Liputan6.com, Jakarta - ChatGPT milik OpenAI telah berdampak banyak pada sektor bisnis dan pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya siswa, pekerja, dan pembuat konten yang bergantung pada ChatGPT untuk membuat teks dengan konteks dan subjek apa pun dalam waktu singkat.
Meskipun ChatGPT dapat menjadi bantuan yang sangat baik, dalam situasi tertentu menggunakan konten yang ditulis oleh AI terkadang tidak etis.
Baca Juga
Apalagi kini OpenAI menawarkan aplikasi seluler ChatGPT pada ponsel Android dengan anggaran terbatas, mengakses bot AI menjadi lebih mudah dari sebelumnya.
Advertisement
Hal ini menimbulkan kekhawatiran pada tenaga pendidik seperti guru dan dosen, yang ingin siswanya mengerjakan tugas dengan jujur.
Untungnya, telah banyak alat yang dapat mengecek plagiarisme ChatGPT secara online. Tapi sebelum kamu mencoba setiap esai atau draf dengan alat tersebut, carilah beberapa indikasi untuk mengonfirmasi kecurigaan kamu.
Jadi nantinya, ketika kamu sering menerima kiriman, draf, dan laporan yang membuat kamu meragukan keasliannya, cobalah trik di bawah ini untuk mengetahui apakah itu adalah konten yang dijiplak dari ChatGPT, dikutip dari Android Police.Â
Cara Memeriksa Plagiarisme ChatGPT
1. Pengulangan teks
Salah satu tanda yang jelas adalah penggunaan kata yang berulang-ulang di seluruh draf atau laporan. Kamu mungkin juga menemukan bahasa yang tidak alami yang tidak memiliki kesinambungan atau alur.
2. Tidak Detail
ChatGPT dikembangkan dengan kumpulan data konten online yang besar, dan kamu mungkin melihat tidak adanya konteks dalam paragraf. Sesuatu yang menjadi ciri khas dari konten hasil tulisan AI ialah bacaan yang tidak meyakinkan.
Â
3. Konten yang disalin dari sumber lain
Jika paragraf atau konten tertentu merupakan salinan langsung dari blog atau situs web lain, tes isi konten tersebut melalui layanan seperti Grammarly atau Copyscape dan temukan sumber aslinya dalam sekejap.
Layanan ini menawarkan harga yang fleksibel dan hanya membutuhkan beberapa USD untuk dapat menguji esai 1.000 kata.
4. Kesalahan tata bahasa
Beberapa kalimat yang dihasilkan oleh ChatGPT mungkin tidak benar secara tata bahasa. Jika kamu melihat jumlah kesalahan ejaan atau kesalahan tata bahasa yang tidak biasa, kamu patut mengeceknya menggunakan alat pemeriksa konten AI khusus.
Bagi para dosen dan guru, jika kamu tahu siswa biasa menulis dengan tata bahasa jelek tetapi memberikan esai atau laporan dengan tata bahasa sempurna, mungkin siswa menggunakan ChatGPT untuk mengerjakan tugas yang diberikan.Â
Selain 4 tanda di atas, kamu juga bisa mencari tulisan tambalan, di mana penulis mengubah beberapa kata agar tak terlacak plagiasi oleh Grammarly dan Copyscape.
Jika berada di posisi ini, alat pemeriksa konten ChatGPT akan berguna para guru dan dosen untuk mendeteksi plagiarisme.Â
Android Police mengajak kamu untuk mencoba beberapa alat ini dan lihat seberapa efektif mereka mendeteksi plagiarisme ChatGPT.
Â
Advertisement
Alat Pendeteksi Plagiarisme ChatGPT
Originality
Originality.ai adalah salah satu alat pemeriksa konten AI yang populer yang mengklaim keakuratan mereka. Alat ini mendeteksi plagiarisme dan konten AI dan bahkan menunjukkan skor keterbacaan secara keseluruhan. Namun, tidak ada paket gratis untuk menguji konten AI yang dikirimkan siswa.
Kamu harus memulai dengan paket USD 30 untuk membuka 3.000 kredit di akun kamu. Sebagai informasi, 1 kredit digunakan untuk memindai 100 kata.
Paket paling populer dari perusahaan ini dihargai USD 14,95 per bulan dan membuka 2.000 kredit serta add-ons yang berguna, seperti pemindaian dari URL, unggahan berkas, API, riwayat pemindaian, dan banyak lagi.
Â
Copyleaks
Copyleaks AI adalah alat pemeriksa plagiarisme ChatGPT yang diklaim paling ampuh, menurut web resminya. Alat ini menunjukkan konten yang identik, kalimat dengan perubahan yang identik, paragraf yang diparafrasekan, dan kata-kata yang dihilangkan.Â
Tim Android Police menjalankan konten yang dihasilkan ChatGPT secara acak dengan Copyleaks, yang secara akurat mengonfirmasi hal yang sama.
Kamu bisa memindai hingga 10 halaman dengan 2.500 kata dalam paket uji coba. Setelah itu, kamu harus mendaftar untuk paket bulanan USD 10,99 untuk membuka 100 halaman (hingga 25.000 kata).
Sebenarnya, ada puluhan alat pendeteksi konten AI, seperti Turnitin dan Plagibot, dua opsi lain yang patut dicoba. Semuanya mengiklankan akurasinya dengan melakukan studi secara acak untuk mendukung klaim mereka.
Bagi Android Police, semua klaim alat ini tak begitu jujur karena sering salah dalam mendeteksi plagiarisme ChatGPT. Ditambah lagi, tergantung pada gaya penulisannya, konten yang ditulis oleh manusia bisa ditandai sebagai konten buatan AI.
Sebagai contoh, Android Police memasukkan konten yang dibuat ChatGPT lain di Copyleaks, konten tersebut lolos dengan sempurna, dan alat ini bahkan tidak mendeteksi 1 persen pun plagiarisme.
Apakah ChatGPT menjiplak? Dalam banyak kasus, ChatGPT tidak secara langsung mengambil kalimat atau paragraf dari konten yang dipublikasikan. Ini bergantung pada algoritme unik untuk menemukan pola dan jawaban yang relevan untuk menyatukan kalimat-kalimat.
Itulah mengapa kamu mungkin tidak akan puas dengan aplikasi pemeriksa konten pihak ketiga dalam mendeteksi plagiarisme ChatGPT.
Â
Advertisement