Sukses

Ngeri, Pesan Suara WhatsApp Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Buat Sang Anak Viral di Medsos

Beredar di media sosial pesan suara WhatsApp yang dikirimkan korban pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara kepada anaknya. Berkat pesan suara ini, aksi pembunuhan dukun pengganda uang tersebut terungkap.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan berantai oleh seorang dukun pengganda uang yang karib disapa Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah, masih menjadi perhatian warganet.

Berdasarkan penyelidikan kepolisian Polres Banjarnegara, jumlah korban dukun pengganda uang bernama Tohari alias Mbah Slamet ini mencapai 12 orang. Korban ditemukan terkubur di lokasi penguburan jenazah di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jateng.

Parahnya, pelaku yakni sang dukun pengganda uang Banjarnegara Mbah Slamet hanya mampu mengingat satu titik tempat dirinya menguburkan korban yang dibunuhnya.

Adapun kasus pembunuhan berantai ini terungkap terungkap berkat adanya laporan GE, anak seorang korban berinisial PO, warga Sukabumi, Jawa Barat, berusia 53 tahun. GE malaporkan ayahnya hilang pada 27 Maret 2023.

Laporan ini didasari pesan suara yang dikirim korban melalui WhatsApp kepada adik GE, SL, pada 24 Maret 2023 yang mengabarkan dirinya sedang di rumah Mbah Slamet sang dukun pengganda uang.

Korban PO juga berpesan, jika sampai hari Minggu, 26 Maret 2023, dirinya tidak pulang, anak-anaknya diminta untuk datang ke rumah Mbah Slamet dengan didampingi aparat.

Laporan GE ini membuat petugas Satreskrim Polres Banjarnegara segera melakukan penyelidikan hingga menemukan jasad korban PO terkubur di jalan setapak menuju hutan Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara, Sabtu, 1 April 2023.

Hasil pemeriksaan menyebutkan PO dibunuh Mbah Slamet dengan diberi minuman yang dicampur racun Potassium Sianida. Hal tersebut dilakukan karena pelaku kesal ditagih terus menerus oleh korban.

Pasalnya, Mbah Slamet menjanjikan akan melipatgandakan uang sebesar Rp 70 juta yang disetorkan PO, menjadi Rp 5 miliar.

Belakangan di media sosial, pesan suara WhatsApp yang dikirimkan korban dukun pengganda uang Banjarnegara, yakni seorang ayah, kepada anaknya ini beredar di media sosial.

 

2 dari 3 halaman

Video Pesan Suara WhatsApp Korban Dukun Pengganda Uang Diputar Ratusan Ribu Kali

Sejumlah akun media sosial mengunggah pesan suara WhatsApp tersebut. Salah satunya adalah akun base Twitter @tanyakanrl yang mengunggah screenshot akun Instagram komunitas Banjarnegara @instambanjarnegara mengunggah video berisi pesan suara WhatsApp dari korban ke anaknya.

"Konteks pembunuhan di Banjarnegara, asli nangis banget dengerin vn korban ke anaknya, benar-benar nggak kebayang setakut apa korban waktu itu, nyesek banget asli dengernya," tulis akun @tanyakanrl.

Unggahan ini pun sukses menyedot perhatian warganet Twitter lainnya. Unggahan tersebut mendapat lebih dari setengah juta views dan 576 kali Retweet dan lebih dari 5.800 tanda Likes.

Karena banyak yang penasaran, ada sebuah akun Twitter yang mengunggah video berisi pesan suara WhatsApp dari korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet ke anaknya.

3 dari 3 halaman

Pesan Suara WhatsApp Ungkap Kondisi Korban

Jika didengarkan dengan saksama, dalam pesan suara itu si korban terdengar ketakutan dan melaporkan lokasi tempatnya berada saat itu, yakni di rumah Mbah Slamet si dukun pengganda uang.

Selanjutnya, korban menyebut ia mengirimkan pesan suara WhatsApp itu karena dirinya merasa waspada sesuatu yang buruk terjadi kepada dirinya.

Apalagi sang ayah saat itu mendatangi kediaman Mbah Slamet sendirian tanpa teman atau pun ajudan dan orang kepercayaan yang menemani. Korban juga merasa ngeri, apalagi di hutan yang dilewatinya korban mengaku sangat mengantuk.

Sang korban aksi kejam dukun pengganda uang Banjarnegara itu juga mengaku masih ngantuk saat duduk bersila di rumah Mbah Slamet sampai kepalanya terkulai di tikar. Ia merasakan hal tersebut tidak wajar. Ia juga berharap agar dirinya selamat.

Unggahan ini pun mendapatkan cukup banyak komentar dari warganet. Sebagian di antara mereka mengucapkan ucapan duka cita.