Sukses

OpenAI Blokir Chatbot AI ChatGPT Usai Diperintah Otoritas Italia

Menindaklanjuti perintah otoritas Italia, OpenAI pun mengumumkan pemblokiran ChatGPT di negara tersebut kepada para penggunanya

Liputan6.com, Jakarta - OpenAI menyatakan bahwa mereka mulai memblokir akses ke chatbot AI mereka ChatGPT di Italia, setelah otoritas setempat meminta pemblokiran platform tersebut.

Diketahui, otoritas perlindungan data pribadi Garante, pada Jumat pekan lalu waktu setempat, meminta OpenAI untuk tidak memproses data warga Italia, demi layanan yang bisa menjawab berbagai pertanyaan pengguna menggunakan kecerdasan buatan itu.

Ketika mengakses ChatGPT OpenAI dengan alamat IP Italia, terdapat pengumuman dari OpenAI yang memberitahu mereka menyesal bahwa akses ke pengguna di sana telah dimatikan, atas permintaan otoritas perlindungan data Garante.

Mengutip Tech Crunch, Senin (3/4/2023), OpenAI juga mengatakan akan mengembalikan uang atau me-refund ke pengguna di Italia, yang sudah membeli langganan ChatGPT Plus bulan lalu.

Selain itu, perpanjangan langganan ChatGPT Plus juga akan dihentikan sementara, agar pengguna tidak dikenakan biaya saat layanan ditangguhkan.

Pemblokiran sendiri tampaknya hanya dilakukan secara geoblock atau di lokasi tertentu. Sehingga, warga Italia masih bisa menggunakan VPN untuk beralih ke IP negara lain, dan menggunakan chatbot AI itu.

Namun, jika akun ChatGPT awalnya terdaftar di Italia, akun tersebut mungkin tidak bisa diakses, sehingga jika pengguna ingin menghindari pemblokiran, harus membuat akun baru dengan alamat IP non-Italia.

Lebih lanjut, perusahaan yang berbasis di San Francisco ini belum mengeluarkan pernyataan pers soal masalah mereka di Italia.

 

2 dari 4 halaman

ChatGPT Berkomitmen Lindungi Privasi

"Kami berkomitmen untuk melindungi privasi orang dan kami yakin kami menawarkan ChatGPT sesuai dengan GDPR dan undang-undang privasi lainnya," kata mereka melalui pernyataan publiknya, kepada pengguna yang diblokir.

OpenAI juga menyebut akan bekerja sama dengan Garante agar akses bisa dikembalikan sesegera mungkin.

"Banyak dari Anda telah memberi tahu kami bahwa menurut Anda ChatGPT berguna untuk tugas sehari-hari, dan kami berharap dapat membuatnya tersedia lagi segera," kata mereka.

Regulator Italia sebelumnya telah memerintahkan pemblokiran ChatGPT di negara tersebut. Alasannya, OpenAI dikhawatirkan telah melanggar aturan Perlindungan Data di Uni Eropa.

Menurut regulator Garante, tidak ada dasar hukum terkait pengumpulan data massal OpenAI, untuk melatih model ChatGPT.

 

3 dari 4 halaman

Alasan Otoritas Italia Minta ChatGPT Diblokir

Garante juga menyebut, hasil yang terkadang tidak akurat menunjukkan AI generatif ini tidak memproses data dengan benar. Mereka juga menyatakan prihatin tentang kelemahan yang membocorkan data pengguna pekan lalu.

Mengutip Engadget, Minggu (2/4/2023), otoritas perlindungan data pribadi Italia itu juga mengatakan OpenAI tidak memiliki upaya yang cukup untuk melindungi anak-anak saat menggunakan chatbot AI ini.

Garante mengatakan, meski OpenAI menyebut ChatGPT ditujukan untuk pengguna berusia di atas 13 tahun, tidak ada pemeriksaan usia yang mencegah anak-anak melihat jawaban yang "sama sekali tidak tepat."

OpenAI selanjutnya mendapatkan waktu sampai 20 hari, untuk menjelaskan bagaimana mereka akan mengatasi masalah itu.

 

4 dari 4 halaman

OpenAI Bisa Terancam Denda

Jika tidak bisa memberikan penjelasan, perusahaan pun harus bersiap menghadapi dengan sampai €20 juta (sekitar Rp 325 miliar) atau maksimal empat persen dari omset tahunannya di seluruh dunia. Sejauh ini, OpenAI belum memberikan komentarnya.

Menurut kebijakan privasi ChatGPT, OpenAI menjabarkan bahwa pelatih bisa menggunakan data percakapan untuk meningkatkan AI, tapi juga menggabungkan atau membuat anonim data tersebut.

Ketentuan OpenAI juga melarang penggunaan ChatGPT oleh anak-anak di bawah 13 tahun, sementara kebijakan tersebut juga mengatakan perusahaan tidak "secara sadar" mengumpulkan data pribadi dari pengguna di bawah umur tersebut.