Sukses

Peran Investor Jepang untuk Pekuat Ekosistem Startup dan Ekonomi Digital di Indonesia

Living Lab Venturers menggandeng JETRO (Japan External Trade Organization) untuk bermitra selama satu tahun ke depan dalam pengembangan ekosistem startup dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Investor menjadi salah satu elemen penting membangun dan mengembangkan beragam model bisnis di dunia startup.

Alasannya, investor dapat mengucurkan modal hingga miliaran dolar agar para founder bisa merealisasikan idenya dan bersaing di tengah pertumbuhan industri digital di Indonesia yang kian pesat.

Untuk membangun serta mengembangkan ekosistem startup di Indonesia, berkali-kali pemerintah dan juga pihak swasta, bekerja sama atau menjalin mitra sinergis dengan negara-negara maju.

Terbaru, Indonesia melalui Living Lab Ventures (LLV), menggandeng JETRO atau Japan External Trade Organization, badan organisasi yang terkait dengan pemerintah Jepang, untuk bermitra selama satu tahun ke depan.

"Kerjasamanya selama satu tahun ke depan. Jadi, JETRO akan memperkenalkan kepada kami beberapa perusahaan teknologi, startup Jepang kepada kami, nanti yang cocok seperti apa," tutur Bayu Seto selaku Partner Living Lab Ventures.

Nantinya, startup atau perusahaan teknologi dari Jepang yang akan masuk ke Indonesia tetap akan dikurasi oleh LLV. Hal ini untuk melihat kecocokan kultur, kebutuhan, dan juga yang tengah menjadi tren di pasar dalam dan luar negeri.

Sebagai gambaran, menurut data dari Startup Ranking per 14 Juni 2023, saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-6 sebagai negara dengan tech startup terbanyak di dunia. Ada 2.492 startup Indonesia, dengan 13 di antaranya telah berstatus unicorn.

Kerja sama antara LLV dan JETRO diharapkan akan mempermudah masuknya jalur investasi dari Jepang ke dalam ekosistem ekonomi digital di Indonesia, termasuk di bidang mobilitas, energi terbarukan, green living, zero carbon, dan lainnya.

Corporate venture Sinar Mas Land itu juga akan menjadi go-to-market partner resmi di BSD City, khususnya bagi startup yang mengikuti program JETRO. Bahkan, seleksi pemilihan startup sudah berlangsung, dan tinggal pamerannya saja pada September mendatang.

2 dari 3 halaman

Kolaborasi Indonesia-Jepang Buka Lebih Banyak Peluang

“Kami menandatangani MoU antara tiga entitas di antaranya Sinar Mas Land, Living Lab Ventures, dan JETRO Jakarta. Kami berbagi visi bersama untuk mendorong inovasi dan pembangunan berkelanjutan melalui kerja sama antara sektor swasta Jepang dan Indonesia," ungkap Kawada Mio, Executive Vice President, JETRO.

Menurutnya kolaborasi ini membuka peluang bagi teknologi canggih, model bisnis, dan wirausahawan yang berasal dari Jepang dan Indonesia.

Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya, Jepang berkeyakinan dapat membuka kesempatan baru dan menciptakan masa depan yang lebih cerdas serta berkelanjutan.

Mulyawan Gani selaku Chief Transformation Officer Sinar Mas Land menjelaskan, kemitraan strategis dengan JETRO menunjukkan LLV sebagai corporate venture dari Sinar Mas Land yang terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi skala internasional.

"Sebagai go-to-market partner, kami berkomitmen mendukung perusahaan teknologi Jepang dalam ekspansi global mereka melalui BSD City, sebagai hub yang strategis. Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat menciptakan peluang berharga bagi pengembangan teknologi dan inovasi, serta meningkatkan dampak positif bagi ekonomi digital masyarakat di Indonesia," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Bangun Eksositem Digital, Ratusan Startup Diberi Akses ke Modal Ventura

Sebelumnya, Sinar Mas Land melalui gerakan Digital Hub Next Action (DNA) juga mengumpulkan ratusan startup dengan pelaku industri digital dari berbagai perusahaan modal ventura di Indonesia.

Kali ini, program Demoweek diselenggarakan Sinar Mas Land bekerja sama dengan KUMPUL.ID untuk menciptakan ruang belajar, kolaborasi, dan berkoneksi di antara para pelaku industri startup.

DNA Demoweek dilaksanakan selama dua hari itu, dihadiri oleh Bonifasius Wahyu Pudjianto, selaku Direktur Pemberdayaan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Restog Krisna Kusuma selaku Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Indonesia merupakan salah satu negara dengan perkembangan digital startup yang pesat di Asia Tenggara. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hal ini, antara lain populasi yang besar, keberadaan infrastruktur digital yang cukup baik, serta meningkatnya akses internet di seluruh wilayah Indonesia," tutur Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif – Restog Krisna Kusuma, Selasa (14/3/2023).

Untuk mendukung akselerasi transformasi digital, pihaknya mengajak para stakeholders bersama dengan pemerintah untuk berfokus dalam menyehatkan ekosistem startup potensial di Indonesia, mulai dari learning process, pitching, hingga business matching, agar para pelaku industri startup ini dapat berkembang lebih pesat.

"Semoga adanya program DNA Demoweek ini juga dapat meningkatkan jumlah startup di Indonesia serta mendorong pertumbuhan ekosistem inovasi startup digital Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan," katanya.

(Pramita Tristiawati/Dam)

Video Terkini