Liputan6.com, Jakarta - Remi Lucidi, selebram dan pemanjat gedung terkenal asal Prancis ini diketahui tewas akibat terpeleset dari lantai 68 gedung pencakar langit.
Diketahui, Remi Lucidi atau juga dikenal dengan nama Remi Enigma ini terjatuh dari lantai 68 gedung Menara Tregunter, Hong Kong, pada Kamis 27 Juli 2023.
Baca Juga
Mengutip Marca, Selasa (1/8/223), polisi mengatakan, mayat seorang pria berusia 30 tahun ditemukan di teras area Mid-level atas kota.
Advertisement
Kabar Remi Lucidi meninggal dunia ini tentunya banyak membuat fans dan pecinta olahraga ektrem ini berduka.
Siapa sebenarnya Remi Lucidi? Bagaimana awal mula ia tertarik dengan olahraga ekstrem? Dan bagaimana kronologi kematian yang menimpanya?
Berikut adalah profil Remi Lucidi, pemanjat gedung yang tewas terpeleset dari lantai 68 di Hong Kong.
Karier dan Prestasi Remi Lucidi
Lahir dan besar di kota Montpelier, pria yang juga dikenal dengan nama Remi Enigma ini memang suka mengikuti berbagai acara olahraga ekterm, khusunya memanjat gedung.
Sebelum tinggal sementara di Hong Kong untuk melakukan aksi terbarunya, Remi memang acap kali keliling dunia untuk mencari tantangan dengan memanjat gedung tertinggi di kota tersebut.
Lewat akun Instagram-nya @remnigma, Remi selalu mendokumentasikan petualangannya dan mengunggah foto ke akun media sosial milik Meta tersebut.
Mengutip dari berbagai sumber, Remi Enigma mengawali karir berpetualang memanjat gedung sejak tahun 2016.
Diketahui, postingan pertama Instagram pria asal Prancis itu adalah kompilasi beberapa video saat dia memanjat berbagai hal, seperti derek, jembatan, dan kincir di taman ria.
Hingga kini, video yang diunggah pada 3 Desember 2016 tersebut sudah ditonton sebanyak 8.890 kali dengan jumlah follower mencapai lebih dari 20 ribu orang di platform media sosial itu.
Tahun berikutnya, dia berpose di atas berbagai gedung tertinggi di berbagai kota di dunia, mulai dari Spanyol, Ukraina, Dubai, dan Prancis.
Bagi Anda yang memiliki takut ketinggian, deretan video dan foto Remi Enigma bukan untuk Anda lihat.
Kronologi Remi Lucidi Terjun Bebas dari Lantai 68 di Hong Kong
Remi secara tragis jatuh dari Menara Tregunter dan ke Jalur Tregunter sebelum petugas polisi tiba, dan dipastikan tewas di tempat kejadian Kamis lalu.
Sebelum kejadian, Remi mengatakan kepada seorang satpam, pada pukul 19:30, dia mengunjungi seorang teman di lantai 40, dan terlihat oleh seorang pelayan meminta bantuan sebelum dia jatuh hingga tewas.
Penghuni gedung yang disebutkan oleh Remi, saat ditanya ketika masuk gedung itu membantah mengetahui pencari sensasi dan hanyalah tipu muslihat Lucidi untuk melewati keamanan.
Dari rekaman kamera pengawas, keamanan gedung melihat LRemi ucidi keluar dari lift di lantai 49 sebelum menaiki tangga ke lantai paling atas di lantai 68.
Pintu atap dikunci tetapi Lucidi memaksanya terbuka, bertekad untuk mengambil foto lain dari atap.
Sebelum terjatuh, petualang asal Prancis itu tinggal di sebuah asrama di Tsim Sha Tsui. Pemilik asrama menggambarkan Remi sebagai sosok yang "ramah dan rendah hati."
Dia sehat, bugar, dan berwajah bahagia,' kata Gurjit Kaur kepada SCMP. 'Saya merasa sangat sedih.
Advertisement
Postingan Terakhir Remi Lucidi Banjir Komentar
View this post on Instagram
Di atas ini adalah postingan terakhir dari Remi sebelum dirinya jatuh dari lantai 68 gedung Menara Tregunter, Hong Kong, pada Kamis 27 Juli 2023.
Foto terakhir Remi ini langsung dibanjiri oleh berbagai komentar mulai dari tidak percaya Enigma meninggal dunia, hingga berbagai komentar berisikan ucapan duka cita.
Berikut ini adalah beberapa komentar warganet:
"Dia meninggal melakukan apa yang dia cintai! Ia menjalani hidup sepenuhnya. Tidak banyak yang bisa mengatakan itu," kata d****.
"Rip sobat ku," komen i****.
"Istirahat dalam damai! Tidak semua orang bisa meninggal melakukan apa yang mereka sukai! Saya yaki dia hidup lebih lama dalam 30 tahun daripada kebanyakan orang dalam 100 tahun!," ucap c****.
"Sungguh dunia yang tidak peka. Begitu banyak orang di sini yang kasih komentar buruk tentang orang meninggal alih-alih menyampaikan belasungkawa. Ini mengerikan," ujar n****.