Liputan6.com, Jakarta - Menurut World Bank, Indonesia masih membutuhkan tambahan 9 juta pekerja di bidang IT (talenta digital) pada tahun 2025-2030. Data saat ini menunjukkan hanya 16% lulusan ilmu komputer yang berhasil memasuki dunia kerja sebagai developer.
Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kebutuhan industri teknologi dengan kapasitas tenaga kerja yang ada di pasar, terutama disebabkan oleh kurikulum pengajaran ilmu IT yang kurang update dan masih konvensional.
Baca Juga
Maka tak heran bila banyak lulusan tenaga IT masih membutuhkan pelatihan ekstra untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia kerja.
Advertisement
Untuk mengatasi masalah tersebut, startup Hacktiv8 hadir menawarkan pelatihan IT bagi masyarakat umum dari berbagai latar belakang dan menyalurkan tenaga IT siap kerja langsung ke berbagai perusahaan.
Kurikulum coding bootcamp yang digelar Hacktiv8 disesuaikan dengan kebutuhan industri teknologi dan perusahaan telah bekerja sama dengan lebih dari 800 hiring partners untuk menyalurkan lulusan mereka.
Hasilnya, lulusan Hacktiv8 tersebar di semua startup unicorn, perusahaan telekomunikasi, dan startup yang telah menerima pendanaan seri-B di Indonesia.
"Kami sentiasa membantu siswa dan lulusan untuk mendapatkan kesempatan berkarir. Di sisi lain, kami juga membantu para hiring partners untuk mendapatkan talenta IT yang ulet dan berkualitas tinggi," kata Co-Founder dan CEO Hacktiv8 melalui keterangannya, Selasa (11/4/2023).
Perusahaan meyakini bahwa skema tersebut efektif dalam menjawab tantangan kekurangan tenaga kerja IT yang dihadapi Indonesia.
Â
Cetak 1.700+ Lulusan Full-time Bootcamp
Sejak berdiri pada tahun 2016, Hacktiv8 mengklaim telah meluluskan total sekitar 1.700+ lulusan full-time bootcamp per Desember 2022.
Berdasarkan angka tersebut, 93% di antaranya berhasil mendapatkan pekerjaan di bidang IT dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, dan mencatatkan kenaikan gaji rata-rata 84% dibandingkan pekerjaan sebelumnya.
Lulusan Hacktiv8 juga mencatatkan gaji tahunan sebesar Rp 130 juta, atau 40% lebih tinggi dari standar rata-rata industri.
Ronald menuturkan, pada tahun 2023 ini, perusahaan menargetkan untuk menciptakan lebih dari 2.600 kesempatan bekerja, mencetak 2.700 lulusan full-time bootcamp (tenaga IT), dan menambah hiring partners menjadi 1.000.
Â
Advertisement
Skema Bagi Hasil
Hacktiv8 sendiri menjadi coding bootcamp pertama di Indonesia yang menyediakan Income Share Agreement (ISA) atau Skema Bagi Hasil. Semua orang berkesempatan untuk mengikuti coding bootcamp dan membayar biayanya di kemudian hari dengan program ISA.
Hal ini akan mempermudah masyarakat Indonesia untuk meraih pendidikan IT tanpa terhalang beban biaya yang berat di awal.
Pembagian pendapatan sebesar 20% dengan Hacktiv8 diaktifkan setelah siswa lulus dan mendapatkan pekerjaan, sehingga bisa membayar kembali biaya bootcamp serta tanpa dibebani bunga.
Program ISA diluncurkan pada 2019, di mana Hacktiv8 telah membantu lebih dari 840 siswa dengan rata-rata lulusan dapat melunasi pembayaran dalam waktu 30 bulan.
Hacktiv8 juga telah menyalurkan total ISA senilai kurang lebih Rp 40 miliar untuk membantu semakin banyak generasi muda di Indonesia mengakses pendidikan IT yang terjangkau dan bertransformasi menjadi talenta digital siap-kerja.
Para siswa bisa memilih di antara 3 bootcamp intensif, yakni di bidang JavaScript, Data Science, dan Performance Marketing, atau program paruh-waktu, seperti Intro to Python, Web Service with Golang, dan React & React Native Basic.
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement