Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, pengguna media sosial tengah diramaikan oleh kabar Coldplay yang akan segera menggelar konser di Indonesia. Konser yang bertajuk “Music Spheres World Tour 2023” ini akan menjadi penampilan perdana grup asal Inggris tersebut di Tanah Air.
Bagi penggemar yang telah menantikan kedatangan mereka, mungkin sudah tidak asing dengan gelang warna-warni yang sering digunakan penonton untuk menghiasi berbagai konser Coldplay.
Baca Juga
Aksesori ini disebut Xylobands, yakni gelang yang LED yang dikendalikan radio dan dirancang untuk membantu pencahayaan pada suatu pertunjukkan menjadi lebih meriah. Nantinya, cahaya dari gelang ini akan dipancarkan mengikuti lagu yang sedang dimainkan.
Advertisement
Selama beberapa tahun terakhir, Xylobands telah menjadi atribut penting di konser Coldplay. Tidak hanya dapat memeriahkan, permainan cahaya dari gelang ini juga menjadi unsur utama dalam konser yang memberikan kesan dramatis.
Salah satu momen paling mengesankan adalah ketika band ini mulai melantunkan lagu "Fix You", di mana semua penonton akan melambaikan tangan. Cahaya yang dipancarkan Xylobands pun menambah syahdu penampilan band Coldplay.
Meskipun penggunaannya tak jauh berbeda dari lightstick yang biasa dipakai fans di konser-konser K-pop, Xylobands memiliki beberapa karakteristik khusus yang unik.
Lantas, apa itu Xylobands? Bagaimana gelang ini menjadi aksesori eksklusif untuk memeriahkan konser Coldplay? Simak penjelasannya berikut ini seperti dikutip dari NME dan situs Xylobands, Selasa (15/5/2023).
Xylobands merupakan gelang hasil karya Jason Regler. Gelang ini diproduksi oleh RB Concepts Ltd., sebuah perusahaan yang didirikan oleh konglomerat Clive Banks.
Mengenal Xylobands dan Cara Kerjanya di Konser Coldplay
Berdasarkan situs resmi Xylobands, gelang ini berisi dioda pemancar cahaya serta penerima frekuensi radio yang akan menghidupkan lampu-lampu kecil di dalamnya.
Pemancar dalam gelang Xylobands tidak dapat dikontrol oleh pengguna, melainkan hanya bisa dikendalikan oleh panitia konser yang mendistribusikan gelang ke penonton.
Cara kerja ini jelas berbeda dari lightstick grup K-pop yang masih bisa dinyalakan di mana pun dan kapan pun, meski tanpa kontrol panitia konser.
Gelang ini bekerja dengan membuat beberapa pola lampu LED pengubah warna RGB dan dapat diprogram untuk menciptakan beragam efek visual.
Panitia biasanya mengontrol warna lampu dan efek Xylobands melalui perangkat yang sudah dipasangi software khusus. Agar dapat dikendalikan, panitia memiliki sebuah periferal komputer untuk menerima sinyal (transmitter).
Panitia konser pun mampu mengaktifkan gelang ke dalam beberapa grup terpisah dan mengirimkan kontrol individual ke setiap section.
Hal ini memungkinkan terciptanya efek canggih seperti gelombang, blok warna, dan bisa digunakan untuk memilih pemenang dalam kompetisi individu.
Selain itu, gelang Xylobands pun memiliki masa pakai baterai yang cukup panjang, yakni sekitar 18-19 jam. Jangka waktu pemakaian juga dapat diperpanjang sekitar 3 minggu dengan mode hemat daya.
Advertisement
Kisah Xylobands Jadi Aksesori Ikonik di Konser Coldplay
Dalam wawancara dengan NME pada 2011 lalu, Chris Martin selaku vokalis utama Coldplay pernah mengungkap Xylobands merupakan hasil penemuan dan rancangan Jason Regler. Sebelumnya, ia dikenal sebagai pembuat alat bantu seks pada ponsel.
“Sepertinya dia datang ke Glastonbury musim panas ini dan dia punya ide saat kami tampil untuk membuat glowband ini," tutur Chris Martin.
Sementara Regler mengonfirmasi ia mendapatkan ide untuk membuat gelang ini ketika menonton Coldplay membawakan lagu "Fix You" di Festival Glastonbury tahun 2005 silam. Terinspirasi dari lirik “lights will guide you home,” Regler mulai mengembangkan imaji yang muncul di benaknya.
Gagasan tersebut pun disampaikan Regle dalam acara meet and greet bersama Coldplay di Newcastle, Inggris kepada manajer band, Phil Harvey.
Meski realisasinya sempat tertunda, gelang Xylobands akhirnya pertama kali digunakan dalam konser Coldplay Mylo Xyloto Tour di Madrid, Spanyol, pada tahun 2012 lalu.
Kini, Regler bersama Coldplay memegang hak cipta dan paten atas desain gelang Xylobands. Gelang ini pun menjadi atribut ikonik yang digunakan di konser-konser Coldplay di seluruh dunia, meskipun terdapat sejumlah event yang juga pernah mengadopsinya.
Warganet Pertanyakan Ketersediaan Xylobands pada Konser Coldplay di Jakarta
Kedatangan perdana Coldplay ke Indonesia tentunya menjadi kabar gembira bagi fans di Tanah Air. Walaupun sudah banyak penggemar yang mengenal gelang warna-warni ini, ketersediaannya masih kerap dipertanyakan.
Di media sosial Twitter misalnya, banyak pengguna yang bertanya apakah Xylobands harus dibeli sendiri atau akan diberikan oleh pihak panitia.
Berdasarkan konser pertama Coldplay yang mengadopsi aksesori ini pada 2012, Xylobands dijual dengan harga 3 poundsterling atau sekitar Rp 55.000 per gelang.
Kendati demikian, berbagai konser Coldplay selama beberapa tahun belakangan telah memberikan gelang ini secara gratis kepada penonton ketika hendak memasuki venue. Namun, seusai konser gelang harus dikembalikan kepada panitia.
“Seperti kacamata 3D di bioskop! Dibagikan sebelum masuk venue, pas keluar venue dibalikin lagi (ada tempat balikinnya),” tulis akun @ustad****.
Akan tetapi, rupanya banyak penonton yang diam-diam membawa pulang gelang Xylobands.
“Dipinjemin, pengalaman nonton di Singapore banyak orang Indonesia yang mengantongi (gelang) pas balik,” tulis akun @arifi****.
Meskipun begitu, hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut apakah Xylobands akan tersedia di konser Coldplay yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 15 November 2023 mendatang.
Apabila Coldplay menyertakan Xylobands, GBK akan dihiasi gemerlap warna-warni yang cantik dari gelang ini untuk memeriahkan perhelatan konser.
Advertisement