Sukses

Google Lens Kini Bisa Deteksi Masalah Kesehatan Kulit, Begini Cara Menggunakannya

Berkat teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), Google Lens kini bisa mendeteksi kondisi kesehatan kulit di seluruh bagian tubuh.

Liputan6.com, Jakarta - Google Lens yang umumnya digunakan pengguna untuk melakukan berbagai aktivitas menggunakan gambar, dari mencari informasi tambahan hingga menerjemahkan teks dengan kamera, kini mendapatkan fitur baru.

Google baru-baru ini memperkenalkan fitur baru untuk Google Lens, di mana aplikasi ini bisa mendeteksi kondisi kulit. Misalnya, mengidentifikasi apakah kamu memiliki tahi lalat atau ruam yang aneh pada kulit.

Berkat teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), Google Lens tidak hanya bisa mendeteksi bagian kulit di tubuh tertentu, tetapi bekerja dengan semua bagian tubuh.

Kamu bisa mencari info benjolan atau kerutan yang mungkin ada di bibir. Aplikasi ini bahkan memungkinkan kamu menganalisis kulit kepala dan mendapatkan detail lebih lanjut tentang masalah kerontokan rambut yang mungkin tengah kamu hadapi.

Lalu, bagaimana cara menggunakan fitur AI baru dari Google Lens?

Seperti yang tertulis di postingan blog Google, dikutip Senin (19/6/2023), kamu cukup ambil gambar atau unggah foto melalui Lens, dan kamu akan menemukan kecocokan visual untuk menginformasikan pencarian.

Secara mengejutkan, hasilnya cukup informatif. Namun, Google menekankan bahwa hasil jawaban dari Google Lens bukan diagnosis.

Google mengatakan pengguna harus berkonsultasi dengan otoritas medis untuk mendapatkan arahan lebih lanjut. Meskipun demikian, fitur ini mungkin tidak berfungsi secara konsisten seperti yang kamu harapkan.

Hingga saat ini, seperti dilansir Gizchina, Google masih terus melakukan uji coba untuk menyempurnakan fitur ini.

2 dari 6 halaman

Google Buka Pelatihan Teknologi Lewat Bangkit Academy 2023, Bantu Mahasiswa Cepat Dapat Pekerjaan

Di sisi lain, dalam memastikan peluang yang diciptakan teknologi dapat tersedia bagi siapa saja, inisiatif Grow with Google mengembangkan program yang disebut Bangkit.

Sejak diluncurkan, program ini telah memberikan pelatihan terstruktur yang berkualitas guna menghasilkan lulusan-lulusan berkaliber tinggi untuk perusahaan kelas dunia. 

Bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Bangkit berjalan melalui Studi Independen dalam program Kampus Merdeka. 

Mahasiswa yang mengikuti program ini akan mendapatkan kelas khusus pembelajaran ilmu teknologi, soft skills, dan bahasa Inggris selama lebih dari 900 jam. Total pembelajaran yang diterima mahasiswa pun mencapai 20 SKS yang setara dengan kegiatan perkuliahan. 

Adapun peserta program Bangkit ini dapat memilih keahlian teknologi yang akan dipelajari, meliputi Machine Learning, Mobile Development, dan Cloud Computing.

Kendati demikian, tech skills tidak akan dapat digunakan dengan efektif tanpa soft skills yang memadai. Karenanya, Bangkit juga akan mengasah keterampilan yang penting dalam dunia kerja, meliputi time management, growth mindset, dan masih banyak lagi.

Menurut Product Marketing Manager Google Indonesia, sekaligus Lead Program Bangkit, Dora Songco, pelatihan ini bertujuan untuk membantu para talenta muda bertransisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja.

Hal ini tercermin dari pencapaian Bangkit. Menurut 90 persen lulusan Bangkit, program ini telah membantu mereka mendapatkan pekerjaan.

3 dari 6 halaman

Manfaat Mengikuti Program Bangkit Bagi Mahasiswa

Selain mendapatkan pembelajaran keahlian teknologi dan soft skills oleh mentor dari segala macam vertikal industri teknologi, peserta yang lulus program Bangkit juga akan mendapatkan sertifikasi global.

Sertifikasi yang disediakan bagi masing-masing jenis pelatihan di program ini adalah TensorFlow Machine Learning Certification, Associate Android Certification, dan Google Cloud Associate Cloud Engineer. 

“Meskipun sertifikasi membutuhkan biaya yang besar, Google memberikannya secara gratis bagi lulusan Bangkit yang berhasil menyelesaikan pelatihan,” ujar Dora dalam acara Grow with Google di Jakarta, Kamis (15/6/2023).

Tak hanya itu, Bangkit juga akan mempertemukan lulusannya dengan lebih dari 70 hiring partners yang siap merekrut mereka, salah satunya Vidio.

Tahun ini, Vidio berkolaborasi dengan Google untuk menyediakan kesempatan magang bagi 250 lulusan Bangkit yang terpilih.

4 dari 6 halaman

Dukungan Vidio untuk Kembangkan Digital Talent

Kemitraannya dengan Google juga disambut baik oleh pihak Vidio. Menurut Monica Rudijono selaku Managing Director Vidio, keterampilan dari program Bangkit membuat lulusannya lebih siap kerja dan relevan dengan talenta yang dicari perusahaan saat ini. 

Untuk mendukung pengembangan keterampilan digital talent yang akan menjalani magang di perusahaannya, Vidio memiliki pairing program, terutama untuk departemen Engineering. 

Dengan program ini, insinyur senior dan mentor akan mendampingi karyawan magang untuk belajar lebih banyak lagi. Selain itu, Vidio juga mempunyai banyak program pengembangan diri dan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan talent.

“Kami pun mencoba untuk membuat lingkungan kerja yang positif sehingga pembelajaran tidak terpaku pada program formal. Bahkan, dengan saling mengobrol dan bertukar pikiran kita bisa saling belajar,” Monika menjelaskan.

5 dari 6 halaman

Tips Bagi Mahasiswa yang Ingin Mengikuti Bangkit

Bagi mahasiswa yang berminat untuk mengikuti program Bangkit, Dora menyampaikan beberapa tips dan saran yang dapat digunakan sebagai persiapan peserta.

Menurut Dora, komitmen merupakan hal yang paling penting. Selain memenuhi syarat yang diminta program, semua peserta juga perlu memiliki keinginan belajar yang tinggi dan bertanggung jawab untuk mengikuti pelatihan. 

“Jangan takut dan khawatir tentang pelatihan keahlian teknologi yang terkesan sulit. Hal terpentingnya adalah peserta mau terus belajar,” ungkap Dora.

6 dari 6 halaman

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)