Sukses

Twitter Tiba-Tiba Haruskan Warganet Punya Akun Jika Ingin Melihat Tweet, Ada Apa?

Twitter tiba-tiba mengharuskan pengguna untuk memiliki akun apabila ingin melihat sebuah Tweet atau profil pengguna. Apa yang terjadi?

Liputan6.com, Jakarta - Twitter kembali membuat perubahan tiba-tiba di platformnya. Kali ini, apabila warganet ingin melihat sebuah konten atau cuitan, diharuskan untuk memiliki akun.

Sebelumnya, pengguna yang tidak punya akun Twitter masih bisa melihat-lihat cuitan yang ada di platform media sosial milik Elon Musk tersebut.

Orang di luar Twitter baru diharuskan membuat akun apabila ingin memberikan likes atau meninggalkan komentar di sebuah Tweet.

Dengan perubahan ini, pengguna yang tak punya atau belum log in ke akun Twitter-nya, akan mendapatkan permintaan log in atau membuat akun baru, saat mengklik Tweet, profil pengguna, atau thread.

Mengutip The Verge, Sabtu (1/7/2023), Twitter tidak membuat pengumuman publik terkait perubahan ini. Sehingga, beberapa orang bingung apakah ini adalah kesalahan teknis atau disengaja.

Namun, Elon Musk melalui akun Twitter-nya mengklaim bahwa perubahan ini adalah "Tindakan darurat sementara."

"Kami mengalami penjarahan data yang sangat banyak sampai menurunkan layanan buat pengguna normal," kata Elon Musk membalas cuitan akun @TitterDaily.

Lebih lanjut, dalam balasannya kepada CEO Epic Games Tim Sweeney, Musk juga mengeluhkan bagaimana dinding pembayaran dan akun merusak internet.

"Beberapa ratus organisasi (mungkin lebih) mengorek data Twitter dengan sangat agresif, sampai pada titik hal itu mempengaruhi pengalaman pengguna yang sesungguhnya," ujarnya.

Dikutip dari Tech Crunch, Musk, yang meski bukan lagi CEO tapi masih terlibat dalam operasional, mungkin juga dimotivasi keinginan untuk mencegah alat kecerdasan buatan atau AI menelusuri Twitter.

Elon Musk sebelumnya menegur Microsoft, yang menghapus Twitter dari platform periklanannya, dengan mengatakan: "Mereka berlatih secara ilegal menggunakan data Twitter. Waktunya gugatan."

2 dari 4 halaman

Twitter Lawan Foto Buatan AI dengan Fitur Notes on Media

Sebelumnya, Twitter meluncurkan fitur untuk memeriksa fakta terkait foto dan video yang diunggah pengguna. Fitur bernama Notes on Media ini dirilis untuk menghadapi banyaknya gambar palsu buatan kecerdasan buatan yang beredar.

Dengan fitur ini kontributor Community Notes dapat menambahkan informasi terkait gambar dan konteks akan terletak di bagian bawah tweet. Konteks ini juga akan muncul ketika pengguna lain mengunggah gambar yang sama di kemudian waktu.

“Dari gambar buatan AI hingga video yang dimanipulasi, media yang menyesatkan menjadi hal biasa. Hari ini kami menguji coba fitur yang memberikan kekuatan super ke tangan kontributor, dengan Notes on Media,” cuit akun @CommunityNotes.

Sebelumnya, kontributor Community Notes bisa menambahkan konteks pada konten di Twitter yang berpotensi menyesatkan pengguna lain. 

 

3 dari 4 halaman

Bakal Punya Label yang Berbeda dengan Community Notes

Perusahaan mengatakan, kontributor Community Notes yang memiliki minimal 10 skor Writing Impact dapat menentukan apakah konteks tersebut ditujukan untuk seluruh cuitan atau hanya pada gambar yang ditampilkan. 

Konteks yang ditambahkan secara khusus untuk suatu gambar akan memiliki label yang berbeda dengan Community Notes biasa, seperti dikutip dari The Verge, Minggu (4/6/2023).

Sejauh ini, fitur baru Twitter tersebut hanya berlaku untuk satu gambar, namun perusahaan mengatakan sedang berupaya memperluas jangkauannya ke video dan unggahan dengan beberapa gambar.

 

4 dari 4 halaman

Dirilis Usai Menyebarnya Gambar Buatan AI

Adapun peluncuran fitur ini dilakukan beberapa hari setelah gambar yang dihasilkan AI tentang serangan terhadap Pentagon menyebar dengan cepat ketika sebuah akun terkemuka me-retweet-nya.

Sayangnya meski gambar asli dan cuitannya sudah dihapus, foto tersebut tetap beredar di jejaring sosial dan membingungkan warganet.

Tak hanya itu, foto buatan AI yang memperlihatkan Paus Fransiskus mengenakan pakaian ala streetwear bermerek Balenciaga juga sempat viral.

Diketahui setelah Elon Musk mengambil alih Twitter, perusahaan sangat bergantung pada moderasi crowdsourced melalui Community Notes.

Hal ini karena mereka telah memberhentikan staf dan karyawan yang bekerja berdasarkan kepercayaan dan keamanan untuk memangkas biaya.