Sukses

Pemanfaatan Iklan Terintegrasi untuk Jangkau Konsumen lewat Telegram Channel

Yandex mengumumkan tengah menguji coba fitur yang memungkinkan pemasang iklan menempatkan iklan lewat Telegram Channel lebih tepat sasaran.

Liputan6.com, Jakarta - Yandex mengumumkan telah memulai percobaan fitur terbarunya untuk penempatan iklan melalui di channel Telegram. Dengan lebih dari 350.000 pemasang iklan yang memanfaatkan Yandex Advertising Network, Yandex menaarkan solusi beriklan yang komprehensif di 50 negara termasuk Tiongkok, Turki, dan Uni Emirat Arab.

Dengan fitur ini, Yandex mengintegrasikan pemasangan iklan secara efektif pada Telegram. Jadi, memberikan kesempatan pada pemilik Telegram Channel untuk menghasilkan pendapatan dari iklan dalam konten mereka.

"Mengingat popularitas Telegram di Indonesia, kini pengiklan dapat berinteraksi dengan lebih tepat sasaran kepada calon pelanggannya," tutur Head of Service dari Yandex Ad Tech Anton Skornyakov dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (24/5/2023).

Untuk diketahui, Telegram Channel merupakan melakukan komunikasi secara luas atau broadcast ke kelompok pengguna yang lebih besar secara bersamaan. Fitur baru Yandex ini juga didukung dengan kemampuan integrasi Telegram dengan aplikasi eksternal lainnya.

Hal ini memungkinkan pengguna Telegram membangun solusi monetisasi bagi pemilik channel dengan menciptakan konten bagi para pengguna. Terlebih dengan solusi yang ditawarkan, Yandex bisa memastikan setiap promosi yang dilakukan menjadi efektif.

Alasannya, Yandex telah memiliki algoritma canggih yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan lelang, mengevaluasi penawaran tertinggi, dan memprediksi probabilitas click-through.

Integrasi antara Yandex dan aplikasi Telegram ini juga disebut transparan dan adil, karena dibayar berdasarkan setiap klik yang terjadi pada para pemasang iklan.

Selain itu, integrasi ini menghilangkan kebutuhan pemilihan channel secara manual, karena jaringan neural Yandex bisa mempertimbangkan tema channel dan mencari iklan sesuai dengan minat pengguna.

Nantinya, unggahan promosi akan ditempatkan oleh bot yang diprogram melakukan tugas secara otomatis. Para pemilik channel pun mempunyai kontrol penuh dalam mengatur seberapa sering dan waktu yang tepat untuk menampilkan iklan promosi tersebut.

2 dari 4 halaman

Pavel Durov Klaim Telegram Punya 800 Juta Pengguna Aktif Bulanan di Awal 2023

Di sisi lain, CEO Telegram Pavel Durov mengklaim pada awal tahun 2023 ini, pengguna platform messaging tersebut sudah tembus angka 800 juta pengguna aktif bulanan.

"Setiap hari, lebih dari 2,5 juta pengguna baru mendaftar Telegram, dan awal tahun ini kami melampaui 800 juta pengguna aktif bulanan," kata Pavel Durov, melalui kanal Telegram-nya Du Rove's Channel.

Namun menurutnya, pertumbuhan besar tersebut berarti pengeluaran yang lebih tinggi, untuk penyimpanan dan lalu lintas untuk melayani para pengguna aplikasi Telegram.

"Untungnya, Telegram sangat efisien dalam hal pengeluaran dan kami memiliki awal yang baik dengan monetisasi tahun lalu," ujarnya, dikutip Jumat (21/7/2023).

Pavel Durov mengungkapkan, monetisasi tersebut memang belum menguntungkan dan tidak mungkin tercapai hanya pada tahun kedua. Namun menurutnya, Telegram lebih dekat ke profitabilitas ketimbang Twitter dan Snap.

 

3 dari 4 halaman

Durov Ungkap Partisipasi Pendanaan Luar Biasa untuk Telegram

Lebih lanjut, untuk mendanai pertumbuhan berkelanjutan Telegram hingga mencapai titik break-even, perusahaan menerbitkan oblikasi senilai sekitar USD 270 juta.

"Sekali lagi kami beruntung memiliki partisipasi pendanaan yang terkenal dengan reputasi bintang," kata CEO Telegram itu.

Di situ, dia juga mengungkapkan dirinya membeli sekitar seperempat dari obligasi baru Telegram, di mana ia menginvestasikan puluhan juta untuk pertumbuhan platformnya tersebut.

"Ini merupakan tambahan dari ratusan juta yang saya habiskan selama 10 tahun terakhir untuk menjaga agar Telegram tetap beroperasi," kata Durov.

"Beberapa orang menyarankan agar saya membeli rumah atau jet. Tapi saya lebih memilih untuk tetap fokus pada pekerjaan saya, tanpa 'memiliki' apapun (yah, selain Telegram, beberapa Bitcoin dan beberapa Toncoin)."

Pavel Durov juga mengklaim, ratusan juta orang mendaftar ke Telegram, karena mereka ingin platform messaging yang independen dan mengutamakan penggunanya.

4 dari 4 halaman

Pavel Durov Sebut Telegram Bakal Rilis Stories

Tidak hanya itu, Telegram diketahui bakal kehadiran fitur Stories seperti Instagram atau WhatsApp. Pengumuman ini disampaikan oleh Pavel Durov melalui saluran resminya di platform tersebut.

CEO Telegram itu mengklaim, selama bertahun-tahun banyak pengguna yang meminta perusahaan untuk menghadirkan fitur Stories di aplikasi chatting itu.

"Awalnya, kami menenang ini karena Stories sudah ada dimana-mana," kata Pavel Durov, dikutip Rabu (27/6/2023). "Namun, Telegram tidak akan menjadi Telegram jika kami tidak mendengarkan pengguna kami dan tidak berinovasi pada format yang ada."

Telegram Stories pun sudah memasuki pengujian internal, di mana menurut Pavel Durov, tim Telegram yang sempat skeptis terhadap fitur ini, sudah mulai menghargainya.

Telegram Stories juga sedang dalam tahap pengujian akhir dan akan tersedia untuk pengguna pada awal bulan Juli mendatang.

Untuk kemampuan dari Telegram Stories, Durov mengungkapkan pengguna akan bisa menentukan siapa saja yang bisa melihat setiap konten di Stories miliknya.

(Dam)