Sukses

Tupperware Terancam Bangkrut, Warganet: Kesayangan Emak Lebih dari Anak Sendiri Mau Gulung Tikar

Tupperware, perusahaan dengan produk wadah makanan favorit emak-emak, terancam bangkrut. Berikut komentar warganet atas hal ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar mengejutkan dari perusahaan wadah penyimpanan favorit emak-emak, Tupperware. Tupperware mengumumkan kinerja keuangan yang kurang baik. Kabar mengenai Tupperware bangkrut pun mendapatkan perhatian dari banyak orang termasuk warganet. 

Dalam dokumennya yang dikirim ke regulator bursa AS, brand wadah penyimpanan makanan asal Massachusetts, Amerika Serikat ini mengatakan, pihaknya tidak akan memiliki kas cukup untuk mendukung operasional, jika tidak mendapat sokongan dana baru.

Dikatakan juga, sembari mencari dukungan pendanaan baru, Tupperware juga mempertimbangkan opsi PHK sekaligus meninjau bisnis real estate perusahaan.

Tupperware yang sudah beroperasi 77 tahun ini disebut-sebut mengalami kesulitan persaingan dalam beberapa tahun belakangan. Pasalnya, Tupperware belakangan ini mencoba rebranding image sebagai produk yang menarik minat generasi muda.

Namun langkah itu belum berhasil dan jadi salah satu kesulitan bagi brand Tupperware kesayangan emak-emak ini. Berkurangnya minat masyarakat terhadap produk rumahan juga membikin Tupperware kesulitan. Padahal Tupperware merupakan brand wadah makanan yang begitu digemari emak-emak.

Kesulitan dan ancaman bangkrutnya Tupperware pun mendapatkan komentar dari warganet. Ada di antara pengguna internet yang menganggap harga mahal Tupperware menjadikan orang jadi beralih ke produk lain.

 

2 dari 4 halaman

Warganet Sebut Emak Lebih Sayang Tupperware Daripada Anak

"Banyak ibu-ibu yang pakai merek lain dan lebih terjangkau harganya, terus awet. Tupperware itu selain susah dicuci, gampang rusak tutupnya," cuit seorang pengguna Twitter @nne***.

Akun @cew*** pun bernostalgia menyebut Tupperware lebih disayang oleh ibu ketimbang anak kandung sang ibu. "Kesayangan ibu melebihi sayang ke anak kandung, soalnya kalau ilang ngamuk bukan main," kicaunya.

Lebih lanjut, akun Twitter lainnya @lal*** mengigat momennya bersama Tupperware. "Jadi ingat pulang diklat emak langsung tanya Tupperware di mana... Bukannya nyuruh makan atau mandi dulu nanya aja engga," cuitnya.

3 dari 4 halaman

Warganet Sebut Tupperware Harusnya Mulai Dijual di Mall

Pengguna Twitter lainnya @bea***, "Mungkin karena mahal jadi jarang ada yang beli, kalau toples tutupnya suka nggak tahan lama."

Warganet dengan akun @han*** bahkan mengungkapkan kesedihannya jika Tupperware benar-benar gulung tikar. "Ih kenapa gue masih punya cita-cita kalau nikah mau beli Tupperware banyak."

Ada juga warganet yang menyarankan Tupperware untuk tidak lagi berjualan dengan sistem MLM melainkan mulai masuk ke mall seperti pesaingnya.

"Tupperware harusnya nyoba bikin toko di mall-mall kayak locknlock gak sih? Trus harganya dimurahin biar tetap eksis dan orang-orang tetap beli," kata pemilik akun @dhy***.

Kalau kamu, bagaimana, punya kenangan khusus dengan Tupperware?

4 dari 4 halaman

Berbagai Krisis Landa Tupperware

Beberapa krisis telah melanda Tupperware, termasuk penurunan tajam dalam jumlah penjual, penurunan konsumen pada produk rumah tangga, dan merek yang masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen yang lebih muda, menurut Neil Saunders, analis ritel dan direktur pelaksana di GlobalData Pengecer.

Saunders mengatakan Tupperware berada dalam "posisi genting" secara finansial karena berjuang untuk meningkatkan penjualan, dan karena asetnya ringan, ia tidak memiliki "banyak kapasitas untuk mengumpulkan uang".

“Perusahaan ini dulunya merupakan sarang inovasi dengan gadget dapur pemecah masalah, tetapi sekarang benar-benar kehilangan keunggulannya," sebut dia.

Tupperware mengatakan bahwa produknya sudah masuk ke cabang ritel Target sebagai bagian dari reinvention merek, yang mencakup rencana untuk menumbuhkan bisnis melalui beberapa saluran ritel dan menampilkan produknya kepada konsumen yang lebih muda yang bahkan belum pernah mendengar tentang Tupperware (TUP).

Tapi upaya itu sejauh ini gagal: Saham Tupperware turun 90 persen selama setahun terakhir.