Liputan6.com, Jakarta - Android 14 Beta 1 memperkenalkan atribut baru yang dapat digunakan aplikasi mencegah alat aksesibilitas berbahaya untuk mengakses layar keamanan, seperti penampil kode otentikasi dua faktor atau 2FA. Pembaruan ini dilaporkan oleh seorang pakar Android, Mishaal Rahman, melalui akun Twitter-nya.Â
Mengingat Accessibility API yang mampu memindai layar kerap disalahgunakan oleh hacker untuk menyusupi malware dan mencuri kode 2FA, Google meningkatkan aksesibilitas, seperti teks kontras tinggi yang bekerja dengan Material You.Â
Baca Juga
Dilansir Android Police, Jumat (14/4/2023), Android juga mencegah mudahnya aktivasi layanan aksesibilitas pada aplikasi yang diunduh secara manual dari luar PlayStore. Sistem ini menjadi peringatan bagi pengguna agar lebih berhati-hati dan memastikan aplikasi dapat dipercaya sebelum menginstal layanan aksesibilitasnya.Â
Advertisement
Hal ini menjadi faktor yang sangat penting untuk menghindari potensi penyalahgunaan API dan pecurian berbagai data penting oleh peretas.
"Di Android 14, aplikasi dapat menyetel atribut untuk mencegah alat non-aksesibilitas berinteraksi dengan tampilan layar penting. Misalnya, Google Authenticator dapat memastikan bahwa hanya alat aksesibilitas yang dapat membaca kode 2FA," tulis Rahman dalam cuitannya yang diunggah Kamis (13/4/2023).
Menurut Rahman, pemblokiran Accessibility API pada versi beta publik ini telah sedikit berubah dari Android 14Â Developer Preview 2. Fitur ini menjadi lebih cerdas dengan memungkinkan sistem Android mendeteksi data sensitif dan secara otomatis memblokir aksesibilitas aplikasi.Â
Meskipun begitu, cara kerja fitur di kedua versi pengembang Android 14 ini tetap sama dan bertujuan untuk memberikan perlindungan yang lebih bagi pengguna.
Kerentanan Accessibility API terhadap Malware
Perlu diketahui, layanan aksesibilitas mengandalkan API untuk membuat Android lebih mudah digunakan bagi penyandang disabilitas, misalnya melakukan beberapa tindakan dengan input pengguna yang minim.
Karenanya, layanan ini membutuhkan izin yang lebih tinggi, seperti akses untuk membaca konten di layar dari aplikasi lain. Contoh aplikasi semacam ini antara lain TalkBack, Voice Access, dan Select to Speak.
Sayangnya, metode ini pun membahayakan pengiriman kode 2FA bahkan pada Google Authenticator yang merupakan aplikasi terpercaya. Beberapa malware Android terkenal seperti Nexus dan Cerberus juga menggunakan Aksesibilitas API untuk menginfeksi ponsel pengguna.Â
Maka dari itu, implementasi perlindungan malware baru ini tentunya menciptakan Android yang lebih aman secara inheren. Kendati demikian, pengguna juga tetap harus waspada dan pastikan untuk mengunduh aplikasi dari sumber terpercaya, seperti Google Play.
Advertisement
Google I/O 2023 Siap Digelar 10 Mei, Android 14 Sudah Siap Meluncur?
Sementara itu, Google mengumumkan akan kembali menggelar event Google I/O di tahun ini. Informasi ini diungkap langsung oleh CEO Google Sundar Pichai.
Mengutip informasi dari GSM Arena, Kamis (9/3/2023), Google I/O 2023 akan digelar pada 10 Mei 2023. Seperti biasa, event ini akan digelar di Shoreline Amphitheatre yang berlokasi di seberang kantor pusat Google di Mountain View, California.
Event ini akan menjadi gelaran Google I/O pertama yang bisa dihadiri peserta secara langsung dalam empat tahun terakhir. Kendati demikian, Google juga akan menyiarkannya secara langsung.
"Bersemangat karena #GoogleIO tahun ini akan diadakan pada 10 Mei, langsung dari Shoreline Amphitheatre di Mountain View dan online," tulis Sundar melalui akun Twitternya.
Belum ada informasi mengenai produk apa yang akan diperkenalkan pada Google I/O 2023, tapi kemungkinan besar perusahaan tersebut akan memberikan informasi lebih detail mengenai Android 14 Beta. Terlebih, versi Developer Preview pertama telah keluar.
Sementara untuk perangkat, ada rumor menyebut Google akan mengungkap kehadiran Pixel versi foldable atau tablet. Lalu, ada pula versi terbaru dari Pixel Buds Pro yang sempat diperkenalkan pada Google I/O tahun lalu.
Selain itu, chatbot dan AI juga disebut akan menjadi perhatian Google di 2023. Karenanya, ada kemungkinan perusahaan akan meluncurkan secara resmi chatbot besutan mereka, yakni Bard.
Di sisi lain, dominasi Android sebagai sistem operasi besutan Google dilaporkan mulai terancam oleh generasi baru pengguna smartphone yakni generasi Z alias Gen Z.
Gen Z Ancam Keberadaan Android, 10 Tahun Lagi OS Google Ini Punah?
Financial Times menyebut Gen Z merupakan masalah utama bagi Android. Sebab, di Amerika Serikat, mereka yang lahir setelah tahun 1996 ini lebih memilih iPhone ketimbang Android, termasuk Android paling mahal sekalipun.
Studi juga mengklaim, 34 persen pengguna iPhone di Amerika Serikat adalah Gen Z. Adapun pangsa pasar Samsung yang 10 persen, bisa terancam atas hal ini.
Sebagian besar karena peningkatan pesat antara Gen Z ini, di mana pangsa pasar Apple secara keseluruhan di AS tumbuh dari 35 persen pada 2019 menjadi lebih dari 50 persen pada 2022.
Advertisement