Liputan6.com, Jakarta - Penelitian Finlandia telah menciptakan terobosan dalam teknologi penyimpanan energi hijau dengan menginstal baterai pasir pertama di dunia yang dapat menyimpan green energy selama berbulan-bulan.
Teknologi inovatif ini dapat menjadi solusi untuk masalah pasokan energi sepanjang tahun yang sering kali menjadi tantangan dalam industri energi terbarukan-- sebutan lain green energy.
Baca Juga
Seperti dikutip dari Kemdikbud, energi terbarukan merupakan sumber energi yang berasal dari sumber daya alam dan tidak akan habis karena terbentuk dari proses alam yang berkelanjutan. Contoh dari energi terbarukan adalah seperti sinar matahari, ombak, angin, dan air.
Advertisement
Sementara itu, baterai pasir ini disebut sebagai green energy karena menggunakan pasir kualitas rendah untuk menyimpan energi panas yang dihasilkan dari listrik murah dari panel surya dan turbin angin.
Pasir menyimpan panas pada suhu sekitar 500°C, yang kemudian dapat digunakan untuk memanaskan rumah-rumah saat musim dingin ketika harga energi menjadi lebih mahal.
Finlandia, sebagai salah satu negara yang memiliki perbatasan terpanjang dengan Rusia di Uni Eropa, memiliki pasokan gas utama dari Rusia. Konflik di Ukraina telah mempersulit mereka di masalah pasokan energi terbarukan.
Mengutip BBC, Rabu (6/9/2023), Finlandia pun menyebut pentingnya solusi energi terbarukan seperti baterai pasir guna mengatasi ketergantungan terhadap sumber energi yang tidak stabil.
Meskipun investasi dalam produksi energi terbarukan meningkat, tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri ini adalah bagaimana caranya mereka dapat mengatasi masalah intermittency.
Intermittency adalah bagaimana cara menjaga pasokan energi tetap tersedia ketika tak ada sinar matahari dan hembusan angin, terutama karena perubahan iklim.
Cara Menstabilkan Energi Terbarukan
Masih menurut BBC, penambahan sumber energi terbarukan juga memerlukan peningkatan sumber energi lainnya untuk menyeimbangkan sistem energi.
Hal ini agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit energi yang dapat menyebabkan kebangkrutan.
Salah satu jawaban paling jelas untuk masalah-masalah ini adalah baterai skala besar yang dapat menyimpan dan menyeimbangkan permintaan energi seiring dengan perubahan ke arah sistem energi yang lebih hijau.
Namun, saat ini sebagian besar baterai dibuat dari litium yang mahal, membutuhkan ruang fisik yang besar, dan terbatas dalam menyimpan kelebihan energi.
Sementara itu, di kota Kankaanpää, sebuah tim insinyur muda Finlandia telah menyelesaikan instalasi komersial pertama dari baterai yang terbuat dari pasir, yang mereka yakini dapat memecahkan masalah penyimpanan energi dengan cara yang ekonomis dan berdampak rendah.
"Bila ada peningkatan tiba-tiba dalam pasokan listrik hijau yang tersedia, kami ingin dapat menyimpannya dengan cepat," kata Markku Ylönen, salah satu pendiri Polar Night Energy--perusahaan penyedia teknologi penyimpanan energi yang telah mengembangkan produk ini.
Advertisement
Cara Kerja Baterai Pasir
Perangkat ini telah diinstal di pembangkit listrik Vatajankoski yang mengoperasikan sistem pemanas untuk wilayah tersebut.
Energi listrik memanaskan pasir hingga 500°C melalui pemanasan resistif, metode yang mengalirkan arus listrik melalui benda untuk menghasilkan panas.
Konsepnya hampir sama dengan sistem kerja penghangat ruangan, hanya saja, pada bagian ini, pasir yang dipanaskan untuk menjaga energi panas tersebut.
Manfaatnya, pasir adalah media yang sangat efektif untuk menyimpan panas dan kehilangan sedikit energi dari waktu ke waktu.
Para pengembang mengklaim bahwa perangkat mereka dapat menjaga pasir pada suhu 500°C selama beberapa bulan.
Jadi, ketika harga energi lebih tinggi, baterai mengeluarkan udara panas yang memanaskan air untuk sistem pemanas wilayah yang kemudian dialirkan ke rumah, kantor, dan bahkan kolam renang setempat.
Saat ini, salah satu tantangan yang sedang dihadapi adalah apakah teknologi ini dapat ditingkatkan untuk memberikan perbedaan yang signifikan dan apakah para pengembang dapat menggunakannya untuk menghasilkan listrik serta panas.
Masa Depan Inovasi Ini
Tingkat efisiensi kinerja sistem ini jatuh menurun drastis ketika pasir digunakan untuk mengembalikan daya ke energi listrik.
Namun, penyimpanan energi hijau sebagai panas untuk jangka panjang juga merupakan peluang besar untuk industri. Hal ini karena sebagian besar panas proses yang digunakan dalam makanan dan minuman, tekstil, atau farmasi berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.
Saat ini, grup penelitian lain, seperti National Renewable Energy Laboratory di Amerika Serikat, sedang aktif mencari cara mengembangkan pasir sebagai bentuk baterai yang dapat digunakan untuk energi hijau.
Namun, Finlandia adalah yang pertama dengan sistem komersial yang berfungsi dengan baik, yang sejauh ini telah berjalan dengan baik, menurut pria yang telah berinvestasi dalam sistem ini.
"Ini benar-benar sederhana, tetapi kami suka gagasan mencoba sesuatu yang baru, menjadi yang pertama di dunia yang melakukan sesuatu seperti ini," kata Pekka Passi, direktur utama pembangkit listrik Vatajankoski.
"Ini agak gila, jika Anda mau, tapi saya pikir ini akan berhasil," Passi menambahkan.
Advertisement