Sukses

Viral Video Kemunculan Ikan Oarfish Langka yang Disebut Tanda Datangnya Tsunami

Viral video kemunculan ikan oarfish langka yang disebut sebagai tanda bencana tsunami hingga kiamat. Apa kata ilmuwan?

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari terakhir, dunia maya ramai dengan video viral yang memperlihatkan kemunculan sebuah ikan langka bernama oarfish.

Ikan oarfish, begitu namanya jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Sayangnya, kemunculan ikan oarfish ini justru dikaitkan dengan tanda munculnya bencana alam hingga datangnya hari kiamat.

"Merinding guys, aku search juga emang bener katanya kalau ikan ini naik bakalan ada sesuatu. Btw ini di laut Taiwan ya," kata akun base @tanyarlfes di Twitter.

Warganet lainnya menanggapi dengan bercanda, mulai dari tampang ikan tersebut hingga candaan kocak lainnya.

"Senyum dong ikan," kata @sca***.

"Ikan oarfish hidup di kedalaman laut. Kalau ikan itu muncul ke dasar laut tandanya dia lagi hiling," kata @tod***.

"Bawah sedang tidak baik-baik saja, atas lebih parah," kata @waw***.

Ada pula warganet yang menanggapi soal mitos bahwa munculnya ikan oarfish bisa menimbulkan bencana alam.

"Ini kepercayaan salah satu daerah di Jepang deh, katanya pertanda bakal ada tsunami. Tapi ini aku baca dari mangga tentang deep sea aquarium," kata seorang pengguna Twitter @wuj***.

Sekadar informasi, ikan oarfish memang baru-baru dikabarkan muncul di permukaan laut Taiwan. Video yang memperlihatkan kemunculan itu pun viral di dunia maya, pasalnya ikan oarfish bisanya ditemukan 200-1.000 kaki di bawah permukaan laut.

Mengutip USA Today, Kamis (27/7/2023), penampakan ikan berwarna perak yang panjang itu kerap dianggap sebagai tanda bencana tsunami yang akan datang. Namun, video tersebut memperlihatkan sang ikan oarfish terlihat terluka.

2 dari 4 halaman

Ikan Oarfish Jadi Ikan Bertulang Terpanjang di Dunia

"Banyak hewan luar biasanya ditemukan di lepas pantai timur laut Taiwan, namun ini adalah pertemuan pertama saya dengan oarfish raksasa," kata Wang Cheng Ru, anggota dari sekelompok penyelam di pantai di Ruifang District, Taiwan.

Masih dari sumber yang sama, ikan oar raksasa itu normalnya hidup di kedalaman laut sekitar 700 kaki, namun juga telah ditemukan sedalam 3.280 kaki.

Oarfish sendiri bisa ditemukan di seluruh dunia di perairan non-Arktik dan memiliki ciri-ciri tubuh tidak bersisik dan warna kulit keperakan.

Guiness World Records menyebut, ikan oar ini sebagai ikan bertulang terpanjang di dunia. Pada tahun 1963, seekor ikan oar ditangkap di New Jesey dengan panjang kira-kira 50 kaki. Sementara, pada 1885, spesimen seberat 600 pon ditangkap di Maine.

Adapun nama ilmiah ikan tersebut adalah Regalecus glesne. Nama ini diambil dari tubuhnya yang sangat padat dan memanjang, demikian menurut Museum Sejarah Alam Florida.

3 dari 4 halaman

Sangat Jarang Ikan Oarfish Ditemukan dalam Keadaan Hidup

Meskipun penampakan ikan oar dalam kondisi hidup jarang terjadi, mereka yang melihatnya kadang berada dalam bahaya kecil. Ikan oar pun tidak memiliki gigi dan memakan plankton melalui penyapu insang.

Meski ikan tersebut mungkin menjadi inspirasi untuk kisah monster laut, tidak ada laporan pertemuan dengan oarfish yang mengakibatkan bahaya.

Mitos Kemunculan Ikan Oar Jadi Tanda Bahaya

Menurut cerita rakyat Jepang, penampakan oar adalah pertanda bencana akan datang. Orang Jepang menyebut ikan oar sebagai ryugu no tsukai yang diterjemahkan sebagai Utusan dari Istana Dewa Laut dan ia diyakini oleh orang Jepang sebagai pelayan dewa laut, Ryujin.

Legenda juga mengatakan ikan ini dikirim dari istana ke permukaan untuk memperingatkan orang akan datangnya gempa bumi.

4 dari 4 halaman

Ilmuwan Sebut Tak Benar Kemunculan Oarfish Jadi Tanda Tsunami

Meski ada penampakan ikan tersebut menjelang gempa Tohoku pada 2011 dan bencana nuklir Fukushima, para ilmuwan mempercayai hubungan tersebut tidak terbukti kebenarannya.

Dikatakan Profesor Ichthyology di Universitas Kagoshima, Hiroyuki Motomura, "tidak ada bukti ilmiah tentang hubungannya (antara ikan oar dengan tanda bahaya), jadi saya rasa orang tidak perlu khawatir."

"Saya percaya ikan ini cenderung naik ke permukaan saat kondisi fisiknya buruk, naik di atas arus air. Itulah sebabnya mereka kerap dalam kondisi mati saat ditemukan," kata Motomura.