Sukses

Penantang ChatGPT Asal China Ogah Jawab Pertanyaan Sensitif Soal Xi Jinping

Chatbot AI penantang ChatGPT asal China, Ernie Bot, dilaporkan menolak menjawab pertanyaan sensitif tentang Presiden Xi Jinping.

Liputan6.com, Jakarta - Penantang ChatGPT asal China, Ernie Bot, dikabarkan bakal menolak pertanyaan-pertanyaan sensitif tentang Presiden Tiongkok Xi Jinping atau Covid-19.

Bahkan, chatbot kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) besutan Baidu tersebut, siap memblokir pengguna yang bertanya soal opini terhadap Winnie the Pooh.

Diketahui, pertanyaan tentang Covid dan Xi Jinping dalam bahasa Inggris dan Mandarin itu diajukan oleh reporter CNBC Eunice Yoon di acara "Squawk Box." Namun, chatbot AI itu menolak menjawab atau memberikan misinformasi.

Mengutip New York Post, Rabu (24/5/2023), Yoon tidak hanya gagal mendapatkan jawaban, tetapi aksesnya ke Ernie Bot yang berbasis di Tiongkok dinonaktifkan.

Namun sebelum diblokir karena bertanya soal Winnie the Pooh, reporter itu bertanya ke Ernie Bot dalam Bahasa Inggris dan Mandarin, soal dari mana asal virus Covid-19.

"Asal usul virus corona baru masih menjadi subjek penelitian ilmiah," jawab Ernie dalam bahasa Inggris. Ia tidak menjawab bahwa virus itu berasal dari China atau kemungkinan bocor dari laboratorium di Wuhan.

Sementara di bahasa China, AI Ernie tidak memberikan tanggapan dan meminta Yoon untuk mengganti topik.

Ernie juga menolak mengomentari mengapa China mengakhiri kebijakan "zero-Covid" yang ekstrem, di mana baru-baru ini dihentikan oleh pemerintah menyusul sederet protes di negara itu.

2 dari 4 halaman

Jawab Perbedaan dengan ChatGPT

Saat diberi pertanyaan tentang apakah Xi akan "memerintah China seumur hidup" atau tidak, chatbot AI itu juga menolak baik dalam bahasa Inggris dan Mandarin, bahkan menyarankan percakapan baru.

Yoon dalam kesempatan itu juga meminta Ernie membandingkan dirinya dengan ChatGPT OpenAI.

Si AI pun menjawab dia "lebih cocok untuk tugas-tugas tertentu seperti menjawab pertanyaan dan membuat dialog, sementara ChatGPT lebih umum dalam kemampuannya untuk memahami dan menghasilkan bahasa alami."

Diketahui, Xi Jinping telah melarang penyebutan Winnie the Pooh di media sosial China sejak 2017, setelah dirinya marah karena disamakan dengan karakter beruang madu berbaju merah itu.

Kemarahannya makin menjadi-jadi usai dirinya bersama Presiden Amerika Serikat Barack Obama di 2013, diubah menjadi meme Pooh dan sahabatnya Tigger yang tinggi dan ramping.

 

3 dari 4 halaman

Berbagai Kemampuan Chatbot AI Ernie Bot

Diketahui, Ernie Bot dirilis oleh Baidu pada bulan Maret 2023 yang lalu. Ini merupakan versi terbaru dari bot ERNIE atau Enhanced Representation through Knowledge Integration.

ERNIE sendiri dikembangkan oleh Baidu selama satu dekade terakhir, dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2019.

CEO Baidu Robin Li mengklaim, ERNIE Bot terbaru punya kemampuan yang mendekati GPT-4, iterasi terbaru dari model bahasa besar yang baru saja dirilis oleh OpenAI.

Dikutip dari Engadget, Sabtu (18/3/2023), chatbot ini disebut punya 550 miliar fakta dalam grafik pengetahuannya, tetapi sebagian besar berfokus pada pasar Tiongkok.

Jadi, meski bisa membuat daftar idiom Tiongkok, tetapi chatbot ini mungkin tidak bisa menjawab banyak pertanyaan untuk topik tertentu di luar wilayahnya.

Selain itu, ERNIE Bot Baidu memiliki kemampuan untuk menjawab pengguna dengan respon audio dalam dialek China yang berbeda, serta juga dapat menghasilkan gambar dan video dari teks China.

 

4 dari 4 halaman

Tiongkok Mau Atur Layanan AI

Di tengah tren AI dan ChatGPT, otoritas China merilis draf untuk aturan konten AI pada 11 April. Mereka menyuarakan dukungan yang jelas untuk inovasi, promosi, dan aplikasi dalam algoritma dan kerangka kerja AI.

Meski begitu, mereka menilai, diperlukan upaya untuk memastikan persaingan yang sehat dalam pelaku industri dalam negeri, gencar merilis layanan terkait.

Menurut draf aturan, operator diminta untuk melapor kepada regulator untuk tinjauan keselamatan, sebelum memberikan layanan kepada publik.

Mereka juga didesak untuk tidak menggunakan keunggulan seperti algoritma, data, dan platform, untuk terlibat dalam persaingan yang tidak sehat.