Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) tengah mengkaji untuk mengembangkan Rupiah Digital lewat Proyek Garuda. Dalam hal ini BI telah meminta masukan atau pandangan kepada seluruh stakeholder terkait terhadap Consultative Paper (CP) untuk menyempurnakan desain pengembangan Rupiah Digital.
Dalam Consultative Paper juga membahas dampak dari penerbitan Rupiah Digital pada sistem pembayaran, stabilitas keuangan, dan moneter.
Baca Juga
Chairwoman Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI), Asih Karnengsih, mengatakan sejak BI merilis Consultative Paper pada Januari 2023, industri blockchain di Indonesia telah diundang untuk berpartisipasi dalam tahap awal pengembangan Rupiah Digital.
Advertisement
ABI dan para anggotanya, termasuk D3 Labs, telah bekerja sama untuk memberikan rekomendasi yang berfokus pada efisiensi dan manfaat bagi masyarakat Indonesia.
Asih menilai inisiatif ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat mengintegrasikan teknologi tersebut dengan kebutuhan sebenarnya dari masyarakat Indonesia.
"Kami memahami pentingnya kolaborasi. Dengan sinergi bersama pemangku kepentingan, termasuk pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan pengembangan Rupiah Digital dapat menciptakan solusi yang optimal untuk masa depan," ujar Asih melalui keterangannya, Senin (7/8/2023).
Sementara Tigran Adiwirya, Co-CEO D3 Labs, menuturkan partisipasi aktif pelaku industri dalam pengembangan Rupiah Digital adalah kesempatan berharga untuk mengakselerasi perkembangan ekosistem blockchain di Indonesia.
Di samping itu, utamanya penerbitan Rupiah Digital akan memberikan banyak manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat karena menciptakan inklusivitas dalam sektor keuangan.
"Pengembangan Rupiah Digital juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi serta memperkuat keamanan dalam bertransaksi," ucap Tigran menambahkan.
Selain itu, kata Tigran, dengan menggunakan teknologi blockchain, Rupiah Digital dapat mendorong inklusi keuangan kepada masyarakat dan memastikan aksesibilitas digital Central Bank Digital Currency (CBDC) yang luas tanpa menghambat akses bagi individu atau bisnis yang menggunakan CBDC untuk transaksi keuangan.
Memastikan Stabilitas Keuangan
Dalam memperkenalkan Rupiah Digital, Tigran menaruh perhatian khusus pada risiko yang mungkin muncul selama proses penarikan dan pemusnahan. Bagaimana memastikan stabilitas keuangan tetap terjaga dan risiko yang dapat dihindari?
Salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan oleh BI adalah menerapkan fitur desain khusus, seperti batas maksimum kepemilikan individu atas CBDC dan remunerasi berjenjang, sebagai alat untuk melindungi stabilitas keuangan.
"Dengan adanya batas maksimum kepemilikan atas CBDC oleh individu, BI dapat menghindari akumulasi yang berlebihan oleh sejumlah pihak, yang dapat menyebabkan potensi kepanikan dan penarikan dana yang masif," katanya.
Selain itu, Tigran menyebut sistem remunerasi berjenjang dapat memberikan insentif bagi pemegang CBDC untuk menjaga stabilitas dan mengurangi potensi penarikan secara besar-besaran yang dapat mengganggu sistem keuangan secara keseluruhan.
"Melalui pendekatan ini, BI berupaya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan stabil bagi penggunaan CBDC, serta mengurangi risiko yang mungkin timbul dalam perekonomian," ia menjelaskan.
Advertisement
Solusi Finansial Masa Depan
Dengan menghadirkan Rupiah Digital secara bijaksana dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, Bank Indonesia dapat menciptakan sistem yang aman, stabil, dan memberikan kepercayaan kepada masyarakat.
Dengan begitu, Rupiah Digital dapat menjadi sarana transaksi yang inovatif dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai kesimpulan, sinergi antara D3 Labs, ABI, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya di industri blockchain diharapkan dapat memperkuat pengembangan Rupiah Digital dan menghasilkan ekosistem yang unggul di Indonesia.
Dengan mengintegrasikan teknologi blockchain dengan kebutuhan masyarakat, inisiatif ini diharapkan mampu menciptakan solusi finansial di masa depan yang inovatif, efisien, inklusif dan berdaya saing.
Infografis Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS. (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement