikan sebaliknya, Neuralink harus memberikan lebih banyak bukti.
Hal lain membuat FDA tetap waspada adalah potensi masalah bisa muncul, jika diperlukan pengangkatan atau peningkatan jumlah implan otak manusia.
Membahayakan
Alasannya adalah, implan otak dibubuhi kabel listrik kecil yang menjangkau materi abu-abu pasien. Karena ukurannya sangat kecil, terdapat risiko bahwa material ini bisa putus selama pemindahan. FDA juga memiliki kekhawatiran tentang penggunaan reguler.
Sebelumnya pada November tahun lalu, Elon Musk mengklaim bahwa mereka akan mendapatkan persetujuan FDA dalam waktu neam bulan.
Jadi, jika Neuralink mendapatkan izin uji coba dari FDA, produk utamanya bisa saja sudah ada di pasaran sebelum tahun 2030.
Elon Musk sendiri begitu serius dan ambisius mengenai proyek Neuralink ini. Ia mengatakan, dirinya tidak keberatan menanamkan implan chip Neuralink di salah satu otak anaknya.
Dia bahkan berkata, jika salah satu anaknya mengalami luka serius, dia akan menanamkan chip tersebut ke tubuh mereka.
Advertisement
Tujuan Neuralink, Mau Bantu Manusia yang Cacat
Sementara itu, Neuralink sendiri selama ini mengerjakan chip yang bisa diimplan pada tengkorak untuk kemungkinan antarmuka komputer-orak.
Salah satu tujuannya adalah untuk membantu memulihkan penglihatan pada orang buta, bahkan membantu orang lumpuh berjalan lagi.
Sebelumnya pada 2021, ketika menjawab sebuah pertanyaan follower-nya di Twitter, Elon Musk mengklaim, jika komunikasi dengan FDA berlangsung baik, perusahaan mungkin bisa "mengujicobakan kepada manusia pada tahun depan (sekitar 2023)."
Mengutip The Independent, perusahaan sejauh ini menguji coba teknologinya pada monyet, termasuk satu demonstrasi kera berusia sembilan tahun yang belajar memainkan video game Pong klasik tahun 1970-an dengan imbalan smoothie pisang.
Dapat Keluhan dari Banyak Pihak, 1500 Monyet dan Babi Mati
Namun setelahnya, Neuralink mendapat keluhan dari kelompok pemerhati hak-hak hewan hingga Komite Dokter untuk Pengobatan yang Bertanggung Jawab (PCRM), yang menyebut adanya perawatan yang tidak memadai terhadap monyet subjek penelitiannya.
Neuralink juga jadi sasaran setidaknya satu penyelidikan pemerintah AS atas dugaan penganiayaan terhadap hewan.
Mengutip catatan publik, juga menunjukkan bahwa Neuralink mengangkut perangkat yang terkontaminasi, yang dikeluarkan dari otak monyet terinfeksi, tanpa mengemasnya dengan aman.
Dalam unggahan blog, Neuralink menganggap penggunaan monyet dalam penelitiannya adalah hal yang benar. Menurut mereka, semua perangkat dan perawatan medis baru harus diuji pada hewan sebelum dapat diuji coba pada manusia.
Setidaknya, menurut laporan Reuters, hampir 1.500 monyet, babi, dan tikus terbunuh saat menjalani pengujian Neuralink sejak 2018.
(Tin/Ysl)
Advertisement