Sukses

Cara Samsung Atasi Limbah Elektronik dari Smartphone Bekas

Belakangan ini, vendor smartphone sedang menjadi sorotan banyak pihak terkait masalah limbah elektronik. Berikut langkah Samsung dalam mengatasi limbah elektronik dari smartphone bekas.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, vendor smartphone sedang menjadi sorotan banyak pihak terkait masalah limbah elektronik. Terlebih, perusahaan giat meluncurkan beberapa ponsel baru setiap tahunnya.

Dengan berbagai perangkat baru yang beredar tentunya berpengaruh dengan jumlah limbah elektronik, apalagi banyak HP yang memang masa pakainya sudah habis.

Hal ini tentunya juga disadari oleh para pembuat smartphone, salah satunya Samsung. Dalam salah satu sesi workshop Samsung Galaxy Z Flip5 dan Fold5 di Bandung, perusahaan menjelaskan komitmen terkait isu e-waste ini.

"Samsung sering kali mengadakan promo trade-in, di mana pengguna dapat menukarkan HP Android atau iOS lama mereka ke smartphone baru kita, contohnya Galaxy Z Flip5 dan Fold5 ini," kata Octavianus, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia, di workshop Join the Flip Side, Senin (4/8/2023).

Saat smartphone lama pengguna ditukarkan ke smartphone baru, bagaimana nasib HP lama atau bekas milik pembeli?

Verry mengatakan, "Setiap ponsel trade-in milik pengguna akan kita kumpulkan dan kirim ke third party, di mana mereka akan menentukan sendiri apa yang ingin dilakukan oleh ponsel tersebut."

Sebagai contoh, ada pihak ketiga yang menggunakan ulang komponen dari ponsel hasil trade in untuk di-reuse. Ada pula pihak yang memperbaiki HP tersebut untuk dijual kembali.

Namun bagaimana dengan pengguna yang ingin membuang ponsel mereka saja? Samsung sendiri memiliki Eco Box di sejumlah service center mereka.

Lewat Eco box ini, pengguna dapat meletakkan atau membuang smartphone bekas mereka yang sudah rusak atau tidak lagi digunakan, yang nantinya akan dikirim ke perusahaan daur ulang untuk mengurangi limbah elektronik.

 

2 dari 3 halaman

Galaxy for the Planet

Melalui program Galaxy for the Planet, perusahaan asal Korea Selatan itu berusaha meminimalkan jejak lingkungan untuk menumbuhkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

Penerapan program itu pun ditunjukkan sejak tahun lalu, di mana Samsung menggunakan plastik ocean bound di lini Galaxy S22 5G.

Untuk program ini, Samsung memanfaatkan jaring ikan yang ditinggalkan dan dibuang setiap tahunnya. Sebagai informasi, jaring ikan ini bisa merusak terumbu karang dan habitat alami yang ada di laut.

"Dengan memberikan kehidupan baru pada jaring ikan tak terpakai yang akan menjadi limbah berbahaya, Samsung–melalui solusi kreatifnya–mencontohkan bagaimana kita semua dapat berbuat lebih banyak dengan lebih sedikit materi untuk melestarikan sumber daya planet kita," ujar Samsung.

Hal itu juga masih dilanjutkan ke produk smartphone terbaru Samsung yang rilis tahun ini. Bahkan, inisiatif tersebut juga diterapkan ke produk home appliances mereka.

Menurut perusahaan, produk TV dan remote control Samsung di 2023 telah menggunakan resin daur ulang yang terbuat dari setidaknya 50 persen bahan daur ulang.

Perusahaan juga melakukan upaya signifikan memakai kemasan yang berkelanjutan, mulai dari kotak kemasan hingga pembungkus produk di dalamnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)