Sukses

India Luncurkan Misi Chandrayaan-3, Bakal Daratkan Wahana Antariksa di Bulan

India sukses meluncurkan pesawat luar angkasa dalam misi Chandrayaan-3, yang membawa wahana antariksa untuk mendarat di Bulan

Liputan6.com, Jakarta - India meluncurkan pesawat luar angkasa tanpa awak mereka, dalam rangka misi mendaratkan wahana penjelajah mereka di Bulan.

Chandrayaan-3, lepas landas dari fasilitas peluncuran di Sriharikota, bersama dengan orbiter, lander (pendarat), dan rover (penjelajah) pada 14 Juli pukul 14.35 waktu setempat.

Chandrayaan-3, yang artinya "pesawat bulan" dalam bahasa Sansekerta, terpisah dari roket LVM3 sesuai rencana, untuk kemudian memasuki orbit mengelilingi Bumi, memulai perjalanan hemat bahan bakarnya ke Bulan.

Mengutip Space, jika misi berjalan sesuai rencana, India bisa jadi negara keempat setelah Amerika Serikat, Uni Soviet, dan China, yang mendarat di Bulan.

Pesawat luar angkasa ini akan memulai perjalanan yang berlangsung lebih dari sebulan, sebelum mendarat di permukaan bulan pada bulan Agustus nanti.

Zona pendaratan misi berukuran 2,5 mil kali 1,5 mil dan terletak di i 69,367621 lintang selatan dan 32,348126 bujur timur.

Wilayah ini kebetulan berada di dekat lokasi pendaratan, yang direncanakan pesawat luar angkasa Luna 25 Rusia, yang dijadwalkan meluncur pada bulan Agustus 2023.

Dikutip dari The Guardian, Minggu (16/7/2023), peluncuran ini merupakan misi lanjutan dari upaya India, yang gagal mendaratkan wahana antariksa mereka di permukaan Bulan sekitar empat tahun lalu.

Lander dan rover di misi Chandrayaan-2 sendiri saat itu hancur di bulan karena kesalahan software.

"Selamat India. Chandrayaan-3 telah memulai perjalanannya menuju bulan," kata Sreedhara Panicker Somanath, Direktur Indian Space Research Organisation (ISRO).

2 dari 3 halaman

Sempat Gagal Mendarat di Bulan pada 2019

Sukses peluncuran itu juga disambut tepuk tangan dan sorak sorai di ruang kontrol misi di Satish Dhawan Space Centre, tempat para insinyur dan ilmuwan memantaunya.

Modul pendarat dan penjelajah roda enam Chandrayaan-3, dikonfigurasi dengan muatan yang akan memberikan data kepada komunitas ilmiah tentang sifat-sifat tanah dan batuan bulan, termasuk komposisi kimia dan unsur.

Sebelumnya, India berusaha untuk mendaratkan pesawat luar angkasa robotik di dekat kutub selatan bulan yang jarang dijelajahi, namun berakhir gagal pada 2019.

Ia memasuki orbit bulan, tetapi hilang kontak saat pendaratnya jatuh, ketika melakukan penurunan terakhirnya untuk mengerahkan penjelajah untuk mencari tanda-tanda air.

Menurut laporan analisis kegagalan yang diserahkan ke ISRO, kerusakan itu disebabkan oleh kesalahan perangkat lunak.

Misi senilai USD 140 juta pada 2019 ini dimaksudkan untuk mempelajari kawah bulan yang tertutup secara permanen, yang diperkirakan mengandung endapan air, dan dikonfirmasi oleh misi Chandrayaan-1 pada 2008.

Somanath mengatakan tujuan utama misi kali ini adalah pendaratan yang aman dan mulus di bulan.

3 dari 3 halaman

Perjalanan Misi India ke Bulan

Mengutip The Economic times, misi pertama Chandrayaan-1 meluncur pada 22 Oktober 2008. Setelah memasuki Lunar Transfer Trajectory sesuai rencana, wahana penabrak terlontar dan jatuh di dekat kutub selatan bulan.

Misi ini mengkonfirmasi keberadaan molekul air di permukaan Bulan. Pada 28 Agustus 2009, akhir dari misi pertama diumumkan oleh ISRO.

Sementara, misi kedua Chandrayaan-2, diluncurkan 22 Juli 2019, dan memasuki orbit bulan pada 20 Agustus.

Pada 2 September 2019, lander Virkam berpisah saat mengorbit bulan dalam orbit kutub bulan sejauh 100 km. Namun, kontak ke stasiun Bumi hilang pada ketinggian 2,1 km dari permukaan bulan.

Misi Chandrayaan-3 merupakan lanjutab dari misi bulan kedua. Menurut para ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini, Chandrayaan-3 seharusnya mampu menangani tantangan lebih baik daripada dua misi sebelumnya.

Selain itu, Chandrayaan-3 adalah misi besar pertama India, sejak Perdana Menteri Narendra Modi meluncurkan kebijakan untuk meningkatkan investasi dalam peluncuran luar angkasa dan bisnis berbasis satelit terkait.