Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini warganet menyoroti berbagai pemberitaan tentang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Kali ini, salah satu pengguna Twitter yang juga diduga adalah pegawai Bea Cukai melayangkan komentar kasar terhadap warganet yang memberikan komentar dicuitan founder studio game asal Indonesia, yakni Toge Productions.
Baca Juga
Adapun Kris Antoni, sang founder Toge Productions menceritakan pengalaman dirinya berhadapan dengan pihak Bea Cukai di Indonesia.
Advertisement
"Ini juga kejadian sama gw. Waktu 2013 @togeproductions menang award Flash Game Summit di San Francisco, tapi karena kita nga bsa pergi terima awardnya jadi pialanya dikirim ke Indonesia, sampai di Jakarta pialanya kena pajak becuk 1juta lebih," tulis Kris di akun Twitter-nya.
Cuitan Kris pun menarik respon berbagai kalangan warganet, salah satunya adalah pengguna Twitter bernama Widy Heriyanto (@wadawidy).
Ketimbang memberikan komentar profesional, akun @wadawidy yang diduga pegawai pajak itu malah merespon dengan kata-kata hinaan terhadap netizen Indonesia.
"Sebelum lo ngetwit, mending belajar dulu deh ketentuan impor itu gimana. Kalo sekarang kan jadinya lo bacot tapi minim literasi peraturan," cuit @wadawidy sebelum akhirnya dihapus dari Twitter.
Membaca cuitan tersebut, sejumlah komentar pun dilayangkan oleh warganet terkait pernyataan @wadawidy tersebut. "si paling bea cukai," tulis @epan****.
Tidak terima dengan komentar tersebut, akun @wadawidy pun menjawab ketus dan menghina bertuliskan, "Cieee babunya datang" dan "para babu sibuk belain tuan nya".
Kris pun berusaha untuk meminta dijelaskan tentang kenapa banyak WNI yang komplen atas pengenaan pajak dari luar negeri, dan memberikan perbandingan tentang pengalamannya di Singapura dengan di Indonesia.
"2013 kejadian, sampe sekarang masa ngga pernah baca. Baca dulu dong, jangan cuma ngeluh tapi lo nya juga gak cari tahu. Gaperlu jadi beacukai buat ngasi paham "barang impor ya wajib bayar pajak impor". Dan jangan menggeneralisir case lo dengan bawa "WNI se Indonesia komplen"", katanya.
Setelah ditelusuri lebih lanjut ke platform LinkedIn, Widy Heriyanto memang merupakan seorang pegawai Ditjen Bea Cukai Kemenkeu.
Di akun LinkedIn-nya, dia mencantumlan posisi sebagai Senior Analyst Ditjen Bea Cukai. Sayang, akun tersebut kini tidak bisa diakses dengan bebas alias digembok.
Respon Warganet Terkait Pegawai Bea Cukai Hina Netizen Sebagai Babu
Jadi pengen ikut pindah negara kalo penyakit atau boroknya semakin Akut 🫢
— Muhammad Ferdian (@mu_ferdy) March 22, 2023
Alangkah baiknya selama masih digaji sama negara janganlah belagu. Inget kalau nanti kasih makan keluarga itu sebagian besar dari keringet orang2 yg kerja serta berkontribusi langsung biar ekonomi tetep jalan + tumbuh dan ditarikin pajaknya (buruh, umkm, pegawai kantoran dll) 🦾
— Farlinno, Deandro (@androfarlinno) March 22, 2023
Temen saya pernah di bea cukai dan baru setahun kalo g salah, langsung resign pindah swasta. "Isinya oknum semua, gakuat aku" 🤣
— Al (@Aa_Kuun) March 22, 2023
Lah dia kerja di bea cukai di bayar pajak rakyat cuma di suruh ngejelasin sama ngasih tau aja gamau si anj :(( terus dia di gaji buat apaan dah :((
— snorlax (@bbrkcang) March 22, 2023
in this case kalo masyarakat sebanyak itu engga paham ketentuan impor, ya coba dalami gimana biar mudah dipahami. in this case dirjen sebelah udah agak mending pemberian informasinya. ini sudah pemberian infonya tidak cukup banyak sampe ke masy, ngegas dan arogan pulak :(
— sourreaaalll (@blupblupers) March 22, 2023
Kalo responsnya minta maaf mulu, Mpok Minah juga bisa. Lama-lama permintaan maaf Kemenkeu dianggap sepele karena minta maaf terus tapi ngga ada tindak lanjut.
— Inas 👩🚀 (@inasmfdti) March 23, 2023
Advertisement
Staf Sri Mulyani Minta Maaf Terkait Fatimah Zahratunnisa
Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mewakili Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meminta maaf kepada salah satu warganet Fatimah Zahratunnisa karena pengalaman kurang menyenangkan yang mendapatkan tagihan pajak dari Bea Cukai.
Hal itu lantaran pengiriman piala yang merupakan hadiah kemenangan Fatimah Zahratunnisa dalam ajang pencari bakat di Jepang dikenai pajak Rp juta dari Bea Cukai.
Enam+58:24VIDEO: Dirjen Pajak Suryo Utomo Jatuhkan 349 Hukuman Berat “Mbak @zahratunnisaf, mewakili Kemenkeu, kami memohon maaf secara tulis atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami sungguh berempati dan menyesalkan kejadian ini. Doa kami mbak Zahra semakin sukses. Kami berkomitmen utk terus melakukan perbaikan pelayanan,” tulis dia melalui akun twitter @prastow, dikutip Selasa (21/3/2023).
Cuitan Staf Khusus Sri Mulyani itu pun telah mendapatkan tanda suka 978 hingga artikel ini ditulis, dan di-retweet 198.
Permintaan maaf tersebut pun direspons oleh Fatimah Zahratunnisa melalui akun twitternya @zahratunnisaf. Ia juga menyampaikan apresiasi dan mengungkapkan cuitan tersebut merupakan sisa sakit hati karena merasa tidak diapresiasi.
“Terima kasih pak. Tweet saya murni dari sisa sakit hati orang yang merasa tidak diapresiasi pencapaiannya. Saran saya untuk membenahi aturan pajak hadiah hasil prestasi dengan bukti surat lengkap dan jelas untuk dibebaskan pajak sebagai sedikit bentuk apresiasi,” tulis Fatimah Zahratunnisa.
Prastowo pun membalas kalau masukan tersebut akan diteruskan ke bagian regulasi.
“Terima kasih utk responnya mbak. Sangat melegakan, masukan Anda akan saya teruskan ke bagian regulasi. Salam sehat, sukses selalu,” tulis dia.
Curhatan Fatimah Zahratunnisa
Sebelumnya dalam curhatan Fatimah Zahratunnisa, ia menyatakan saat meraih juara di ajang pencarian bakat itu memang menjadi juara. Akan tetapi, ia hanya menerima piala besar itu, tak mendapat hadiah lainnya termasuk uang.
Hal yang membuat dia baru menceritakan masalah ini setelah delapan tahun lalu berlalu karena Fatimah Zahratunnisa masih merasa kesal dengan Bea Cukai.
"Kenapa cerita 2015 baru cerita sekarang? Ya aku masih d***** sama BC pengen ngomel aja karena baca thread tentang BC mentrigger emosi, gatahunya rame. Mau giring opini naon deui ini mah cerita pengalaman sendiri atuh lah :(," bebernya.
Advertisement