Liputan6.com, Jakarta - Apple dikabarkan tengah menggarap alat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mereka sendiri, demi menantang ChatGPT dan Google.
Laporan baru yang diungkap Mark Gurman dari Bloomberg menyebut, perusahaan sedang menciptakan chatbot, yang secara internal disebut oleh beberapa insinyur sebagai "Apple GPT."
Baca Juga
Apple disebut belum menentukan strategi untuk meluncurkan teknologi tersebut kepada konsumen, namun kabarnya bakal membuat pengumuman terkait AI yang signifikan pada tahun depan.
Advertisement
Laporan itu, mengutip Tech Crunch, Senin (24/7/2023), juga mengatakan Apple telah membangun kerangka kerjanya sendiri dengan codename "Ajax," untuk membuat model bahasa besar atau large language model.
Bloomberg menyebut, Ajax berjalan di Google Cloud dan dibangun dengan Google JAX, yang merupakan machine learning framework dari raksasa teknologi itu.
Apple memanfaatkan Ajax untuk membuat model bahasa besar, serta berfungsi sebagai dasar untuk alat ala ChatGPT internal mereka sendiri.
Namun, peluncuran internal chatbot dihentikan untuk sementara karena masalah keamanan tentang AI generatif, tetapi ini telah tersedia untuk lebih banyak karyawan perusahaan pembuat iPhone itu.
Meski banyak karyawan yang sudah bisa mengakses chatbot tersebut, diperlukan persetujuan khusus untuk mengaksesnya.
Bloomberg juga melaporkan bahwa output apa pun dari chatbot tidak dapat digunakan untuk mengembangkan fitur yang terikat untuk pelanggan.
Apple Berburu Pakar AI Generatif
Karyawan Apple pun disebut menggunakan chatbot untuk membantu pembuatan prototipe produk. Chatbot dapat digunakan untuk meringkas teks dan menjawab pertanyaan berdasarkan data yang telah dilatihnya.
Terkait kabar ini, Apple tidak menanggapi permintaan komentar soal laporan tersebut.
Kabar ini muncul ketika Apple sedang mencari talenta di bidang AI generatif. Perusahaan diketahui mengunggah beberapa lowongan pekerjaan di laman karirnya, untuk pakar AI generatif.
Mereka mencari engineer dengan "pemahaman yang kuat tentang model bahasa besar dan AI generatif."
Mengutip New York Post, Apple sejauh ini memang menahan diri dari langkah besar apa pun di bidang AI, berbeda dengan raksasa teknologi lain seperti Alphabet dan Microsoft.
Advertisement
Fokus ke Masalah Privasi di AI
Namun, Apple secara halus mendorong AI tingkat lanjut di beberapa produknya seperti Apple Photos, pada perangkat perpesanan, serta headset mixed reality Vision Pro yang baru dirilis.
Meski begitu, para analis menilai Apple masih tertinggal dari perusahaan-perusahaan lain soal penerapan teknologi baru ini. Produk AI inti Apple, asisten suara Siri, juga mengalami stagnasi selama bertahun-tahun.
Kabarnya, Apple pun ingin memenuhi permintaan konsumen untuk AI generatif, yang dapat membantu tugas-tugas seperti menyusun esai dan gambar. Laporan terbaru menyebut Apple fokus pada upaya mengatasi potensi masalah privasi terkait kecerdasan buatan.
CEO Apple Tim Cook mengatakan, meski mereka akan menambahkan AI ke lebih banyak penawarannya, hal itu akan dilakukan dengan "dasar yang bijaksana."
Apple Vision Pro Diperkenalkan
Apple sendiri baru saja memperkenalkan headset augmented reality (AR), Apple Vision Pro, melalui gelaran World Wide Developer Conference atau WWDC 2023 pada Senin waktu setempat.
"Sama seperti Mac yang memperkenalkan kita pada komputasi personal, dan iPhone memperkenalkan kita pada komputasi seluler, Apple Vision Pro memperkenalkan kita pada komputasi spasial," kata CEO Apple Tim Cook.
Mengutip siaran pers di laman resmi, Selasa (6/6/2023), headset AR Apple ini menggunakan visionOS, sistem operasi spasial pertama di dunia.
Menurut Apple, perangkat ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan konten digital, dengan cara yang terasa seperti hadir secara fisik.
Mengutip The Verge, headset Vision Pro dijual dengan harga USD 3499 (sekitar Rp 52 juta) dan baru mulai dirilis tahun depan di Amerika Serikat, kemudian menyusul ke lebih banyak negara.
Headset Vision Pro sendiri adalah perangkat AR, tetapi juga bisa dialihkan antara augmented reality dan virtual reality secara penuh menggunakan fitur dial.
Perangkat ini tidak butuh controller. Pengguna juga dapat menelusuri sederet ikon di sistem operasi visionOS hanya dengan melihatnya. Pengguna Apple Vision Pro pun bisa melakukan tap untuk memilih dan flick untuk melakukan scrolling.
(Dio/Isk)
Advertisement