Sukses

Pengamat: Industri Kamera Digital Bangkit Lagi Berkat Kamera Entry-Level

Setelah terdampak pandemi, industi kamera digital kian membaik setelah masyarkat dibolehkan beraktivitas kembali. Pengguna kamera entry-level menjadi salah satu faktor kunci bangkitnya industri ini.

Liputan6.com, Jakarta - Industri kamera digital merupakan salah satu dari daftar industri paling terdampak oleh pandemi global Covid-19 yang melanda sejak awal tahun 2020 lalu.

Adanya pembatasan kegiatan masyarakat juga berarti berkurangnya fotografi, videografi, serta juga pembelian kamera dan peralatannya.

Namun, seiring berjalannya waktu, industri kamera digital kian membaik seperti halnya industri lain, seperti industri pariwisata yang mulai kembali hidup setelah lockdown dua tahun. Namun pada industri kamera digital, terdapat faktor penting yang membuatnya kembali membaik.

Dikutip dari Digital Camera World, Minggu (3/9/2023), yang melansir laporan Nikkan Kogyo Shimbun--salah satu surat kabar bisnis terkemuka di Jepang--kamera entry-level menjadi penyelamat dari industri ini.

Menurut laporan tersebut, "Penjualan kamera secara umum telah tumbuh sejak tahun 2021, dan motor penggeraknya adalah model-model introductory yang bahkan pemula pun dapat gunakan."

Data dari CIPA – the Camera and Imaging Products Association, mendukung pernyataan ini. Nilai pengiriman kamera digital pada periode Januari-Juni meningkat sebesar 12,6% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai sekitar USD 2,2 miliar. Kamera mirrorless juga terus meningkat baik dalam nilai maupun volume pengiriman.

Kebangkitan ini belum mencapai puncak tertingginya industri ini pada tahun 2012. Pada tahun ini, terjual sebanyak 20,16 juta kamera, sementara CIPA saat ini memperkirakan hanya sekitar 5,72 juta kamera yang akan terjual pada tahun 2023.

Namun, pertumbuhan sebesar 12,6% dalam setahun adalah pemulihan yang patut diacungi jempol. Tetapi apakah ini hanya berkat kamera entry-level saja? Ternyata terdapat faktor lain yang turut mendukung pertumbuhan ini.

2 dari 5 halaman

Faktor Lainnya

Jelas ada faktor-faktor kunci lain yang turut berperan, meskipun masalah rantai pasokan dan manufaktur masih berlanjut, gangguan yang dihadapi pabrik tak seberat tahun sebelumnya.

Juga, masyarakat tak lagi terkurung di rumah mereka karena pandemi. Jadi, mereka tidak hanya bepergian, tetapi juga membeli kamera dan peralatannya untuk mengabadikan momen bepergian mereka.

Selain itu, banyak orang yang dahulu ketika lockdown mengembangkan minat mereka dalam dunia fotografi dan videografi mereka hanya menggunakan smartphone. Oleh karena itu, wajar jika mereka kemudian 'naik kelas' dengan membeli kamera entry-level.

Namun, sebenarnya ledakan terbesar juga terlihat dalam kamera vlogging dan kamera untuk merekam video yang dalam banyak hal telah menjadi 'kamera entry-level' generasi ini.

Seorang perwakilan dari CIPA mengharapkan kamera untuk vlogging akan menjadi salah satu jalan untuk memperluas pasar.

Hironobu Shimoyama, dari perusahaan elektronik raksasa Jepang, Yodobashi Camera, setuju bahwa permintaan untuk perekaman video meningkat secara signifikan.

Dengan adanya faktor ini, menandakan bahwa industri kamera digital sedang kembali bangkit secara perlahan setelah lockdown yang dialaminya.

Untuk kamu yang ingin memulai menjadi vlogger juga, ini beberapa tips yang dapat kamu pelajari.

3 dari 5 halaman

Ulasan Jujur: Kunci Sukses Irwan Lo sebagai Food Vlogger

Kulineran adalah salah satu hobi yang menyenangkan untuk dilakukan. Indonesia memiliki beragam makanan dengan kreativitas dan cita rasa yang unik dan nikmat. Tak heran, bisnis kuliner semakin berkembang dan menjadi salah satu industri yang terus berkembang.

Di antara warganet yang gemar kuliner, banyak yang mereview atau mengunggah makanan ke media sosial. Aktivitas ini memiliki potensi menghasilkan pendapatan jika dilakukan dengan serius.

Salah satu contohnya adalah Irwan Lo, seorang pria asal Jakarta. Berawal dari hobi makan dan eksplorasi tempat makan baru, kini Irwan Lo menjadi seorang food vlogger yang rajin mengulas dunia kuliner. Ia membahas tentang cita rasa, harga, lokasi, dan pelayanan dengan gaya bahasa yang lugas dan jujur.

Semua ulasannya disajikan dalam konten video singkat yang kreatif, yang ia bagikan di akun Instagram dan TikTok @irwanLo. Irwan mengakui bahwa tidak pernah ia membayangkan menjadi seorang food vlogger atau influencer seperti sekarang.

Namun, dengan memberikan ulasan yang lugas dan jujur, kontennya mendapatkan banyak penonton dan dukungan dari pecinta kuliner di Indonesia hingga saat ini.

 

4 dari 5 halaman

Apa Saja Itu?

Pengetahuan

Namun, ulasan yang baik tidak datang dengan sendirinya. Menurut Irwan Lo, ia pernah belajar memasak sejak kecil dan memiliki pengetahuan tentang bumbu, cita rasa, dan teknik memasak.

"Saya pernah diajar memasak saat masih kecil dan diberi pengetahuan tentang bumbu, cita rasa, dan teknik memasak. Ini menjadi salah satu hobi yang masih saya lakukan hingga sekarang," ungkap Irwan Lo.

Beruntung

Irwan Lo merasa beruntung bisa menekuni hobi ini dan menghasilkan pendapatan. Ia juga sering mendapatkan tawaran dari tempat makan baru untuk membuat konten demi menjangkau pasar yang lebih luas.

"Pernah saya mereview makanan yang kurang enak, dan ternyata banyak pengikut yang setuju. Akhirnya, pihak tempat makan tersebut meminta untuk diedit atau dihapus dengan imbalan yang cukup fantastis, tetapi saya menolak," kata Irwan.

Berharap

Ia berharap sebagai seorang food vlogger, profesinya bisa berkembang lebih maju lagi. Ia ingin memberikan lebih banyak ulasan makanan yang jujur untuk terus mendukung industri kuliner di Indonesia.

"Makanan memiliki keunikan dan bisa menjadi pemersatu bangsa. Setiap orang pasti makan, dan setiap daerah dan negara memiliki ciri khas rasa masing-masing. Dari sinilah kita bisa belajar bahwa rasa dan makanan memiliki beragam variasi," pungkas Irwan Lo.

5 dari 5 halaman

Infografis Fitur Baru Kamera Tilang Elektronik di Jakarta. (Liputan6.com/Triyasni)