Sukses

Jangan Pakai 9 Password Ini Kalau Tak Mau Jadi Korban Hacker

Pemilihan kata sandi cukup berpengaruh pada saat ini. Ketika semua aktivitas dilakukan melalui berbagai akun digital, pastikan Anda menghindari menggunakan 9 password ini jika tak ingin diretas hacker.

Liputan6.com, Jakarta - Kejahatan siber bisa menimpa siapa pun. Terlebih lagi bagi mereka yang jarang mengganti password akun media sosial dan internet banking mereka.

Apabila Anda termasuk orang yang tak pernah mengganti password, sekarang saatnya anda mengganti kata sandi akun media sosial. Menurut para pakar keamanan siber, dua pertiga orang menggunakan kata sandi yang sama di berbagai akun mereka.

Alih-alih mudah diingat, menggunakan kata sandi berupa identitas ataupun nama hewan peliharaan hanya membuat akun Anda mudah diretas hacker. Seharusnya, kata sandi yang baik adalah kombinasi huruf besar dan kecil dengan angka atau simbol.

Dikutip dari Mirror UK, Jumat (18/8/2023), Pakar Konsumen Stirzaker menyampaikan, ketika hacker mengetahui kata sandi kamu, besar kemungkinan mereka akan menyasar berbagai akun yang lainnya. Dalam hal ini terutama akun rekening internet banking milik pengguna.

Berikut sembilan password yang harus kamu hindari:

  • Jangan pakai password yang sama di seluruh akun, sebab apabila hacker mengetahui kata sandi ini, besar kemungkinan akan meretas semua akun kamu. 
  • Jangan memakai nama hewan peliharaan sebagai kata sandi. Pasalnya akan cukup mudah bagi hacker membobol akun ketika mereka tahu nama kucing kesayangan yang kamu unggah di Instagram. 
  • Kata "password" seringkali menjadi percobaan pertama hacker ketika meretas akun orang lain
2 dari 4 halaman

Lanjutan, Password yang Harus Dihindari

  • Jangan pakai nama sendiri sebagai password. Jangan masukkan nama sebagai password, hal ini karena hacker akan sangat mudah menebak kata sandi ini.
  • Memberikan angka "1" setelah nama. Ini merupakan salah satu password yang sering dicoba oleh hacker.
  • Pola angka terlalu mudah. Jangan gunakan pola "1234" pada kata sandi anda, gunakanlah angka yang susah ditebak seperti "1140" misalnya. 
  • Alamat rumah. Merupakan kata sandi paling mudah dicari lewat internet, terutama jika si hacker tahu tempat tinggal Anda
  • Nama orang tua. Biasa menjadi pertanyaan bank, hindari menggunakan nama Ibu kalian sebagai password
  • Huruf besar semua. Penggunaan huruf besar lebih baik jika dikombinasikan dengan huruf kecil, angka, dan simbol.

Jangan gunakan sembilan password yang mudah dibobol hacker ini jika tak ingin kehilangan akun online kamu. 

3 dari 4 halaman

Kebocoran Data LinkedIn

Sementara itu, bicara kebocoran data, LinkedIn baru-baru ini telah menjadi target serangan aksi peretasan oleh hacker tidak dikenal. Alhasil, beberapa pengguna platform mengeluhkan akun LinkedIn mereka terkunci karena alasan keamanan.

Tak hanya itu, sejumlah akun LinkedIn tidak menggunakan password kuat dan fitur 2FA (two factor autentication) pun kabarnya diambil alih pelaku peretasan.

Sebagaimana dilaporkan Cyberint via Bleeping Computer, Rabu (16/8/2023), banyak pengguna mengeluhkan tim support LinkedIn tidak bisa membantu mengambil alih atau mengakses akun mereka kembali.

"Sejumlah pengguna dipaksa untuk membayar bila ingin mendapatkan akun mereka kembali, atau harus berhadapan akun mereka dihapus permanen," kata peneliti Cyberint, Coral Tayar.

4 dari 4 halaman

Tim Dukungan LinkedIn Tak Banyak Membantu

Dari keluhan yang beredar di Reddit, Twitter, dan forum Microsoft, tim support LinkedIn tidak membantu pengguna memulihkan akun. Oleh karena itu, banyak pengguna merasa frustasi karena tidak mendapatkan tanggapan.

"Akun saya diretas 6 hari lalu. Email diubah di tengah malah dan saya tidak memiliki kemampuan mengonfirmasi perubahan atau mencegahnya," tulis pengguna di Reddit.

Kabarnya, pelaku menggunakan kredensial bocor atau menembus paksa untuk mengambil alih sejumlah besar akun LinkedIn.

Saat masuk dan mengambil alih akun LinkedIn, hacker langsung menukar alamat email terkait dengan salah satu layanan "rambler.ru".

Setelah itu, penjahat siber mengubah password akun korban, dan mencegah pemilik asli mengakses akun mereka.

Banyak pengguna juga melaporkan, peretas mengaktifkan 2FA setelah membajak akun, membuat proses pemulihan akun lebih sulit. Hingga kini, LinkedIn belum memberikan pernyataan resmi terkait aksi peretasan ini.

Video Terkini