Liputan6.com, Jakarta - Bersamaan dengan headset Apple Vision Pro, Apple juga memperkenalkan teknologi autentikasi keamanan biometrik terbarunya yaitu Optic ID.
Optic ID menggunakan detail iris mata untuk membuka kunci perangkat, dan akan dipakai pertama kali di headset Mixed Reality Vision Pro, yang diperkenalkan di Worldwide Web Developer atau WWDC 2023.
Baca Juga
Apple menjelaskan, Optic ID menganalisis iris mata pengguna melalui paparan cahaya LED, kemudian membandingkannya dengan Optic ID yang terdaftar dan disimpan di Secure Enclave perangkat.
Advertisement
Dikutip dari The Verge, Sabtu (10/6/2023), Mike Rockwell, VP of technology development group, Apple mengatakan di keynote-nya, teknologi ini juga dapat mendeteksi perbedaan iris, bahkan pada kembar identik.
Soal keamanan, perusahaan mengklaim, data-data Optic ID "tidak pernah meninggalkan perangkat" pengguna. Selain itu, informasi juga dienkripsi sepenuhnya.
Sebelumnya, Apple hanya memiliki sistem autentikasi biometrik Touch ID yang menggunakan sensor sidik jari, serta Face ID yang mengautentikasi wajah dengan titik inframerah yang diproyeksikan dan depth sensor.
Usai debut di Vision Pro, sistem biometrik Optic ID nantinya akan bisa digunakan untuk membuka banyak hal di ekosistem Apple, mulai dari headset tersebut sampai Apple Pay.
Selain Optic ID, fitur yang menarik dan diperkenalkan di Apple Vision Pro adalah avatar digital yang tampak realistis atau hiper-realstik, saat pengguna menggunakan FaceTime.
Bisa Bikin Avatar Digital yang Mirip Wajah Asli
Pengguna headset Apple ini bisa memakai perangkat untuk membuat persona digital dari dirinya, yang akan diperlihatkan dalam panggilan video FaceTime.
Berbeda dari avatar kartun seperti di Microsoft Teams atau Horizon Worlds Meta, Apple Vision Pro akan menampilkan versi virtual wajah pengguna dalam tampilan yang akurat dengan wajah asli.
Dikutip dari The Verge, Selasa (6/6/2023), perangkat dapat memindai wajah pengguna dengan "jaringan saraf encoder-decoder canggih" yang telah dilatih pada "beragam kelompok yang terdiri dari ribuan individu."
Di situ, headset Vision Pro akan menciptakan persona digital, dan bisa melacak gerakan wajah serta tangan, saat memakai FaceTime menggunakan perangkat.
Headset Vision Pro dijual dengan harga USD 3499 (sekitar Rp 52 juta) dan baru mulai dirilis tahun depan di Amerika Serikat, kemudian menyusul ke lebih banyak negara.
Advertisement
Spesifikasi Apple Vision Pro
Vision Pro diposisikan sebagai perangkat AR, namun dia bisa beralih antara augmented reality dan virtual reality secara penuh menggunakan dial.
Perangkat ini tidak butuh controller. Pengguna juga dapat menelusuri sederet ikon di sistem operasi visionOS hanya dengan melihatnya.
Apple juga memungkinkan pengguna memberikan perintah suara. Selain itu, ada "ratusan ribu aplikasi iPhone dan iPad yang sudah dikenal" akan secara otomatis bekerja seperti itu.
Headset ini juga bakal mendukung aksesori Bluetooth termasuk Magic Keyboard dan Magic Trackpad, serta memungkinkan pengguna menautkan Mac untuk dipakai di dalam perangkat.
Fitur lain dari perangkat ini adalah kamera yang menghadap ke bawah, sehingga dapat menangkap gambar tangan meskipun tidak sedang diangkat.
Spesifikasi Apple Vision Pro lain, bagian depannya menggunakan kaca dan bingkai alumunium, berisi lima sensor, 12 kamera, dengan layar 4K untuk setiap mata.
Untuk bagian topeng-nya yang diberi nama Light Seal, dan strap yang diberi nama Head Band, dilapisi kain dan modular, serta diklaim bisa dilenturkan agar sesuai dengan beragam bentuk wajah dan ukuran kepala.
Sistem EyeSight
Headset ini juga lebih ramah untuk pengguna berkacamata, karena akan mendukung sisipan optik khusus dari Zeiss, yang secara magnetis menempel pada lensa kacamata. Namun, sisipan ini akan dijual terpisah.
Bicara soal chip yang digunakan, perangkat ini memakai M2, bersama dengan chip baru bernama R1.
Agar tidak terisolasi dari orang lain, headset akan menampilkan mata pengguna dengan sistem EyeSight. Jika memakai mode VR penuh, layar yang bersinar akan mengaburkannya, mengisyaratkan pengguna sedang tidak tersedia.
Perangkat ini juga dapat menciptakan "persona" digital, yang sebenarnya adalah avatar hiperrealistik, dengan memindai wajah pengguna.
Vision Pro memakai video passthrough, yang memungkinkan pengguna melihat dunia nyata secara full color, tetapi dia dapat memproyeksikan objek 3D ke ruang nyata, termasuk menarik objek dari utas pesan ke dunia nyata.
Kemampuan lainnya, saat bicara dengan orang dari jarak jauh, pengguna bisa memakai audio spasial untuk melakukan berbagai hal seperti mengatur peserta FaceTime dalam video tiles di sekitar ruangan.
Pengguna juga bisa menghidupkan lagi video 180 derajat dengan kamera 3D saat berada di dalam headset. Apple pun menjanjikan akan memboyong konten TV dan Arcade di headset, termasuk konten-konten dari Disney.
Advertisement