Sukses

Buntut Curhat Fatimah Zahratunnisa Viral di Internet, Warganet Berbagi Unek-Unek Tidak Menyenangkan dengan Bea Cukai

Curhatan Fatimah saat berhadapan dengan pihak Bea Cukai itu menyulut reaksi warganet, dimana banyak pengguna Twitter berbagi unek-unek terkait pengalaman mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini masyarakat di Indonesia, khususnya warganet dibuat terheran-heran oleh curhatan Fatimah Zahratunnisa.

Lewat curhatannya di media sosial Twitter, Fatimah bercerita piala menang lomba nyanyi di Jepang miliknya dipajaki Rp 4 juta oleh pihak Bea Cukai Indonesia.

Diketahui, Fatimah adalah seorang pemenang ajang pencarian bakat di Jepang bertajuk I Can Sing in Japanese! pada 2015 lalu.

Curhatan Fatimah saat berhadapan dengan pihak Bea Cukai itu menyulut reaksi warganet, dimana banyak pengguna Twitter berbagi unek-unek terkait pengalaman mereka.

Salah satunya adalah omongan warganet terkait banyak TKI (Tenaga Kerja Indonesia)---khususnya datang dari Taiwan, kerap diminta duit secara terang-terangan di bandara dalam kondisi ramai.

"Sampe sekarang kokkk, yang dari Taiwan pada kena, langsung ditanya dan dimintain punya duit asing ga apalagi dollar, kaget bangettt, terang-terangan di bandara yang serame itu aja beraniii 😅😅😅," tulis @kubis**** di akun Twitter-nya.

"Sebagai TKI mau nanya nich, kenapa petugas imigrasi dan bea cukai ndak ada ramah2 nya, kaya yg pulang dari LN ini maling aja, tuch kawan mu yg maling, bukan pekerja macam kami...duit kami halal," kata @hert****

"Astaghfirullah, masih berlanjut? 😥. Cuma dikasih nama pahlawan devisa aja, tapi diperas habis2an," jelas @lutfi**** di platform media sosial milik Elon Musk itu.

"Sodara ada yg kerja jd ABK kapal, kagak cuma duit tp parfum pun mereka mintain. Gw bilang ama dia, kasih aja sekalian sabun bekas mandi elu. 🤣🤣🤣," cuit @tida****

"Tahun lalu adek sy mudik dari Jepang, tiba2 dihadang disuruh nuker yen yg dibawa dgn kurs seenak mereka. Mereka maksa, bukan pegawai tp kyk sdh ada jaringannya dan tau yg mana aja TKI.kekeh adek ga mau nuker sampe ditungguin 2jam, trus diteriakin sm kk yg jemput, lgsg pergi😆," jelas @lia_****

"Pernah ngalamin sendiri. Balik dari Qatar, di Suhat, dibentak bentak, kaya kriminal aja diarahin, dan gada sopan2nya. Tentu saja saya tidak terima. Saya bentak balik. Yang kasian adalah ibu2 TKI yang uda agak berumur, sampe panik dan takut," tulis @dh**** di platform media sosial tersebut.

2 dari 4 halaman

Fatimah Zahratunnisa Kirim Piala Lomba Nyanyi dari Jepang Dipajaki Bea Cukai Rp 4 Juta

<p>Fatimah Zahratunnisa (Foto: Instagram/@icazahra)</p>

Informasi, Fatimah Zahratunnisa mengungkapkan cerita pengalamannya mengirimkan piala yang merupakan hadiah kemenangannya dalam ajang pencari bakat di Jepang. 

Sebagai informasi, pada September 2015 Fatimah berhasil memenangkan ajang pencarian bakat asal Jepang I Can Sing in Japanese, mengalahkan sebelas peserta dari negara lainnya.

Namun saat dia hendak mengirimkan pialanya ke Indonesia, Fatimah mengungkapkan, dia mendapati tagihan pajak sebesar Rp. 4 juta dari Bea Cukai.

"2015 menang acara nyanyi di TV Jepang, pialanya dikirim ke Indo karena gede banget buat dibawa di pesawat. Ditagih pajak 4 juta. Padahal hadiah lombanya gak ada hadiah uang cuma piala itu doang. Menang lomba kok nombok," tulis Fatimah melalui unggahan di akun Twitter pribadinya @zahratunnisaf, dikutip Senin (20/3/2023).

Menghadapi situasi tersebut, Fatimah kemudian mengajukan dokumen untuk membuktikan bahwa piala tersebut merupakan hadiah, bukan pembelian barang dari luar negeri. 

 

3 dari 4 halaman

Kasih Bukti Video Acara TV di Jepang

<p>Fatimah Zahratunnisa (Foto: Instagram/@icazahra)</p>

"Gak terima dong. Akhirnya ngajujin apa ya istilahnya, ribet deh butuh banyak surat lalala yang membuktikan kalo itu tuh hadiah. Sampe nunjukin video acara TV nya juga baru orang bea cukai percaya. Mana waktu di kantornya disuruh nyanyi buat buktiin bisa nyanyi apa nggak," katanya.

Namun tak sampai disitu, Fatimah masih menghadapi sejumlah pertanyaan tentang berapa besaran uang yang bisa ia keluarkan untuk piala tersebut.

"Aku jawab, 5000 buat ongkos naik angkot pulang!," keluhnya.

"Untungnya bisa bawa pulang secara gratis akhirnya setelah tawar menawar secara ketat. Tapi adanya kalimat 'kamu bisa bayar berapa?' itu aku bawa dendam sampe sekarang," ujar dia.

4 dari 4 halaman

Penjelasan dari Bea Cukai Soal Penagihan Pajak Pengiriman Barang dari Luar Negeri

<p>Banjir merendam halaman Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Jakarta, Selasa (25/2/2020). Hujan yang mengguyur Jakarta sejak dini hari tadi membuat halaman Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terendam banjir. (Liputan6.com/Herman Zakharia)</p>

Keluhan Fatimah Zahratunnisa pun ternyata tak hanya dirasakan olehnya seorang diri.

Seorang warganet bernama Novaro Wisnu mengungkapkan, ia pernah dikirimkan suatu karya seni secara gratis dari Amerika Serikat, dan mendapati tagihan bea masuk & PPN.

"Nentuinnya gimana coba kalo harga barang 0 alias gratis, ga ada bukti pula buat banding karena ya emang dikasih aja sama artist-nya," tulis akun Twitter @novarowisnu.

Pihak Bea Cukai pun menjawab pertanyaan Novaro.

"Halo, Kak. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Perlu diketahui bahwa setiap barang yang masuk ke Indonesia dianggap sebagai barang impor sehingga terutang bea masuk dan pajak impor termasuk gift" terang Bea Cukai dalam fitur reply di Twitter.

"Apabila penetapan nilai barang dirasa tidak sesuai, kami sarankan untuk ajukan keberatan kepada Kantor Bea Cukai yang menangani paket dengan melampirkan dokumen-dokumen pendukung. Terima kasih," jelasnya.