Liputan6.com, Jakarta - Keberhasilan India mendaratkan pesawat luar angkasa Chandrayaan-3 di Bulan mencetak sejarah baru. Pasalnya, mereka menjadi negara pertama yang mendaratkan wahana antariksa di kutub selatan Bulan.
Negara-negara lainnya yaitu Uni Soviet, Amerika Serikat, dan Tiongkok, hanya mendaratkan wahana antariksa mereka di dekat garis ekuator Bulan.
Baca Juga
Sementara, kutub bagian selatan adalah medan yang sulit. Dikutip dari Space.com, area kutub selatan Bulan banyak menari para ilmuwan dan organisasi luar angkasa dari seluruh dunia.
Advertisement
Para ilmuwan berpendapat, kawah kutub yang ada di bawah bayang-bayang secara permanen, mengandung air es yang terperangkap di bebatuan. Air es ini dapat diekstraksi dan digunakan untuk mendukung keberadaan manusia secara permanen di Bulan.
Selain itu, kawah Bulan ini juga bisa dipakai untuk membangun teleskop generasi lanjutan, yang memungkinkan para astronom untuk melihat lebih jauh dibandingkan saat ini.
Mengutip Engadget, Kamis (24/8/2023), keberhasilan Chandrayaan-3 ini terjadi empat tahun setelah lander atau pendarat India, Vikram dari Chandrayaan-2 jatuh akibat kesalahan software.
Indian Space Research Organization (ISRO) merancang tindak lanjutnya dengan "desain berbasis kegagalan" yang mencakup lebih banyak sistem cadangan, area pendaratan yang lebih luas, dan pembaruan perangkat lunak.
Vikram akan dibiarkan selama beberapa jam, agar debu Bulan mengendap. Setelah area tersebut bersih, rover Pragyaan dikerahkan untuk mengambil foto dan mengumpulkan data ilmiah.
Rilis Gambar Permukaan Bulan
Jika digabungkan, lander dan rover akan memiliki lima instrumen yang bertujuan untuk mengukur sifat atmosfer, permukaan, dan aktivitas tektonik Bulan.
ISRO mengatur waktu pendaratan pada awal lunar day (sekitar 28 hari Bumi), untuk memaksimalkan jumlah tenaga surya yang tersedia untuk Vikram dan Pragyaan.
Melalui unggahannya di X (dulu Twitter), ISRO dengan handle @isro juga membagikan beberapa gambar permukaan Bulan yang berhasil mereka dapatkan lewat pesawat tersebut.
"Jaringan komunikasi terjalin antara Ch-3 Lander dan MOX-ISTRAC, Bengaluru," tulis ISRO di X. "Chandrayaan-3 memilih wilayah yang relatif datar di permukaan bulan," imbuh mereka.
Menyusul keberhasilan ini, India pun bertekad menjadi kekuatan besar di luar angkasa, dan berharap dapat meluncurkan stasiun luar angkasa mereka di tahun 2030.
Informasi yang dikumpulkan juga penting untuk misi di Bulan di masa depan bagi India dan negara-negara lain, yang dapat menggunakan es yang ditemukan, sebagai bahan bakar, oksigen, dan air.
Advertisement
Chandrayaan-3 India Mendarat di Bulan
Sebelumnya, dilansir Global Liputan6.com, Chandrayaan-3 berhasil mendarat sesuai rencana pada 18:04 waktu setempat (12:34 GMT), seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (23/8/2023).
Perayaan digelar di seluruh negeri. Tak lupa Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan "India kini berada di Bulan".
"Kita telah mencapai sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh negara lain. Ini adalah peristiwa yang menggembirakan," tambahnya. Modi bahkan menyaksikan momen-momen tersebut secara langsung dari Afrika Selatan di mana saat ini ia tengah menghadiri KTT BRICS.
Kesuksesan India pun menempatkan mereka di salah satu negara terdepan, yang sedang berlomba-lomba mendaratkan wahana antariksa mereka di Bulan.
Pesawat Luna 25 Rusia jatuh dua hari sebelum pendaratan India. Sementara Israel baru akan menindak lanjuti pendarat Beresheet di tahun 2024, setelah gagal di tahun 2019.
India Luncurkan Misi Chandrayaan-3
Uni Emirat Arab berharap dapat mendaratkan pesawat luar angkasa mereka pada 2024, sementara Amerika Serikat berencana membawa manusia ke Bulan lagi dengan pesawat mereka di misi Artemis 3 akhir 2025.
Chandrayaan-3 sendiri lepas landas dari fasilitas peluncuran di Sriharikota, bersama dengan orbiter, lander (pendarat), dan rover (penjelajah) pada 14 Juli 2023 lalu pukul 14.35 waktu setempat.
Chandrayaan-3, yang artinya "pesawat bulan" dalam bahasa Sansekerta, terpisah dari roket LVM3 sesuai rencana, untuk kemudian memasuki orbit mengelilingi Bumi, memulai perjalanan hemat bahan bakarnya ke Bulan.
Pesawat luar angkasa ini akan memulai perjalanan yang berlangsung lebih dari sebulan, sebelum mendarat di permukaan bulan pada bulan Agustus nanti.
Zona pendaratan misi berukuran 2,5 mil kali 1,5 mil dan terletak di 69,367621 lintang selatan dan 32,348126 bujur timur.
(Dio/Ysl)
Advertisement