Sukses

Peneliti Garap Robot AI Bawah Air untuk Deteksi Penangkapan Ikan Ilegal di Laut

Peneliti dari University of Southampton, bekerja sama dengan pakar ilmu kelautan RS Aqua, telah memulai proyek terobosan untuk mengembangkan robot kecerdasan buatan (AI) bawah air yang mampu mendeteksi aktivitas mengancam lingkungan laut.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti dari University of Southampton, bekerja sama dengan pakar ilmu kelautan RS Aqua, telah memulai proyek terobosan untuk mengembangkan robot AI bawah air yang mampu mendeteksi aktivitas mengancam lingkungan laut.

Robot AI bernama "MARLIN" itu dimaksudkan untuk mengatasi masalah kritis seperti penangkapan ikan ilegal dan melindungi mamalia laut selama konstruksi ladang angin lepas pantai (offshore wind farm).

Dalam dorongan yang signifikan untuk proyek ini, Innovate UK telah memberikan dana lebih dari 700.000 poundsterling untuk mendukung pengembangan sistem MARLIN.

Memanfaatkan jaringan sensor bawah air, teknologi inovatif ini akan dapat memantau aktivitas hewan, manusia, dan lingkungan dari jarak jauh di lautan luas, mentransmisikan data secara real-time kembali kepada tim peneliti di darat.

Memimpin tim peneliti adalah Profesor Paul White, seorang ahli Pemrosesan Sinyal Statistik (Statistical Signal Processing) dari University of Southampton.

Dia mengatakan, MARLIN pada dasarnya memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan untuk memantau akustik di bawah air, yang dipadukan dengan kemampuan menyampaikan informasi dengan cepat ke pantai.

Pendekatan inovatif ini disiapkan untuk membekali para konservasionis dan pihak berwenang dengan perangkat yang diperlukan untuk melindungi ekosistem laut yang rapuh dan mengidentifikasi berbagai kegiatan ilegal.

Biasanya, kapal besar dikerahkan untuk misi pemantauan laut dan proses itu melibatkan waktu yang lama di laut serta menghasilkan emisi karbon dioksida yang signifikan.

2 dari 4 halaman

Pangkas Emisi

Namun, sistem MARLIN menjanjikan untuk merevolusi proses ini dengan mengurangi waktu yang dihabiskan kapal di laut dan ia berpotensi memangkas emisi karbon dioksida hingga 75 persen.

Dengan menawarkan alternatif yang inovatif dan efisien, MARLIN berpotensi menorehkan langkah signifikan dalam upaya konservasi laut.

Dr. Ryan Mowat, Direktur Riset di RS Aqua, menyoroti dampak transformatif dari teknologi ini pada praktik pemantauan laut secara ilmiah. Saat ini, peneliti menyebarkan instrumen di bawah air untuk waktu lama, lalu mengambilnya belakangan untuk mengakses data yang terakumulasi.

Dengan kemampuan transmisi data secara real-time dari MARLIN, proses rumit ini teratasi.

Teknologi ini akan memungkinkan para peneliti untuk mengakses data penting secara instan, sehingga membuka kemungkinan baru untuk memantau kawasan perlindungan laut dan memastikan kegiatan konstruksi lepas pantai dilakukan dengan kepekaan terhadap habitat mamalia laut.

3 dari 4 halaman

Tindakan proaktif

Salah satu aspek yang paling menarik dari proyek MARLIN adalah potensinya untuk mengekang kegiatan penangkapan ikan secara ilegal. Penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (illegal, unreported, and unregulated fishing) merupakan ancaman signifikan terhadap keanekaragaman hayati dan kelestarian laut.

Dengan memanfaatkan AI untuk mengenali pola perilaku penangkapan ikan ilegal secara real-time, MARLIN dapat membantu pihak berwenang mengambil tindakan proaktif untuk melindungi spesies dan ekosistem laut yang rentan.

Implikasi dari proyek MARLIN jauh melampaui komunitas ilmiah. Keberhasilannya dapat mengarah pada penerapan sistem pemantauan berbasis AI secara luas dalam upaya konservasi laut di seluruh dunia, mendorong hubungan yang lebih berkelanjutan antara manusia dan lautan.

Seiring berjalannya proyek, individu dan organisasi yang bersemangat tentang konservasi laut dapat mempelajari lebih lanjut tentang proyek MARLIN dan perkembangannya di rsaqua.co.uk/projectmarlin.

Melalui kolaborasi dan dukungan, masyarakat dapat mengambil langkah berarti untuk menjaga lautan dunia bagi generasi mendatang.

4 dari 4 halaman

Infografis Sampah Antariksa dan Potensi Bahaya Masa Depan. (Liputan6.com/Trieyasni)