Liputan6.com, Jakarta - Laporan terbaru Monthly Indonesia Smartphone Tracker dari Counterpoint mengungkapkan bahwa pengapalan smartphone di Indonesia mengalami sedikit penurunan 8,1 persen secara tahunan (Year over Year, YoY) pada Q1 2023.
Penurunan ini mengikuti musim belanja di Q4 2022 tetapi sebagian diimbangi oleh peningkatan pengapalan smartphone di bulan Maret berkat suasana meriah di sekitar bulan Ramadhan.
Baca Juga
Penurunan pengapalan terutama didorong oleh segmen smartphone kelas menengah hingga premium, yang mengalami penurunan signifikan sebesar 25,7 persen secara tahunan. Namun, segmen entry level menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan 2 persen secara tahunan di Q1 2023.
Advertisement
Selama Q1 2023, pabrikan smartphone memperkenalkan lebih banyak model baru, terutama di sekitar periode perayaan Ramadhan di bulan Maret. Model-model baru ini menyumbang 10,2 persen dari total pengapalan untuk Q1 2023, mewakili pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 4,9%.
Febriman Abdillah, Senior Analyst di Counterpoint, mengomentari peningkatan pengapalan selama Ramadhan. Dia menyatakan bahwa masyarakat Indonesia memanfaatkan musim belanja Ramadhan untuk meningkatkan barang atau membeli oleh-oleh, dengan smartphone menjadi salah satu barang yang paling populer.
Karena smartphone sekarang melayani berbagai tujuan di luar komunikasi, konsumen mencari perangkat andal dan terjangkau.
Oleh karena itu, pabrikan memperkenalkan berbagai model smartphone terbaru di seluruh segmen harga, termasuk 36,8 persen entry-level smartphone baru.
Banyak dari model entry-level baru ini mengalami peningkatan spesifikasi, seperti peningkatan RAM, penyimpanan, dan peningkatan chipset, kamera, dan layar.
Berbagai promosi selama Ramadhan semakin menarik minat konsumen untuk membeli smartphone, dan tren serupa diharapkan terjadi pada liburan Idul Fitri mendatang di bulan April.
Â
Samsung dan Infinix
Samsung dan Infinix memainkan peran penting dalam pertumbuhan segmen smartphone entry-level. Samsung memperluas kehadirannya dan mencapai pertumbuhan 18,7 persen secara tahunan pada Q1 2023, didorong oleh kesuksesan seri Galaxy A04.
Infinix juga menunjukkan pertumbuhan mengesankan dengan peningkatan 44,6 persen dari tahun ke tahun. Pabrikan asal Hongkong itu menawarkan RAM dan kapasitas penyimpanan yang kompetitif di perangkat mereka.
Selain itu, merek smartphone lainnya, termasuk realme, Redmi, dan TECNO, memperkenalkan model entry-level baru, yang menghasilkan peningkatan pengapalan, terutama di bulan Maret.
Adopsi kemampuan Near Field Communication (NFC) di lebih banyak smartphone entry-level berkontribusi pada pertumbuhan 11,1 persen secara tahunan dalam kategori ini selama Q1 2023.
Khususnya, peluncuran smartphone seperti TECNO Spark 10, realme C55, Redmi 12C, Redmi Note 12, dan Samsung Galaxy A14 menambah ketersediaan entry-level smartphone yang dilengkapi NFC. Teknologi NFC sangat penting untuk transaksi keuangan, yang semakin populer belakangan ini.
Â
Advertisement
Kontribusi Ramadhan
Perayaan Ramadhan juga membantu mencegah penurunan lebih lanjut pada smartphone kelas menengah (dengan harga antara $200 dan $399).
Peningkatan pengapalan mid-range didorong oleh pengenalan model-model baru, yang menyumbang 23,8 persen dari pengapalan mid-range pada Q1 2023. Merek-merek terkemuka seperti vivo, Samsung, Redmi, OPPO, realme, dan Infinix meluncurkan mid-range baru. berbagai model selama periode ini.
Di segmen kelas atas dan premium (dengan harga $400 atau lebih tinggi), Apple muncul sebagai pemimpin dengan pertumbuhan tahun-ke-tahun yang kuat sebesar 17,7 persen pada Q1 2023.
Ini diikuti oleh OPPO, Samsung, dan Asus. Langkah strategis Apple, termasuk pengurangan harga dan kemitraan dengan pengecer, berkontribusi pada peningkatan permintaan iPhone.
Ke depan, periode Ramadhan dan perayaan Idul Fitri terus menjadi musim belanja yang menguntungkan bagi masyarakat Indonesia, memberikan peluang bagi pabrikan smartphone untuk meluncurkan produk baru dan penawaran paket.
Konsumen semakin mencari perangkat yang andal dan terjangkau yang dapat memberikan pengalaman digital tanpa hambatan. Smartphone entry-level siap untuk tumbuh, didorong oleh permintaan akan spesifikasi yang lebih baik.
Saluran smartphone offline dapat mengalami pertumbuhan bertahap, tergantung pada kemajuan pemulihan ekonomi makro.