Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di Universitas Teknologi Graz (TU Graz) dan HS-Art, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam restorasi film bersejarah, telah mengembangkan aplikasi perangkat lunak terintegrasi yang menggabungkan teknik pewarnaan interaktif dan otomatis dengan teknologi deep learning.
Proyek yang disebut "RE:Color: Efficient coloring of films in cinema quality based on novel machine learning methods" itu bertujuan untuk mengembangkan proses pewarnaan yang sebagian besar otomatis, tetapi sepenuhnya dapat dikendalikan oleh pengguna untuk cuplikan film bersejarah.
Baca Juga
Pangeran George Maju Gantikan Pangeran Harry Jalani Tradisi Natal Kerajaan Inggris
Tolong Malam Ini Anda Menunduk, Sholat Tasbih dan Doakan Orang yang Pernah Menyakiti, Lihat Perubahan yang Terjadi Kata Buya Yahya
Profil Marlon Renaldy Pak Taka Sitkom OB yang Meninggal saat Kawal Iring-iringan Jenazah, Awali Karier di Sinetron Bawang Merah Bawang Putih
Pewarnaan foto-foto bersejarah hitam-putih sudah dicoba sejak tahun 1970-an, tetapi teknik manual atau semi-otomatis terbukti terlalu mahal dan memakan banyak waktu.
Advertisement
Meskipun dimungkinkan untuk mewarnai film secara otomatis sepenuhnya, namun warna yang dihasilkan sering kali tidak sesuai dengan kenyataannya.
Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti di TU Graz telah mengembangkan algoritme yang memungkinkan kontrol yang dipandu oleh pengguna terhadap proses pewarnaan.
Menurut Thomas Pock, peneliti utama di TU Graz, penting bagi manusia untuk mempengaruhi proses pewarnaan guna memastikan keasliannya.
Algoritme ini dilengkapi dengan kumpulan sampel pelatihan untuk secara otomatis mewarnai film bersejarah, sementara operator manusia dapat memandu prosesnya untuk memastikan bahwa warnanya akurat secara historis.
Jaringan saraf tiruan
Kontrol yang dipandu oleh pengguna dipenuhi melalui jaringan saraf tiruan yang telah dilatih sebelumnya yang dapat dipengaruhi secara dinamis oleh interaksi pengguna.
Para peneliti telah mengembangkan pendekatan baru yang berbeda di bidang pewarnaan otomatis berdasarkan kecerdasan buatan.
Mereka menerapkan pendekatan yang paling efisien dalam aplikasi prototipe, menghasilkan koleksi sampel pelatihan yang cukup kuat. Mereka kemudian menerapkan kontrol yang dipandu oleh manusia untuk mendapatkan skema warna yang otentik dan sesuai.
Algoritme yang dikembangkan oleh para peneliti memulihkan dan mewarnai film dengan bersih, tetapi untuk rekaman sejarah dan film bioskop pada umumnya, sejumlah noise yang disebut "butiran film", diperlukan untuk keasliannya.
Â
Advertisement
Kode sumber tersedia secara bebas
Perangkat lunak yang dikembangkan oleh para peneliti dapat secara artifisial menghasilkan dan menambahkan noise ini setelah restorasi dan pewarnaan. Algoritme intinya sudah dipublikasikan pada simposium internasional besar, dan kode sumbernya tersedia secara bebas.
Namun demikian, penggunaan perangkat lunak yang efisien memerlukan penggunaan portofolio produk HS-Art, seperti "Diamant film colorizer" yang digunakan untuk mewarnai rekaman sejarah dalam serial dokumenter ZDFzeit "Hitler's Power" yang sesuai dengan aslinya.
Hasil dari proyek ini adalah pendekatan inovatif untuk mewarnai cuplikan film bersejarah yang memadukan proses otomatis dengan panduan manusia untuk memastikan keasliannya.
Infografis Journal: Fakta Film Horor Digemari Masyarakat Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement