Sukses

Apple Batal Gugat Mantan Eksekutif yang Tuduh Perusahaan Memata-Matai Pesan Teks

Apple diam-diam membatalkan gugatan terhadap Gerard Williams III, mantan eksekutif chip yang dituduh melakukan perekrutan karyawan saat masih aktif bekerja.

Liputan6.com, Jakarta - Apple diam-diam membatalkan gugatan terhadap Gerard Williams III, mantan eksekutif yang dituduh melakukan perekrutan karyawan saat masih aktif bekerja.

Williams menghabiskan hampir satu dekade bekerja untuk Apple, memimpin pengembangan beberapa chip terpenting--termasuk A7, prosesor 64-bit pertama untuk perangkat seluler.

Pada 2019, Williams meninggalkan Apple untuk ikut mendirikan Nuvia, sebuah firma desain chip yang kemudian diakuisisi oleh Qualcomm pada 2021.

Ketika Apple pertama kali menggugat Williams, ia menuduhnya "diam-diam" memulai Nuvia dan merekrut karyawan untuk startup-nya saat ia masih menjadi karyawan Apple.

Mengutip Engadget, Minggu (30/4/2023), Williams kemudian membantah klaim Apple dan menuduh perusahaan memata-matai pesan teksnya.

Bloomberg melaporkan, Apple tiba-tiba mengajukan permintaan untuk membatalkan gugatan terhadap Williams awal pekan ini. Dokumen tersebut tidak menyebutkan alasan perusahaan untuk membatalkan kasus tersebut.

Namun, Apple disebut melakukannya "dengan prasangka", yang berarti Apple tidak dapat mengajukan klaim yang sama terhadap Gerard Williams III lagi. Hal ini juga menandakan bahwa kedua belah pihak mencapai penyelesaian.

Dalam minggu-minggu menjelang permintaan pembatalan, dokumen pengadilan menunjukkan Apple meminta penolakan dari Hakim Sunil Kulkarni.

Sekitar 17 Maret 2023, perusahaan menambahkan dua pengacara dari firma hukum Morrison and Foerster ke tim yang mengajukan kasusnya terhadap Williams.

Pada 28 Maret 2023, Hakim Sunil Kulkarni mengajukan pengungkapan singkat bahwa dia telah bekerja di Morrison and Foerster selama kurang lebih 13 tahun.

Ia mengklaim tetap berhubungan “selama bertahun-tahun” dengan Bryan Wilson dan Ken Kuwayti, dua pengacara Morrison and Foerster yang disewa Apple sebagai konseling di awal bulan.

2 dari 4 halaman

Mantan Karyawan Apple Dihukum 3 Tahun Penjara, Tipu Perusahaan Rp 255 Miliar

Sebelumnya, seorang mantan karyawan Apple yang mengaku bersalah menipu perusahaan senilai US$ 17,4 juta atau sekitar Rp 255 miliar, dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dan diperintahkan untuk membayar keuntungan yang diperolehnya secara tidak sah.

Dhirendra Prasad, yang sebelumnya bekerja sebagai buyer di departemen Rantai Pasokan Layanan Global Apple, selama bekerja mengakui tuduhan konspirasi untuk melakukan penipuan surat dan konspirasi untuk menipu Amerika Serikat pada November 2022.

Menurut laporan iMore, dikutip dari Engadget, Sabtu (29/4/2023), dua tuduhan konspirasi untuk melakukan pencucian uang dibatalkan selama hukuman.

Prasad bergabung dengan Apple pada 2008 dan menjalankan rencananya antara tahun 2011 dan 2018. Menurut Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Utara California, dia bersekongkol dengan dua vendor untuk melakukan penipuan terhadap Apple dengan "menerima sogokan.

Ia juga terbukti mencuri suku cadang, menggelembungkan faktur, serta membuat Apple membayar barang dan layanan yang tidak pernah diterimanya.

Prasad disebut telah menggunakan kekuatan orang dalam agar terhindar dari deteksi penipuan Apple untuk menghindari penangkapan selama beberapa tahun.

Pemerintah telah menyita aset senilai US$ 5,5 juta (sekitar Rp 80,7 miliar) dari Prasad, yang diperintahkan oleh hakim untuk membayar denda penyitaan tambahan sebesar US$ 8,1 juta (sekitar Rp 119 miliar).

Di atas jumlah itu dan US$ 17,4 juta, Dhirendra Prasad telah diminta untuk mengembalikannya ke Apple. Dia juga diperintahkan untuk membayar US$ 1,9 juta (Rp 27,8 miliar) kepada Internal Revenue Service.

3 dari 4 halaman

Apple Bakal Rilis Aplikasi Kesehatan Berbasis AI

Di sisi lain,  Apple dikabarkan tengah mengembangkan layanan aplikasi kesehatan berbasis AI atau kecerdasan buatan. Menurut laporan Bloomberg, layanan ini nantinya akan berbayar dan bisa membantu pengguna meningkatkan kesehatannya.

Mengutip informasi dari The Verge, Kamis (27/4/2023), layanan kesehatan ini memiliki kode nama Quartz. Nantinya, layanan ini akan memanfaatkan kecerdasan buatan dan data dari Apple Watch untuk memberikan saran serta program pelatihan yang sesuai dengan kondisi masing-masing pengguna.

Layanan tersebut bisa membantu pengguna untuk meningkatkan kualitas tidur, latihan olahraga yang dilakukan, hingga kebiasaan makan. Kendati demikian, layanan Apple ini tidak akan diumumkan di 2023, melainkan di tahun depan.

Bloomberg juga menyebut, aplikasi ini akan menjadi satu dari beberapa inisiatif layanan kesehatan yang dikembangkan Apple. Selain layanan Quartz ini, Apple juga disebut akan menghadirkan aplikasi Health khusus untuk iPad sebagai bagian dari iPadOS.

Selain kesehatan fisik, Apple juga disebut akan menghadirkan aplikasi untuk mendukung kesehatan mental. Sebagai informasi, dalam beberapa tahun terakhir, Apple terus memperluas layanan kesehatan besutannya.

Sebagai contoh, Apple telah memperkenalkan fitur pemantau meminum obat di tahun lalu. Lalu, Apple juga telah menghadirkan layanan Fitness Plus sebagai layanan video panduan olahraga berbayar untuk para penggunanya.

4 dari 4 halaman

Infografis 7 Gelagat Pria Ketika Selingkuh via Ponsel. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)