Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar media sosial saat ini telah dipenuhi akun penggemar (fan account) untuk aktivitas penggemar dan selebritas. Namun, beberapa orang berpendapat bahwa akun penggemar bisa mengaburkan batas antara representasi asli dan peniruan.
Melihat risiko kesalahpahaman ini, YouTube mengumumkan bahwa pihaknya akan bertindak lebih ketat terhadap akun penggemar.
Baca Juga
Mengutip informasi dari Gizmochina, Minggu (25/6/2023), mulai tanggal 21 Agustus, pengguna yang menjalankan fan account di YouTube akan diminta untuk secara jelas menunjukkan bahwa channel mereka tidak berafiliasi dengan artis, kreator, atau brand asli.
Advertisement
Karena itu, pemilik akun tidak cukup hanya menyertakan keterangan “akun penggemar” pada deskripsi channel-nya.
YouTube juga akan melarang saluran yang tidak secara jelas mengaku sebagai fan account dan menyalin konten saluran lain atau membuat konten tiruan dengan sedikit modifikasi.
Selain itu, pengguna tidak akan diizinkan untuk berpura-pura menjadi orang lain saat meninggalkan komentar di video akun lain atau meniru saluran lainnya.
Adapun pedoman akun penggemar ini merupakan bagian dari perubahan yang lebih luas sebagai upaya YouTube dalam memerangi masalah peniruan identitas di platform-nya.
Meskipun umumnya dibuat untuk menunjukkan dukungan dan kekaguman terhadap idola, fan account yang sering meniru gaya, konten, dan nama panggung artis dapat menyesatkan orang lain untuk percaya bahwa mereka berinteraksi dengan tokoh sebenarnya.
YouTube Mencegah Penyesatan Penonton
Tentu saja, hal tersebut dapat mengakibatkan kesalahan informasi, kesalahan ekspektasi, dan pelanggaran privasi, yang menyebabkan kebingungan bagi figur publik maupun pengikutnya.
Dengan memberlakukan pedoman ini, YouTube memiliki tujuan untuk menindak para peniru dan melindungi para penontonnya. Platform ini berharap bahwa langkah tersebut akan mencegah pemirsa disesatkan oleh saluran yang berinteraksi dengan mereka.
Di sisi lain, para kreator konten juga akan mendapat perlindungan dari penyalahgunaan nama dan kemiripan mereka dengan akun lain untuk tujuan jahat.
Advertisement
YouTube Permudah Syarat Monetisasi Channel
Di samping perlindungan terhadap peniruan identitas pembuat konten, YouTube juga telah memberikan kemudahan bagi mereka untuk memonetisasi kanalnya di platform ini.
Baru-baru ini, YouTube mengumumkan bahwa pihaknya akan menurunkan persyaratan jumlah pengikut atau subscribers bagi content creator.
Pengumuman tersebut disampaikan perusahaan terkait pembaruan YouTube Partner Program, dan membuka beberapa metode monetisasi konten untuk kreator yang lebih kecil termasuk chat berbayar, tip, hingga membership.
Dalam syarat barunya, kreator yang sudah memiliki 500 subscribers YouTube, diizinkan untuk mengajukan monetisasi. Angka ini setengah dari jumlah sebelumnya yang mencapai 1.000.
Dukung Perkembangan Konten Video Pendek
Tolok ukur lainnya, kreator yang bisa ikut akan membutuhkan 3.000 jam tonton yang valid, tidak lagi 4.000; atau 3 juta penayangan Shorts dalam 90 hari terakhir, dari sebelumnya 10 juta di awal.
Jika lolos, kreator konten pun akan bisa membuka akses untuk berbagai alat mendapatkan keuntungan seperti Super Thanks, Super Chat, Super Stickers, membership, hingga untuk mempromosikan merchandise melalui YouTube Shopping.
Mengutip The Verge, Kamis (15/6/2023), perubahan ini akan diluncurkan lebih dulu di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Taiwan, dan Korea Selatan.
YouTube sendiri telah menggunakan program bagi hasil iklannya untuk memikat kreator konten agar menghasilkan uang.
Hal ini belakangan khususnya untuk mendukung konten video pendek di platform tersebut, dengan memperkenalkan program bagi hasil iklan untuk video Shorts.
Advertisement