Liputan6.com, Jakarta - XL Axiata telah menyelesaikan penghapusan 3G pada 2022. Kini, seluruh spektrum frekuensi yang semula dipakai untuk menggelar 3G bisa dimaksimalkan untuk jaringan 4G.
"Pada 2023, 3G shutdown sudah selesai. Sejalan dengan selesainya penghapusan layanan 3G, spektrum yang tadinya dipakai untuk menggelar 3G kini telah di-refarming untuk menggelar 4G, sehingga penggunaan spektrum makin efisien karena digunakan untuk 4G saja," kata Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata Dian Siswarini dalam media update mengenai Kinerja 2022 dan Outlook 2023 XL Axiata, Selasa (8/3/2023).
Baca Juga
Sementara itu, Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa, menjelaskan, pada 2022, penambahan layanan 4G menjadi makin signifikan sejalan dengan diselesaikannya penghapusan 3G.
Advertisement
Menurutnya, sebelumnya spektrum frekuensi 2.100MHz dipakai untuk 3G dan 4G. Kini dengan penghentian layanan 3G, spektrum frekuensi 2.100MHz dengan lebar pita 45MHz dipakai sepenuhnya untuk menggelar 4G, menjadikan efiensi.
Dengan menjalankan layanan 4G, terjadi kenaikan trafik internet secara signifikan. XL Axiata juga mencatatkan kenaikan trafik data pada 2022 sebesar 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total data 1 Petabyte.
Sekadar informasi, hingga akhir 2022, jumlah BTS XL Axiata (2G dan 4G) mencapai 144.768 BTS. Jumlah BTS 4G sebanyak 91.632 unit. Dari jumlah itu, fiberisasi telah mencapai 54 persen.
Pendapatan XL Axiata Tumbuh 9 Persen di 2022
Sejalan dengan itu, XL Axiata juga mengumumkan kinerja keuangan di tahun 2022. Perusahaan menyebut, tahun 2022 menjadi salah satu tahun terbaiknya secara performa keuangan.
Laporan keuangan XL Axiata per akhir 2022 mencatatkan total pendapatan XL Axiata sebesar Rp 29,2 triliun atau mengalami pertumbuhan 9 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
Hal ini didukung penyediaan produk dan kualitas jaringan mumpuni. Dari segi jaringan, Gede mengatakan, kenaikan trafik data 22 persen ini berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan sebesar 9 persen.
Ia pun menyebut, ke depannya XL Axiata harus meningkatkan trafik data untuk bisa menambah revenue. Oleh karena itu, jaringan harus bagus dan tetap efisien.
Advertisement
Alokasikan Rp 8 Triliun untuk Bangun Jaringan
Untuk meningkatkan jaringan, di tahun 2023 XL Axiata mengalokasikan capex atau belanja modal sebesar Rp 8 triliun. Angka ini turun dibandingkan pada 2022, yakni sebesar Rp 9 triliun.
Adapun capex tersebut bakal dipakai untuk mengembangkan jaringan 4G di luar pulau Jawa, terutama di Pulau Kalimantan dan Sulawesi, hingga fiberisasi site yang dimiliki XL Axiata.
Semuanya dilakukan untuk mencapai prediksi kenaikan trafik di tahun 2023, menjadi 25 persen dan melayani 57,5 juta pelanggan perusahaan.
Â
Targetkan Pertumbuhan Bisnis Konvergensi XL Axiata
Lebih lanjut, XL Axiata juga menjadi operator telekomunikasi pertama yang menjalankan layanan konvergensi, dengan mengakuisisi LinkNet dan menghadirkan XL Satu.
Dengan akuisisi ini, XL mengembangkan produk konvergensi sebagai bagian dari solusi digital terpadu untuk UMKM dan keluarga.
Dian mengatakan, tahun ini strategi konvergensi dilakukan dengan penambahan banyak fitur. XL Axiata pun berharap mampu menutup tahun 2023 mendatang dengan 450 ribu home-connect dan 150 ribu pelanggan beralih menggunakan layanan konvergensi.
(Tin/Isk)
Advertisement