Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk karya seni, termasuk musik, belakangan jadi perdebatan. Apalagi, teknologi itu kini mampu menciptakan lagu dengan suara tokoh-tokoh tertentu.
Salah satunya adalah rapper asal Amerika Serikat, Travis Scott, yang baru-baru ini suaranya dipakai untuk sebuah album musik buatan AI.
Baca Juga
Diketahui, sebanyak 16 lagu masuk ke album berjudul "UTOP-AI" tersebut. Selain Travis Scott, ada juga vokal dari beberapa nama seperti Drake, Baby Keem, dan Playboi Carti.
Advertisement
Mengutip Business Insider, Senin (1/5/2023), Vice melaporkan album itu sudah diunggah ke platform YouTube dan SoundCloud.
Album lagu AI ini diketahui sempat mendapatkan 17 ribu kali pemutaran di YouTube dan 150 ribu kali diputar di SoundCloud, sebelum akhirnya dihapus oleh Warner Music Group karena pelanggaran hak cipta.
Qo, Moderator AI Hub, server Discord khusus produser musik buatan AI, mengatakan kepada Insider melalui email, bahwa proyek itu awalnya adalah candaan antara dirinya dengan admin lain di server tersebut bernama Rec.
Album lagu AI ini bahkan menyertakan visual, serta membutuhkan waktu sekitar sepekan untuk pembuatannya.
Penggunaan AI untuk membuat musik dengan suara orang lain pun belakangan ramai di internet dan menuai perdebatan, terutama soal pelanggaran hak cipta dan royalti.
Terbaru, sebuah lagu buatan AI yang menampilkan suara Drake dan The Weeknd palsu, baru saja ditonton lebih dari 11 juta kali di TikTok dan 250.000 streaming di Spotify.
Lagu Drake dan The Weeknd Palsu Buatan AI Jadi Viral
Berjudul "Heart on My Sleeve", tak satu pun dari kedua artis tersebut yang mengetahui lagu itu hingga menjadi viral.
Drake dan The Weeknd sendiri belum menanggapi lagu yang dihasilkan AI itu. Pemilik akun yang mengunggah video itu (bernama Ghostwriter) menggambarkan kolaborasi palsu tersebut sebagai "modern Napster Moment."
Sebelum Ghostwriter memposting "Heart on My Sleeve" di TikTok, lagu itu muncul dalam debut pertamanya di layanan streaming.
Lagu palsu Drake and The Weeknd pertama kali diunggah di Apple Music dan Spotify pada 4 April 2023. Demikian sebagaimana dilansir Ghizchina, Selasa (25/4/2023).
Ghostwriter mengaku sebagai pencipta lagu untuk orang lain selama bertahun-tahun dan hampir tidak dibayar apa pun untuk label besar.
Setidaknya, itulah yang dikatakan Ghostwriter dalam komentar dua video yang baru saja diunggah. Lewat unggahan musik palsu Drake dan The Weeknd, Ghostwriter menyatakan, “Masa depan ada di sini.”
Saat ini unggahan asli Ghostwriter telah dihapus. Tapi lagu Drake dan The Weeknd palsu berjudul "Heart on My Sleeve" sudah kadung mejeng di YouTube.
Advertisement
Grimes Izinkan Suaranya untuk Lagu AI
Meski begitu, ada juga musisi yang mendukung penggunaan AI untuk dimanfaatkan dalam pembuatan musik.
Musisi Grimes adalah salah satunya, yang mengumumkan dirinya membebaskan orang lain untuk membuat lagu dengan kecerdasan buatan, dengan menggunakan suaranya.
Bahkan, dia siap untuk membagikan royalti jika ada lagu buatan AI yang memakai suaranya sukses di pasaran.
"Saya akan membagi royalti 50 persen untuk setiap lagu sukses yang dihasilkan AI menggunakan suara saya," tulis mantan kekasih Elon Musk ini melalui akun Twitter-nya @Grimezsz.
"Jangan ragu untuk memakai suara saya tanpa ada penalti," kata Grimes dikutip dari The Verge, Rabu (26/4/2023), sembari mengklaim dirinya tak punya label dan tak ada ikatan legal.
Grimes Suarakan Dukungan untuk Musik AI
Meski begitu, Grimes tidak merinci seperti apa pengaturannya, namun mengatakan pembagian keuntungan bisa berlaku untuk lagu buatan AI yang "viral" atau "super populer", menggunakan suaranya yang telah beredar.
Ini bukan pertama kalinya Grimes menyuarakan dukungannya untuk kecerdasan buatan. Pada 2020, ia menggandeng startup musik mood Endel, untuk meluncurkan aplikasi pengantar tidur buatan AI.
Mengutip Engadget, ia terinspirasi menciptakan "situasi tidur bayi yang lebih baik" untuk putranya X Æ A-XII. Selain itu, Grimes di 2019 memperkirakan, AI generatif bisa berarti "akhir dari seni, seni manusia."
"Begitu benar-benar ada AGI (Artificial General Intelligence), mereka akan jauh lebih baik dalam membuat karya seni daripada kita... sekalinya AI sepenuhnya menguasai sains dan seni, yang dapat terjadi dalam 10 tahun ke depan, mungkin 20 atau 30 tahun."
(Dio/Isk)
Advertisement