Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di Universitas Osaka mengembangkan robot baru yang terinspirasi dari kelabang dan menunjukkan bagaimana gerakannya dapat diubah dari berjalan lurus dan berbelok, yang mungkin dapat membantu operasi pencarian dan penyelamatan atau eksplorasi.
Para peneliti dari Department of Mechanical Science and Bioengineering di Universitas Osaka Jepang telah mengembangkan robot berjalan yang memanfaatkan ketidakstabilan dinamis untuk bernavigasi.
Baca Juga
Dengan mengubah fleksibilitas dari kopling, robot dapat dibuat berputar tanpa memerlukan sistem kontrol komputasi yang rumit. Temuan ini dapat membantu terciptanya robot penyelamat yang mampu melintasi medan yang tidak rata.
Advertisement
Sebagian besar hewan di Bumi telah mengembangkan sistem penggerak yang kuat menggunakan kaki yang memberi mereka mobilitas tingkat tinggi di berbagai lingkungan.
Para pengembang robot yang mencoba mereplikasikan pendekatan ini sering menemukan bahwa robot berkaki sangat rapuh. Bahkan, satu kaki yang patah disebabkan karena tekanan yang berulang dapat sangat membatasi kemampuan robot-robot ini untuk berfungsi.
Selain itu, mengendalikan sejumlah besar sambungan agar robot dapat melintasi lingkungan yang rumit memerlukan banyak daya komputer.
Kemajuan dalam desain ini akan sangat berguna untuk membangun robot otonom atau semi-otonom yang dapat bertindak sebagai kendaraan eksplorasi atau penyelamat, serta memasuki area berbahaya.
Kini, peneliti dari Osaka University telah mengembangkan robot biomimetik “myriapod” yang memanfaatkan ketidakstabilan alami, yang dapat mengubah pergerakan dari berjalan lurus menjadi berjalan belok.
Makalah Terbit di Jurnal Soft Robotics
Dalam sebuah makalah yang terbit baru-baru ini di jurnal Soft Robotics, para peneliti mendeskripsikan robot mereka, yang terdiri dari enam segmen (dengan dua kaki yang terhubung ke setiap segmen) dan sambungan fleksibel.
Menggunakan sekrup yang dapat disesuaikan, fleksibilitas kopling dapat dimodifikasi dengan motor selama gerakan berjalan.
Para peneliti menunjukkan bahwa peningkatan fleksibilitas sambungan menyebabkan situasi yang disebut "percabangan garpu rumput", di mana berjalan lurus menjadi tidak stabil. Sebaliknya, robot bertransisi untuk berjalan dalam pola membelok, baik ke kanan atau ke kiri.
Biasanya, para pencipta robot akan mencoba menghindari terjadinya ketidakstabilan. Namun, jika ketidakstabilan dimanfaatkan secara terkendali dapat memungkinkan kemampuan manuver yang efisien.
Advertisement
Penerapan di berbagai skenario
"Kami terinspirasi oleh kemampuan serangga yang sangat lincah yang memungkinkan mereka mengendalikan ketidakstabilan dinamis dalam gerakan mereka sendiri untuk mendorong perubahan gerakan yang cepat," kata Shinya Aoi, salah satu peneliti dikutip dari rilis pers via Eurekalert.
Pendekatan ini tidak secara langsung mengarahkan pergerakan ke sumbu tubuh, melainkan mengontrol fleksibilitas, sehingga dapat mengurangi kerumitan komputasi serta kebutuhan energi.
Tim peneliti menguji kemampuan robot untuk mencapai lokasi tertentu dan menemukan robot dapat bernavigasi dengan mengambil jalur membelok menuju target.
"Kami dapat memperkirakan penerapan robot dalam berbagai skenario, seperti pencarian dan penyelamatan, bekerja di lingkungan berbahaya atau eksplorasi di planet lain," kata Mau Adachi, peneliti lainnya.
Di versi masa mendatang mungkin akan disertakan segmen tambahan dan mekanisme kontrol.