Sukses

Katie Cotton, Mantan Bos PR Apple di Era Steve Jobs Meninggal Dunia

Di masa jabatannya sebagai bos PR perusahaan, Katie Cotton dinilai melahirkan strategi untuk menjaga kerahasiaan produk-produk Apple

Liputan6.com, Jakarta - Apple berduka. Mantan bos Public Relation (PR) atau bagian hubungan masyarakat di perusahaan itu pada masa kepemimpinan Steve Jobs, Katie Cotton, meninggal dunia.

Mantan Vice President of Worldwide Corporate Communication itu meninggal pada 6 April 2023 waktu setempat. Sembilan tahun yang lalu, dia resmi pensiun dari jabatannya di perusahaan pembuat iPhone tersebut.

Mengutip 9to5mac, Selasa (11/4/2023), saat meninggalkan Apple di 2014, Cotton sempat menyebut kepada awak media keputusan itu akan jadi salah satu yang tersulit dalam dirinya.

"Ini sulit buat saya," kata Katie Cotton kala itu. "Apple adalah bagian dari hati saya," ujarnya sembari menambahkan, dia ingin "menghabiskan waktu bersama anak-anaknya untuk beberapa waktu."

Apple, melalui pernyataannya pada Bloomberg, menyampaikan perusahaan merasa berduka cita atas meninggalnya Katie Cotton.

Menurut perusahaan, Cotton "adalah seseorang luar biasa dan dia memberikan kontribusi tak terhitung jumlahnya selama dua dekade karirnya di Apple."

Pikiran orang-orang bekerja di sana pun "bersama orang-orang dia cintai dan semua orang memiliki kesempatan untuk bekerja dengannya."

Cotton terbilang cukup berpengaruh ketika dirinya menjabat sebagai pimpinan Public Relations perusahaan, khususnya terkait informasi rahasia perusahaan.

Dikutip dari Apple Insider, dengan membatasi siaran pers, Apple mampu menciptakan permintaan akan pemberitaan, membuat setiap potongan informasi dari perusahaan seperti sebuah harta karun untuk dibagikan.

Strategi ini terus dipertahankan hingga sekarang. Meski Apple sudah sedikit lebih terbuka soal informasi tertentu, namun mereka tetap banyak menyimpan rahasia soal para eksekutif dan produk yang akan datang.

Vice-Presiden of Communications Apple saat ini dipegang oleh Kristin Huguet Quayle, yang secara langsung melapor ke CEO Tim Cook. Kristin bergabung di tim komunikasi Apple pada 2005, dan memimpin Corporate PR selama tujuh tahun.

2 dari 3 halaman

Tim Cook Tak Ingin Orang Keseringan Pakai iPhone

Di sisi lain, CEO Apple Tim Cook ternyata tidak ingin orang-orang terlalu sering menggunakan iPhone. Pernyataan ini sedikit bertolak belakang dengan posisinya sebagai pimpinan Apple yang merupakan pembesut iPhone.

Mengutip informasi dari Mashable, Minggu (9/4/2023), pernyataan tersebut Tim Cook ungkapkan ketika menjadi salah satu sosok yang ditampilkan dalam edisi perdana mengenai World Creativity Awards dari majalah GQ.

Pernyataan Tim Cook sendiri bukannya tanpa alasan. Ia menuturkan, Apple tidak diberi intensif agar pengguna iPhone berlama-lama menggunakan perangkat mereka.

Alih-alih berlama-lama di iPhone mereka, Tim menginginkan agar pengguna memanfaatkan perangkat tersebut untuk melakukan sesuatu yang belum tidak bisa mereka lakukan sebelumnya.

Menurut Tim Cook, Apple mendesain teknologi untuk memungkinkan orang-orang mencapai hal-hal yang sebelumnya tidak bisa mereka lakukan, menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak bisa mereka buat, serta mempelajari hal-hal yang belum mereka ketahui.

 

3 dari 3 halaman

Hadirkan Fitur Screen Time

"Itulah yang mendorong kami. Kami tidak ingin orang menggunakan ponsel kami terlalu sering. Kami tidak diberi insentif untuk itu. Kami tidak menginginkan itu," tuturnya.

Untuk itu, ia bersama Apple menciptakan fitur Screen Time yang memungkinkan orang-orang memantau waktu mereka ketika menggunakan iPhone. Kehadiran fitur ini tidak lepas dari filosofi yang ia pegang sebagai seorang pribadi.

"Karena filosofi saya adalah, jika Anda lebih sering melihat ponsel daripada menatap mata seseorang, Anda melakukan hal yang salah. Jadi kami melakukan sejumlah hal seperti (fitur) Screen Time," ujarnya menjelaskan.

Selain itu, ia juga menyinggung soal privasi sebagai hak asasi manusia yang mendasar. Karenanya, Apple berusaha membuat produk yang sesedikit mungkin mengumpulkan data dan menempatkan pengguna di kursi pengemudi.

Dengan kata lain, Apple memberikan kesempatan bagi pengguna smartphone besutannya untuk mengatur sendiri data mereka, termasuk memutuskan apa yang harus dilakukan dengan data tersebut.

(Dio/Ysl)